TFR

View Original

H&M hingga Zara dituduh batasi peningkatan keselamatan pekerja di pabrik tekstil Pakistan

Dalam memperingati sepuluh tahun kebakaran dahsyat di Ali Enterprise Pakistan yang menewaskan 250 orang, LSM internasional Clean Clothes Campaign (CCC) mengeluarkan sebuah pernyataan.

Lewat sebuah rilis pers, CCC menuduh industri tekstil tak cukup bertindak untuk meningkatkan standar. Padahal, telah banyak terjadi kecelakaan yang beberapa di antaranya fatal, di pabrik tekstil Pakistan.

Tak hanya itu, melansir Fashion United (9/9), diketahui bahwa ternyata ritel H&M, C&A, Bestseller, dan Zara secara khusus menjadi pusat kritik karena mendapatkan sumber dari pabrik yang menentang perpanjangan International Accord untuk kesehatan dan keselamatan di industri tekstil dan garmen.

CCC mengatakan, mereka bersatu dengan kelompok advokasi di seluruh dunia untuk menarik perhatian pada masalah keselamatan yang sedang berlangsung di pabrik-pabrik Pakistan.

Tidak hanya itu, CCC pun secara terbuka memanggil merek, seperti H&M, C&A, Bestseller, dan Zara yang sengaja menunda perluasan Accord yang akan melindungi keselamatan pekerja.

Lebih lanjut, organisasi itu mengatakan, perwakilan merek di Komite Pengarah, termasuk H&M, C&A, Bestseller, dan Inditex, perusahaan induk Zara, “menolak bergabung dengan rekan kerja mereka dalam mendukung inisiasi” meski staf senior di Accord telah merekomendasikan inisiasi program di Pakistan.

Sebaliknya, perwakilan merek-merek tersebut telah mendesak penundaan demi penundaan, ke titik di mana postur mereka menunjukkan bukan kehati-hatian, tetapi penghalang yang disengaja.

CCC bahkan memiliki bukti dari pelanggaran yang berkelanjutan yang tengah berlangsung dalam rantai pasokan merek-merek ini. Organisasi pun menerbitkan data yang menunjukkan insiden baru-baru ini dan risiko keamanan yang dapat dihindari atau diperbaiki dengan memperluas perjanjian ke Pakistan.

“Laporan insiden CCC melukiskan gambaran menakutkan tentang keselamatan pekerja di Pakistan. Tapi yang lebih menakutkan adalah kita tidak tahu sejauh mana sebenarnya pelanggaran keselamatan di pabrik,” kata Ineke Zeldenrust dari CCC.

“Jika merek berhenti menghalangi kemajuan dan setuju untuk mengizinkan Kesepakatan Internasional untuk menerapkan inspeksi pabrik independen di Pakistan, kita dapat mulai memahami renovasi dan perbaikan pabrik yang perlu dilakukan untuk melindungi keselamatan pekerja,” lanjutnya.