TFR

View Original

Ai-Da, seniman robot pertama yang tampil di hadapan Parlemen Inggris

Ai-Da, sebuah seniman robot humanoid ultra-realistis pertama di dunia, tampil di hadapan House of Lords pada Selasa, 11 Oktober kemarin. Rupanya, robot berambut pendek ini merupakan bagian dari proyek seni kontemporer yang dimaksudkan untuk mengeksplor potensi artistik dari kecerdasan buatan.

Melansir Art Net (12/10), selama beberapa tahun terakhir, Ai-Da telah membuat beberapa karya yang menarik perhatian publik, seperti potret Ratu Elizabeth untuk merayakan Platinum Jubilee-nya dan "Leaping into the Metaverse", sebuah pameran tunggal di Venesia selama dua tahun ini.

Lantas, saat tampil di Parlemen Inggris kemarin, Ai-Da ternyata tidak tampil sendiri, robot ini ditemani oleh Aiden Miller yang adalah penciptanya, sekaligus seorang seniman dan pengelola galeri seni. 

Ai-Da ditanyai tentang hubungan antara kecerdasan buatan, robot, dan seni. Ia menjelaskan, “Saya tidak memiliki pengalaman subjektif meskipun dapat berbicara tentang di mana saya berada dan bergantung pada program komputer dan algoritma yang sangat tidak hidup. Saya masih bisa menciptakan seni.”

Tak hanya itu, ia juga menambahkan, “Peran teknologi dalam menciptakan seni akan terus tumbuh ketika seniman menemukan cara baru untuk menggunakan teknologi untuk mengekspresikan diri dan merefleksikan serta mengeksplorasi hubungan antara teknologi, masyarakat, dan budaya.”

Menurutnya, teknologi telah memberikan dampak yang besar pada cara masyarakat dalam berkreasi dan mengonsumsi seni itu sendiri. Misalnya, kehadiran kamera yang mengembangkan dunia fotografi dan film kemungkinan akan terus berlanjut di masa depan, tetapi dengan bantuan teknologi baru.

“Tidak ada jawaban yang jelas mengenai dampaknya terhadap bidang yang lebih luas, karena teknologi dapat menjadi ancaman sekaligus peluang bagi seniman,” tegas Ai-Da.

Ai-Da dapat “melihat” dengan bantuan dua kamera, satu di setiap mata, yang terhubung ke sistem penglihatan komputer yang kemudian diinterogasi oleh algoritma kecerdasan buatan. 

Dengan kamera tersebut, robot ini dapat memotret orang-orang yang berada di depannya, termasuk menggambar wajah seseorang, jika insinyur mengunggah gambar untuknya.

Meller menjelaskan selama proses pembuatan Ai-Da pada 2019 lalu, dirinya justru mempelajari banyak hal dan bagaimana bahwa sebenarnya manusialah yang seperti robot. 

“Hal terbesar yang pernah saya lihat, yang benar-benar membawa saya ke inti saya, sebenarnya bukan tentang seberapa mirip manusia Ai-Da, tetapi betapa robotiknya kita. Algoritma yang menjalankan sistem kami sangat mampu dianalisis, dipahami, dan dibuat,” katanya.

Ai-Da dibuat bekerja sama dengan perusahaan robotika Cornish Engineered Arts, dengan algoritma yang dibuat oleh para ahli dari Universitas Oxford. Sedangkan, nama Ai-Da diambil dari pelopor komputer pada abad 19, Ada Lovelace. Di sisi lain, tim di balik Ai-Da berharap robot tersebut akan memancing diskusi tentang masa depan kecerdasan buatan dan robotika.