TFR

View Original

Inditex tutup Bershka, Pull&Bear, dan Stradivarius di China

Inditex telah resmi menutup penjualan lokal retail fashion jenama Bershka, Pull&Bear dan Stradivarius di China. Hal ini melengkapi penghentian operasi jenama-jenama fast fashion tersebut dari pasar fashion lokal China setelah Januari lalu, mereka memberhentikan operasional gerai fisik lokalnya.

Selama seperempat fiskal pertama tahun ini, sebenarnya Inditex telah mengalami kenaikan penjualan dalam skala global sebanyak 36% dan profit sebesar 80%. Namun, melansir The Industry, rupanya China ialah region dengan penjualan terendah, menghasilkan penutupan 67 gerai sejak pandemi COVID-19.

Inditex akan menghentikan penjualan Bershka, Pull&Bear, dan Stradivarius dari Tmall, produk virtual Alibaba yang menyediakan gerai virtual khusus untuk setiap jenama, mulai 1 September 2022. Sedangkan jenama lain yang berada di grup perusahaan yang sama, seperti Zara, Zara Home, Massimo Dutti dan Oysho akan tetap tersedia di pasar lokal China. 

Di sisi lain, pengembangan teknologi termutakhir juga turut dikembangkan dalam dua gerai terbaru Zara. Gerai yang terletak di Changsha dan Chengdu berukuran 32.291 kaki persegi ini diisi dengan layanan pembayaran mandiri dan teknologi baru lainnya. 

Pembangunan gerai-gerai tersebut sejalan dengan strategi terbaru perusahaan retail masif yang berasal dari Spanyol ini pada tahun lalu, yakni menutup 1.200 gerai kecil dan memusatkan perhatian pada toko-toko unggulan dengan skala lebih besar. Data Inditex Annual Report 2021 menunjukkan, penutupan tersebut tidak mengurangi jumlah gerai Inditex dengan 7.490 gerai fisik tersebar di seluruh dunia. 

Tidak hanya itu, penutupan ketiga jenama Inditex ini turut dipengaruhi oleh peningkatan penjualan dan popularitas jenama retail fashion lokal China, sebut saja Peacebird, Urban Revivo dan Mo&Co. Penjualannya melejit dalam platform jual beli seperti Douyin, Pinduoduo, dan Kuaisha. 

Di sisi lain, melansir Yahoo! Yang mengutip dari WWD, Bershka, Pull&Bear, dan Stradivarius kewalahan dalam membaca pasar yang didominasi generasi baru yang teliti atas harga dan perkembangan fashion