TFR

View Original

Usai tren boneka arwah, pengrajin kebanjiran pesanan

Read in English

Belakangan ini, kita banyak melihat selebriti papan atas Indonesia, seperti Ivan Gunawan dan Roy Kiyoshi, yang mengoleksi boneka arwah. Padahal, boneka arwah sudah ada cukup lama, misalnya Luk Thep yang sudah ada sejak abad ke-19. Boneka arwah atau spirit doll merupakan boneka menyerupai bayi yang diberikan makanan dan minuman, serta dirawat layaknya bayi manusia.

Menurut orang-orang yang mengadopsi boneka arwah, boneka tersebut disemayami oleh arwah-arwah bayi atau anak kecil yang telah meninggal. Arwah tersebut dipercaya membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang tidak didapatkan ketika mereka masih hidup.

Sebelum viral di Indonesia, boneka arwah menjadi tren di Thailand. Disebut sebagai Luk Thep yang artinya anak malaikat, masyarakat Thailand memiliki keyakinan bahwa boneka yang dihuni oleh roh atau arwah dapat membawa keberuntungan. Di Thailand, awak pesawat Thai Smile Airways memperbolehkan boneka arwah ikut naik pesawat.

Harga boneka arwah tidak murah. Boneka arwah berukuran 71 cm dihargai $475 atau setara Rp6,8 juta. 

Selain menarik perhatian masyarakat di Indonesia, boneka arwah sempat diangkat ke layar lebar, misalnya dalam film “Annabelle”, yang konon terinspirasi dari kejadian nyata. Boneka Annabelle masih bisa dilihat di The Warren Museum. 

Mengapa orang tertarik dengan boneka arwah?

Menurut psikolog Yunike Balsa Rhapsodia (Balsa), ada beberapa alasan mengapa orang akhirnya tertarik untuk memiliki boneka arwah.

Sebenarnya manusia adalah makhluk yang cenderung untuk memiliki ikatan emosi. Misalnya ketika masih anak-anak, orang tua akan memberikan benda seperti selimut dan boneka sebagai objek transisi mereka ketika harus melakukan suatu hal baru. Hal ini juga bisa terjadi ke orang-orang dewasa, misalnya ketika memasuki lingkungan baru, seperti tempat kerja baru, seseorang akan membawa benda-benda yang menurutnya familiar. Ada beberapa hal yang harus membuat mereka lebih merasa nyaman,” ujar Balsa.

Alasan lain adalah ketika seseorang tidak memiliki kualitas hubungan antar-manusia yang diinginkan. 

Menurut Balsa, memiliki boneka bukan selalu sesuatu hal yang buruk. “Boneka juga bisa dijadikan untuk terapi, misalnya untuk seorang ibu yang ingin memiliki anak atau baru saja kehilangan anaknya. Tapi proses terapi itu juga dilakukan dengan pengawasan psikolog,” jelasnya kepada TFR. 

Namun, ada orang-orang yang tidak mengerti akan boneka arwah anak. Oleh karena itu, pemahaman mendalam sangat diperlukan. 

“Boneka arwah jadi masalah ketika digunakan oleh orang yang tidak benar-benar paham apa konsekuensi dari memiliki boneka tersebut. Selain itu jadi masalah ketika mengganggu hubungan sosial dan emosional dengan manusia lain,” ujar Balsa.

Boneka arwah juga menuai kritik dari berbagai kalangan. Salah satu alasannya adalah tidak adanya jaminan bahwa arwah yang bersemayam di dalam tubuh boneka tersebut adalah arwah bayi atau anak kecil. Selain itu, banyak juga yang menyatakan bahwa memelihara boneka arwah dilarang dalam agama. 

Meski menuai pro dan kontra, tren boneka arwah memberikan keuntungan tersendiri bagi para pengrajin boneka di Indonesia, mengingat banyak orang yang gemar mengoleksi boneka biasa tanpa harus memiliki “isi”. 

Koleksi dan hobi

TFR berbincang dengan Maria Vesty di balik akun Instagram The Doll With Soul yang memiliki kurang lebih 16.000 pengikut. Maria adalah seorang kolektor boneka arwah yang juga menggemari boneka-boneka lain yang terbuat dari porselen dan sejenisnya. Dia bahkan mengoleksi boneka yang dibuat pada tahun 1800-an. 

