TFR

View Original

Hadir di Jakarta, musikal Broadway “RENT: The Musical” angkat isu HIV/AIDS

Teater Musikal Nusantara (TEMAN Musicals) bersama Ciputra Artpreneur sajikan adaptasi pertunjukan legendaris Broadway “RENT: The Musical” di Teater Ciputra Artpreneur, pada 25-27 November 2022.

Pertunjukan Broadway ini merupakan karya Jonathan Larson, komposer yang juga menciptakan “Tick Tick… Boom!”. Meski sayangnya, Larson tak sempat menonton karyanya sendiri, lantaran ia tutup usia tepat sehari sebelum pertunjukan “RENT: The Musical” tampil di panggung Broadway pada 1996. 

“RENT: The Musical adalah musikal legendaris dan berpengaruh terhadap sejarah teater dan performing arts di Amerika Serikat dan dunia. RENT mampu menerobos tradisi teater secara gaya, pesan, dan dampaknya,” ujar CEO dan produser TEMAN Musicals Chriskevin Adefrid dalam jumpa pers, Kamis (17/11).

Lebih dari sekedar menampilkan hiburan semata, “RENT” yang telah menjadi salah satu pertunjukan Broadway dengan durasi pentas terlama, yakni 12 tahun (1996-2008) itu, kaya akan pesan sosial.

Pasalnya, pertunjukan yang telah ditampilkan di lebih dari 50 negara itu mengisahkan sekelompok seniman muda yang harus berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kesulitan kemiskinan dan bayang-bayang HIV/AIDS.

“Karangan dari Jonathan Larson ini, diangkat dari sebuah opera bernama La Bohème. Kalau misalnya, di operanya sendiri, mereka adalah poor artist, seniman yang gak punya apa-apa yang mereka berhadapan dengan TBC. Tapi kalau di RENT mereka adalah seniman-seniman muda yang berhadapan dengan HIV/AIDS,” jelas Venytha Yoshiantini, selaku direktur TEMAN Musicals.

Maka, melalui pertunjukan ini TEMAN Musicals membubuhkan kampanye anti diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang terasingkan dari masyarakat.

Lantaran menurut Chriskevin, “HIV/AIDS adalah an ongoing pandemic (pandemi yang masih berlangsung),” dan menjadi problema nyata yang melanda Tanah Air hingga kini. Sehingga pementasan ini diharapkan dapat menularkan semangat optimisme bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

Venytha lanjut menegaskan pesan utama dari pertunjukan Broadway itu, “embrace life to the fullest,” atau jalani hidup sepenuhnya. Sebuah pesan yang juga dianggap relevan dengan kondisi dunia di tengah transisi dari pandemi menuju endemi.

Di sisi lain, hadirnya adaptasi Broadway di panggung lokal ini diharapkan dapat menunjukan potensi industri seni pertunjukan lokal.

“Kami ingin menyajikan musical theatre di indonesia dengan talent locals. Suatu kebanggaan bisa menampilkan pertunjukan berkelas dengan talenta lokal, karena talenta indonesia sangat kompetitif,” pungkas Chriskevin.