TFR

View Original

Menembus batasan fesyen bridal: Pameran fesyen inovatif di Enchanted Moments Wedding Fair

Ditulis oleh Ilman Ramadhanu | Read in English

Cinta mengudara di hotel St. Regis saat platform pernikahan digital Indonesia, Weddingku, menyelenggarakan ekstravaganza pameran pernikahan selama tiga hari bertajuk “Enchanted Moments: an exquisite wedding fair” (EMWF) pada akhir Mei.

Menarik perhatian pasangan yang sedang merencanakan hari bahagia mereka, acara ini menampilkan lebih dari 80 vendor pernikahan dan berbagai kegiatan. Memang, canggung rasanya menghadiri acara ini tanpa pasangan, untungnya, ballroom megah yang dihiasi dengan tampilan dekorasi pernikahan dan lorong-lorong yang dipenuhi dengan gaun pengantin mewah memberikan sebuah distraksi visual. Pameran ini membawa pengunjung dalam perjalanan dari Timur ke Barat melalui perpaduan pengaruh internasional dan kekayaan tradisi Indonesia.

Di lantai bawah, sebuah pesta fesyen diselenggarakan. Panggung peragaan yang cukup besar dibangun di tengah ruangan dengan deretan kursi Chiavari putih berjejer teratur di sampingnya, memberikan suatu efek kontras dengan dekorasi hitam dan emas di ruangan. Runway tersebut merupakan latar belakang dari gaun-gaun pengantin elegan yang dipamerkan.

Bridal adalah salah satu jenis busana yang sering terasa beku dalam waktu. Namun, pada EMWF, para perancang busana yang berpartisipasi menunjukkan peralihan yang menyegarkan dari norma tersebut. Walaupun elemen seperti anyaman manik, renda, dan tulle yang rumit tetap mendominasi, yang benar-benar memberikan kesan adalah siluet-siluet yang progresif, tekstur yang tidak konvensional, serta warna yang memikat, menawarkan sesuatu pilihan yang unik untuk setiap jenis pengantin.

Siluet yang dramatis

Ide siluet klasik seakan-akan diabaikan oleh beberapa perancang busana yang memilih untuk memamerkan gaun-gaun yang mencolok dalam koleksi mereka.

Salah satunya adalah Yefta Gunawan, seorang perancang busana pengantin berpengalaman, yang menggunakan detail bunga untuk menciptakan siluet-siluet unik. Dalam salah satu tampilan, ia memamerkan gaun mini dengan siluet amorf, dengan aksen bunga yang sangat besar dipasang di bagian depan dan dihiasi dengan manik-manik berkilauan, menjadikan gaun ini pilihan inovatif untuk penampilan after party yang mencolok.

Koleksi Yefta Gunawan. Foto resmi oleh Terralogical.

Walaupun demikian, untuk hari pernikahan utama, Yefta masih mengusung rasa keanggunan klasik yang ditambah dengan sentuhan kemegahan. Ini terlihat dalam gaun berpotongan ramping yang dilengkapi train yang terasa tidak ada hentinya serta hiasan yang kompleks. Bordir, manik-manik, dan ruching dibentuk secara cermat membentuk pola bunga, membuat gaun tersebut terlihat dramatis dan lembut pada saat yang bersamaan.

Etiquettewhite juga memamerkan gaun yang mencolok versi mereka, berupa gaun dengan hiasan yang dapat digonta-ganti.

Di tengah acara, seorang model memasuki runway mengenakan gaun renda putih asimetris dengan belahan tinggi. Dengan dramatis, renda itu dilepas sehingga menyingkap gaun “pakaian dalam” di bawahnya.

Sejumlah penjahit kemudian dengan cepat mengelilinginya untuk mengubah gaun tersebut menjadi sebuah ensemble yang benar-benar berbeda dengan leher sweetheart dan rok wrap. Transformasi gaun ini tidak berhenti di situ, karena kemudian gaun tersebut kembali berubah menjadi gaun dengan hiasan manik-manik yang penuh dengan mempertahankan siluet yang sama.

Koleksi Etiquettewhite. Foto resmi dari Terralogical.

Mekanisme gaun ini dapat dianalogikan dengan boneka kertas yang dapat dikenakan berbagai pakaian yang berbeda, tetapi untuk gaun ini, hanya hiasannya yang dapat dimodifikasi. Hiasan-hiasan ini dijahit dengan cermat ke kain transparan yang dapat dengan mudah dipasang dan dilepas.

Konsep ini menawarkan solusi inovatif yang memungkinkan pengantin memiliki penampilan berbeda tanpa harus membayar lebih dari satu gaun. Selain itu, gaun ini memberikan kesempatan untuk momen individualitas yang mengingatkan pada gaun Lady Gaga di Met Gala 2019, bagi para pengantin yang ingin mengganti pakaian saat berjalan di lorong pernikahan.