“Dari dulu itu saya memang suka dengan hal-hal yang berbau mistis, kemudian gaya-gaya gotik gitu,” katanya. Maria bercerita bahwa ia memiliki boneka arwah yang diisi oleh anak kecil. 

“Saya, sih, memberikan mereka permen, tapi saya tidak membawa mereka jalan-jalan seperti yang dilakukan oleh orang lain,” lanjutnya. 

Karir sebagai perias boneka juga dimulainya secara tidak sengaja, yaitu ketika boneka yang dipesannya dari Jerman rusak dalam pengiriman. Ia mencoba memperbaiki boneka itu, yang lalu menarik perhatian penggemar boneka lainnya di komunitas online

“Ini hobi saya yang akhirnya juga menjadi pekerjaan saya,” lanjutnya. Kepiawaian Maria dalam merias boneka menarik Furi Harun, kolektor boneka arwah. Koleksinya pun dikabarkan mencapai ratusan. 

Menjadi seorang perias boneka membutuhkan keterampilan dan kesabaran, karena tidak semua karakter boneka bisa disamakan. Menurut Maria, karakter yang paling sulit untuk dirias adalah karakter-karakter khas Indonesia. Per hari, Maria dapat menyelesaikan lima boneka. 

Memang, merias boneka arwah tidak lepas dari kisah-kisah horor, apalagi terkadang Maria menerima boneka yang sudah ada “isi”-nya. 

“Kadang saja sih, kalau merias boneka-boneka arwah kadang dapat mimpi buruk. Mimpinya berbeda-beda untuk setiap boneka,” Maria melanjutkan ceritanya. Tapi, hal itu tidak membuatnya takut. Sebaliknya, menurutnya sejak memiliki boneka arwah sendiri, mimpi buruk itu tidak datang lagi. 

Maria juga menyayangkan bahwa tren ini hanya tertuju pada cerita-cerita mistis yang akhirnya menyebabkan banyaknya pro dan kontra. Padahal, menurutnya, masih ada sisi lain yang dapat mengapresiasi boneka. 

“Sebenarnya orang juga bisa kok, membeli boneka-boneka seram yang memang tidak ada isinya,” katanya. Untuk setiap boneka, ia mengenakan tarif setidaknya Rp3.500.000. 

Hal serupa dikatakan oleh Vanessa Priscilla, seorang perias boneka asal Probolinggo, Jawa Timur. Vanessa adalah salah satu perias boneka di Indonesia yang kebanjiran pesanan ketika boneka arwah menjadi sebuah tren. 

Vanessa juga sesekali mengerjakan riasan untuk boneka-boneka milik Furi Harun. Sebelum boneka arwah menjadi tren, Vanessa mengerjakan setidaknya tiga boneka per bulan. Saat ini, jumlah pesanan yang ia terima naik dua kali lipat. 

“Sebenarnya pengerjaan untuk setiap boneka itu relatif, misalnya ada satu boneka yang selesai dalam lima hari, ada juga yang selesai sampai dua minggu. Karena ada juga yang sulit mencari wig-nya, atau bajunya rumit untuk dibuat,” tuturnya. 

Vanessa baru mulai menjalani pekerjaan ini pada 2020 silam. Ia didukung oleh sang ibu yang juga memiliki hobi mengoleksi boneka menyeramkan, seperti Chucky. 

“Sulit, sih, untuk merias boneka itu, tapi untungnya saya punya latar belakang menggambar juga, jadinya adaptasinya lumayan cepat,” ceritanya. 

“Untuk setiap boneka juga berbeda-beda harganya, mulai dari Rp2.500.000 hingga Rp5.000.000,” tutupnya. 

Baik Maria dan Vanessa saat ini menikmati pekerjaan mereka merias boneka yang menurut mereka seru, apalagi bisa mengeksplorasi seni. 

Jadi, boneka arwah tidak selalu fokus pada dunia mistis. 


Artikel terkait

See this gallery in the original post

Berita

See this gallery in the original post