TFR

View Original

Menyoroti PEGGY HARTANTO: Bersinar dalam kesederhanaan

Read in English

Para perancang busana inovatif asal Indonesia semakin bersinar di industri fesyen. Salah satunya adalah Peggy Hartanto, perancang busana asal Surabaya yang memiliki portofolio yang mengesankan - tamat dari Raffles College of Design dan Commerce di Sydney, Australia, masuk ke dalam daftar “30 under 30: The Arts” versi Forbes Asia, dan rancangannya dikenakan oleh selebriti seperti Gwen Stefani dan Gigi Hadid. Peggy tidak hanya sukses dalam menjalankan rumah modenya, ia juga membuka jalan bagi merek-merek ready-to-wear lokal untuk terjun ke kancah internasional.

Image: (from left to right) Petty, Peggy and Lydia Hartanto

Peggy menceritakan perjalanannya kepada TFR dalam membangun rumah modenya. “Awalnya, saya membuat PEGGY HARTANTO untuk membagikan style yang ingin saya miliki, yang saya suka, dan yang ingin saya pakai. Petty (art director dan marketing) dan Lydia (marketing director) kemudian bergabung. Kami semua memiliki style berbeda, tapi kami memberikan masukan berbeda ke merek ini. Inspirasi tiap koleksi berbeda, tergantung dari tema besar yang saya tentukan untuk musim itu, tapi menurut saya, style brand ini selalu merefleksikan diri kami bertiga,” tuturnya.

Ciri khas rancangnnya adalah perpaduan elemen-elemen feminin dan kontras - jumpsuit berwarna cerah dipadukan dengan jas hujan oversized bermotif kotak-kotak, celana berpotongan lurus dengan aksen kerut, serta atasan off-shoulder dengan potongan lengan billowy.

Dilihat dari koleksinya, bisa dibilang busana PEGGY HARTANTO dibuat untuk perempuan berani dan keren. Beberapa karya terbaiknya sangat sederhana, seperti gaun berpotongan lurus yang membentuk lekuk tubuh dengan sedikit bagian terbuka. Busana-busananya menawan tapi ringan; menciptakan nuansa khas dengan warna-warna oranye terang, hitam, hijau gelap, dan biru muda.

Sebagai perancang busana perempuan, Peggy senantiasa menyalurkan jiwa mudanya. Ia membuat pakaian untuk para perempuan yang ingin merasa diberdayakan. Visinya tidak mengenal batas usia, gaya hidup, maupun kepribadian.

Koleksi Spring/Summer 2020 terinspirasi dari kehidupan dan karya seorang surealis asal Meksiko, Frida Kahlo. Ciri khas Frida Kahlo adalah Mexicanidad, yaitu kombinasi elemen-elemen Eropa dan suku asli Meksiko. Peggy memasukkan elemen-elemen itu ke dalam koleksi SS20nya melalui perpaduan warna, garis-garis berani, dan permainan siluet.

Ada celana panjang palazzo dengan pinggang elastis, gaun panjang tanpa lengan berwarna biru dengan detail kerutan bertingkat, gaun dan rok asimetris, serta atasan off-shoulder dengan lengan kembung. Ia juga memasukkan elemen-elemen fungsional tambahan melalui penggunaan kancing dan ikat pinggang.

Ketika dipadukan dengan warna-warna tropis dan alam seperti mint, kuning bunga matahari, dan merah muda cerah, pakaiannya memberikan kesan imajinatif. Penggunaan beragam kain seperti jacquard, katun, crepe, dan twill menciptakan dialog intim antara berbagai siluet dan warna yang eksperimental. Sempurna untuk liburan musim panas dan untuk dipakai di kota. PEGGY HARTANTO membuat pemakainya merasa cantik tanpa susah payah.

Foto: Koleksi PEGGY HARTANTO

Warna-warna berani, rancangan yang solid dengan garis-garis yang jelas, dan penggunan kain dan konstruksi yang inovatif tidak sesederhana kelihatannya. Peggy menjelaskan prosesnya dalam berkreasi. “Semua dimulai dari mood board dan palet warna untuk koleksi baru, tiga sampai empat bulan sebelum tenggat waktu koleksi. Saya akan memilih sebuah ide besar yang membuat saya penasaran pada saat itu. Kemudian, saya akan meluangkan waktu untuk memikirkan topiknya. Saya selalu membawa buku sketsa ke mana pun saya pergi agar saya bisa menggambar setiap ide baru yang muncul. Saya akan mengadakan diskusi singkat tentang style dengan tim desain dan manajemen, lalu kami akan mulai memilih atau mencetak kain yang kami rasa pas untuk style tersebut. Kami akan membuat contoh pakaian, lalu menyesuaikan dan memperbaikinya. Setiap style akan dicoba dan mendapat tanggapan - apakah terasa nyaman di badan, apakah detailnya ada di tempat yang tepat, apakah kantongnya cukup dalam, dan sebagainya. Saat semua sudah selesai, pakaian-pakaian itu akan dikurasi ulang ke dalam koleksi.”

Bagai misteri di industri fesyen saat ini, PEGGY HARTANTO sudah jauh melampaui industri fesyen lokal. Dengan kerja keras dan konsistensi dalam mendorong berbagai batasan, rumah mode tersebut telah menyabet berbagai penghargaan. Lydia membeberkan aspirasi mereka; menembus pasar internasional adalah impian mereka.

“Kami fokus dan berusaha menuju ke sana. Kami bekerja sama dengan sebuah perusahaan hubungan masyarakat di Amerika Serikat, menghubungi media, rekanan, dan influencer, ikut serta dalam berbagai kompetisi fesyen internasional, dan bergabung di Paris Fashion Week untuk menghadirkan showroom PEGGY HARTANTO dua kali dalam setahun, mengikuti berita terbaru mengenai industri, dan sebagainya. Hal yang paling penting menurutku adalah terus berkembang dan menyiapkan diri kalian supaya kalian siap untuk menghadapi tantangan ketika waktu atau kesempatannya tiba.”

Selain pengalaman dalam merancang busana dan menjalankan rumah mode, Peggy juga berkecimpung di bisnis retail. Sebagai salah satu pendiri ARA Jakarta, Lydia mengatakan bahwa pengalaman itu memungkinkan mereka untuk tetap berkomunikasi dengan klien dengan membuka dan menjalankan toko kolaboratif melalui acara, email, atau toko retail.

Perjalanan mereka tidak selalu mulus. Mereka membutuhkan waktu untuk belajar. Seperti yang dikatakan Lydia, “Mendengarkan klien selalu menjadi prioritas kami. Namun, sebagai salah satu pendiri ARA, kami bisa melihat PEGGY HARTANTO dari sisi lain, dari perspektif retail. Ini merupakan pembelajaran besar bagi kami.”


Artikel terkait

See this gallery in the original post

Berita

See this gallery in the original post