TFR

View Original

StockX merespon gugatan produk palsu yang diajukan Nike

Nike menuntut StockX atas dugaan penjualan barang palsu. Perseteruan di antara kedua perusahaan bermula pada Februari 2021 ketika StockX mengumumkan sebuah program yang menjanjikan pengguna untuk dapat menukarkan setiap pembelian sepatu di situs web mereka menjadi sebuah non-fungible token (NFT).

StockX merupakan platform yang mempertemukan penjual dengan pembeli. Sebelum sebuah produk dapat dipasarkan di StockX, perusahaan akan memeriksa keaslian produk tersebut. Bagi StockX, keaslian merupakan nilai yang penting. Penjual yang diketahui menjual barang palsu akan dikenai denda.

Gugatan ini sempat diam beberapa saat. Awalnya, Nike menilai bahwa hanya terjadi penyalahgunaan merek dagang miliknya. Namun, baru-baru ini Nike meningkatkan gugatannya menjadi tuduhan pemalsuan produk setelah berhasil membeli 4 produk tiruan di StockX pada Desember 2021-Januari 2022.

Produk yang menjadi sorotan Nike saat ini adalah "Patent Bred" atau Air Jordan 1 dengan tampilan warna hitam-merah yang mendominasi. Alasannya, meskipun terdapat 8 produk palsu yang dijual, model sepatu tersebut yang paling banyak terjual, yakni sekitar 518 pasang.

StockX telah menanggapi gugatan Nike melalui unggahan Instagram Story pada 11 Mei kemarin. Perusahaan menuliskan bahwa, "Kami sangat memperhatikan aspek perlindungan konsumen dan telah menginvestasikan jutaan dolar untuk menangani penyebaran produk palsu yang dialami marketplace global saat ini." Cacat dalam proses pemeriksaan ini yang kemudian membuat Nike menambahkan poin "pemasaran palsu" dari poin-poin tuntutannya kepada StockX.

Lebih lanjut, StockX menjelaskan bahwa tuduhan Nike tidak berdasar dan hanya dilatarbelakangi oleh rasa penasaran. Pasalnya, tim proteksi merek Nike telah memberikan kepercayaan dalam program otentikasi tim StockX. Selain itu, ratusan karyawan Nike, bahkan di tingkat eksekutif senior, juga menggunakan StockX untuk menjual dan membeli produk.

StockX juga menilai bahwa tuntutan Nike merupakan bentuk kegagalannya dalam memahami marketplace modern.