TFR

View Original

Bisakah orang dengan buta warna mempelajari seni dan desain?

Read in English

Apa kesamaan yang dimiliki Mark Zuckerberg, Eddie Redmayne, dan Christopher Nolan? Ketiganya buta warna parsial dan mereka sukses dengan caranya masing-masing.

Dokter mata Kussulistyaji Aryoputranto (Aryo) mengatakan kepada TFR bahwa prevalensi buta warna di seluruh dunia adalah 8% pada pria dan 0,4% pada wanita. Angka tersebut berbeda di tiap negara

Buta warna biasanya bersifat genetik, tetapi kita juga bisa mengalami defisiensi penglihatan warna karena faktor eksternal, seperti usia, penyakit, cedera, atau obat-obatan yang bisa memengaruhi bagaimana mata kita melihat warna.

Penyebab buta warna akan menentukan tingkat keparahan kasus. Namun, apapun penyebab atau gejalanya, kondisi ini tidak dapat disembuhkan.

Bantuan yang diberikan kacamata dan lensa kontak untuk buta warna pun terbatas. “Lensa kontak maupun kacamata yang diberikan prinsipnya hanya mempertegas kontras di gelombang warna tertentu saja, umumnya warna merah dan hijau.”

Penglihatan warna normal disebut trikromasi. Individu dengan trikromasi dapat menggunakan ketiga jenis sel kerucut reseptor warna, atau, secara umum, melihat banyak warna berbeda. Pada individu dengan buta warna, sebagian atau seluruh sel kerucut ini tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, yang kemudian memengaruhi cara mereka membedakan warna. Kekurangan sel kerucut ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi tiga jenis.

Pertama adalah trikromasi anomali atau lebih dikenal dengan buta warna “merah-hijau.” Individu dengan kondisi ini masih memiliki tiga jenis sel kerucut, tetapi salah satunya tidak berfungsi. Pada dasarnya, hal ini berarti persepsi satu dari tiga warna ini-merah, biru, atau hijau-tidak akan akurat. Mereka akan mengalami kesulitan dalam membedakan ketiga warna tersebut. Warna yang persepsinya tidak akurat tergantung pada jenis kerucut mana yang hilang.

Jenis kedua dikenal sebagai dikromasi atau buta warna "biru-kuning." Artinya, individu dengan kondisi ini hanya memiliki dua jenis sel kerucut yang mampu melihat warna. Satu bagian dari spektrum cahaya (atau rentang warna) tidak dapat dikenali sama sekali. Misalnya, individu dengan buta warna "biru-kuning" mungkin kesulitan membedakan warna hitam dengan berbagai jenis warna merah.

Jenis terakhir adalah monokromasi, yaitu buta warna total atau tidak bisa melihat warna sama sekali. Individu dengan kondisi ini hanya dapat melihat benda atau orang dalam warna hitam, nuansa abu-abu, dan putih yang berbeda.

Ada berbagai jurusan kuliah yang tidak dibuka untuk individu dengan buta warna. Teknik, kimia, dan penerbangan adalah beberapa di antaranya. Menurut beberapa sumber TFR, ilmu sosial, humaniora, dan manajemen adalah jurusan yang direkomendasikan untuk individu dengan buta warna.

Universitas-universitas negeri tidak menerima mahasiswa buta warna untuk jurusan seni. Empat perguruan tinggi negeri yang memiliki jurusan seni, yaitu ITB, ISI Jogja, ISI Bali, dan IKJ, dalam situsnya menyatakan bahwa calon mahasiswa harus menyerahkan surat keterangan dokter mata yang menyatakan bahwa penglihatan warna mereka normal.

Vonezyo Yupanzara Dharomesz atau Zio yang baru saja lulus S2 bidang pemasaran dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menderita buta warna parsial merah-hijau. Pemasaran bukan pilihan pertamanya. Dia harus melepaskan pilihan pertamanya, yaitu desain grafis, karena buta warna.

Hal ini lalu menimbulkan pertanyaan: apakah buta warna sangat memengaruhi kemampuan untuk berkarya?

Dimas Djayadiningrat, sutradara film ternama Indonesia, menderita buta warna parsial. Dalam wawancara dengan Detik pada tahun 2018, dia berkata, "Saya mengetahui bahwa saya buta warna parsial dan itu tidak menghentikan saya untuk terus berusaha. Saya tidak memilih untuk seperti itu. Saya dikasihnya seperti itu, dan parsial juga. Saya masih bisa melihat warna-warna dan mencampur warna, tapi mungkin yang saya lihat berbeda dari yang kalian lihat."