Sensualitas yang halus

Something old, something new, something borrowed, something sheer and body-con? Perancang busana seperti Christie Basil dan Etiquettewhite mengeksplorasi tingkat keseksian yang berbeda dengan memasukkan unsur-unsur transparan yang sopan, korset, dan pakaian terpisah di dalam gaun pengantin mereka.

Bertajuk "La Silhouette", koleksi Etiquettewhite merayakan keindahan tubuh perempuan dengan memunculkan gagasan bahwa setiap bentuk tubuh adalah indah. Dari segi busana, konsep ini diwujudkan melalui penggabungan elemen lingerie dan korset ke dalam gaun pengantin kontemporer yang dikenakan oleh sekelompok model dengan bentuk tubuh yang beragam. Koleksi ini juga memamerkan pakaian terpisah yang memperlihatkan sedikit kulit, yang membuat keseluruhan koleksi terasa menggairahkan, muda, dan berani.

Dalam koleksi Christie Basil, penggunaan kain transparan yang dominan menciptakan nuansa nyaman, seolah koleksi tersebut melayang dengan ringan. Setiap gaun transparan dalam koleksi ini meluncur dengan anggun di atas runway, yang dengan lembut menonjolkan garis dan kontur elegan para model. Namun, tidak ada bagian dalam koleksi ini yang terasa vulgar; sebaliknya, koleksi ini mencapai keseimbangan yang sempurna antara sensualitas dan kehalusan, yang menjadi bukti keahlian dan selera Christie.

Koleksi Christie Basil. Foto resmi dari Terralogical.

Namun, transparansi tidak selalu berarti keseksian. Sebaliknya, kain transparan sering berfungsi untuk menyoroti rumitnya teknik dan keterampilan pada gaun. Dalam koleksi Christie, kain transparan berperan sebagai kanvas yang memungkinkan bordir yang rumit dan applique bulu yang halus untuk bersinar. Di atas latar belakang ini, hiasan-hiasan tersebut menjadi lebih menonjol, menghasilkan permainan ruang negatif dan detail yang sempurna.

Tidak harus putih

Kebalikan dari kepercayaan populer yang didorong oleh budaya Barat, gaun pengantin tidak harus berwarna putih. Di Indonesia, berbagai tradisi budaya malah sering menggunakan warna dalam pakaian pernikahan. Misalnya, gaun pengantin Sumatera Selatan yang biasanya dihiasi dengan nuansa merah dan emas dan budaya Jawa yang bernuansa hitam dan emas.

Inilah mengapa koleksi Redberry sangat menonjol dengan nuansa merah, emas, dan perunggu yang memikat serta motif batik yang mencolok, di tengah sejumlah perancang yang secara dominan memamerkan gaun putih. Koleksi tersebut terinspirasi dari kain renda, yang sering ditemukan dalam gaun pengantin Indonesia. Koleksi ini menampilkan gaun kebaya yang dikombinasikan dengan kain tapis, batik, dan tenun yang beberapa di antaranya diubah menjadi train panjang dan selendang yang dramatis.

Koleksi Redberry. Foto resmi oleh Terralogical.

Sebagai alternatif, Soko Wiyanto dan Etiquettewhite menambahkan warna-warna cerah pada gaun pengantin kontemporer mereka. Koleksi Soko didominasi oleh gaun berwarna oranye dan kuning, memberikan sentuhan kehangatan dan energi pada runway. Sementara, Etiquettewhite mempersembahkan gaun pengantin putih yang dihiasi dengan motif percikan cat yang memikat.

Alternatif veil pengantin

Dalam beberapa budaya, veil merupakan bagian integral dari sebuah pernikahan, tetapi dalam koleksinya “Ecdysis” (sebuah istilah biologi untuk transformasi), Ivy Atelier berusaha menantang hal ini dengan menyajikan serangkaian alternatif veil avant-garde.

Koleksi Ivy Atelier. Foto resmi oleh Terralogical.

Tampilan pertama memperlihatkan gaun off-the-shoulder yang dipadukan dengan veil yang menutupi mata dan bercahaya saat lampu digelapkan. Dalam koleksi ini muncul lebih banyak veil avant-garde seperti gaun putih dengan lengan bishop yang dipadukan dengan topi berpinggiran lebar yang besar dengan rumbai yang sangat panjang, menciptakan ensemble elegan yang melingkupi bagian atas tubuh model.

Di koleksi lain, Etiquettewhite dan Yefta Gunawan masing-masing mempersembahkan interpretasi inovatif mereka terhadap veil. Mengambil inspirasi dari tren gaun berkerudung yang sedang melanda karpet merah Hollywood, gaya yang sering diasosiasikan dengan rumah mode Alaïa, Etiquettewhite mempersembahkan tudung putih sebagai alternatif veil kontemporer dalam tampilan yang terdiri dari tube top elegan dan rok panjang berkilauan. Sementara itu, tetap setia pada tema bunganya, Yefta Gunawan memperkenalkan pengganti veil yang fashion-forward: topi renang yang dihiasi dengan origami-origami bunga.



Artikel terkait

See this gallery in the original post

Berita terkini

See this gallery in the original post