Emanuel Pratalaharja, dosen Universitas Bina Nusantara (BINUS), mengatakan bahwa dalam satu dekade terakhir, dirinya telah menjumpai dua mahasiswa buta warna parsial di BINUS dan Universitas Media Nusantara (UMN). “Saya pribadi telah menyaksikan perjuangan mereka di kelas-kelas di mana warna memainkan peran yang sangat penting, membuat roda warna, gradasi, dan identifikasi nilai warna.”

Namun, menurut Emanuel, bukan berarti mereka tidak bisa menyelesaikan kuliah desain. “Di kelas teori warna, label pada cat bisa membantu mereka. Kami hanya memandu mereka dalam kombinasi yang tepat dan mereka melihat kontrasnya."Dimas Djayadiningrat, a notable Indonesian film director, is partially colour blind.

Foto: Roda warna oleh Liangie Chandra/TFR

Dalam teori warna, ada kombinasi warna yang saling melengkapi: analogi, komplementer, split komplementer, dan triad. Untuk menyederhanakan identifikasi, setiap kombinasi warna didasarkan atas penempatan warna pada roda warna.

Bagi penderita buta warna merah-hijau, warna biru dan kuning adalah warna yang paling menonjol. Meski memiliki keterbatasan, mereka dapat mengaplikasikan warna-warna yang mereka sukai ke dalam karya mereka. Apalagi, dalam teori warna, biru dan kuning adalah kombinasi warna yang menarik.

Ada juga kombinasi warna monokromatik. Facebook, misalnya. Biru menjadi warna dominan di Facebook karena Zuckerberg nyaman dengan warna itu dan dia bisa mengenali berbagai nuansa biru yang berbeda.

Dalam setiap kelas teori warna, akan selalu ada latihan penerapan kombinasi warna pada sebuah karya seni. Memilih kombinasi warna yang menarik adalah hal yang penting bagi desainer. Menggunakan terlalu banyak warna dalam sebuah karya seni tidak disarankan, kecuali memang permintaan khusus atau bagian dari branding.

Buktinya, sebagian besar kombinasi warna pada roda warna di atas memiliki dua hingga tiga warna. Dari segi pencitraan, sebagian besar merek lebih suka memiliki satu warna merek dagang untuk membedakan dirinya dari yang lain, seperti Hermès dan warna jingga, Louboutin dan warna merahnya, serta Tiffany & Co dengan warna robin’s egg blue-nya. Selain itu, desainer jarang menggunakan lebih dari empat warna pada sebuah karya seni untuk mengurangi biaya cetak.

Foto: Ardani dan proyek muralnya

Sedangkan bagi individu dengan buta warna total, Emanuel percaya bahwa mereka masih bisa menciptakan karya karena mereka bisa melihat kontras warna. “Banyak penyandang buta warna menjadi ilustrator dan seniman komik. Mereka tidak harus memiliki kemampuan melihat warna selama mereka bisa menggambar dengan pensil atau tinta,” kata Emanuel.

Meskipun dihadapkan dengan halangan tersebut, Ardani dan Zio tetap berkarya. Ardani (@artdanistudio) pernah mengikuti kelas animasi di Jakarta. “Saya tetap mendekatkan diri saya ke dunia grafis tanpa sebenarnya punya bayangan bahwa saya bisa kerja di sini.”

Foto: Akun Popdaring di Instagram

Ardani akhirnya sadar bahwa kreativitas tidak bisa dipisahkan dari pekerjaan apapun setelah ia berkecimpung di industri kopi. “Kalau kita bicara soal colour blindness saya, saya ngerasa bahwa sebenarnya banyak bagian di seni yang tidak ada hubungannya dengan warna,” kata Ardani.

“Apa yang saya lihat beda dengan apa yang kamu lihat. Akhirnya saya antara menggunakan satu warna atau hitam putih. [Jika saya memilih] Satu warna misalnya merah, saya akan melihat kontrasnya. Seni banyak kaitannya dengan sekeliling.” Ardani juga mengambil proyek mural dan pesanan ilustrasi.

Sementara, Zio bereksperimen di seni grafis digital. “Sejauh ini ketika saya membuat desain atau karya masih ‘aman’ aja mengenai kontras. Tetapi, ada beberapa hal yang mungkin tidak dapat saya lihat pada warna seperti warna pastel.”

Eksperimen Zio membuahkan desain visual dan tata letak akun Instagram miliknya yang menawarkan jasa penyuntingan video dan desain presentasi dengan nama @popdaring. “Saya berusaha untuk memberikan warna menarik dan hasil [pemilihan warna] dari [mata] buta warna parsial ketika saya menciptakan karya,” kata Zio.

Singkatnya, individu dengan buta warna bisa saja mempelajari desain, tetapi akan menjadi tantangan besar bagi mereka. Jurusan seni dan desain lainnya, yaitu seni pertunjukan, film, animasi, dan sejarah seni rupa, bisa menjadi alternatif.


Artikel terkait

See this gallery in the original post