TFR

View Original

Para aktor pengisi suara memprotes situs AI yang gunakan suara mereka tanpa izin

Di penghujung 2022 lalu, AI-generated art di media sosial menjadi isu yang dikeluhkan oleh banyak seniman lantaran teknologi tersebut meniru seni yang dibuat oleh kreator asli.

Tidak hanya dalam seni, ternyata kini hal serupa mulai dikhawatirkan oleh para aktor pengisi suara.

Awal pekan ini, melansir Gizmodo, Motherboard melaporkan pengisi suara video game kini diminta untuk menandatangani hak suara mereka ke perusahaan AI voice generator ketika mendapatkan proyek baru.

Beberapa aktor dan pengisi suara bahkan telah menandatangani kontrak dengan klausa yang menyatakan suaranya akan digunakan oleh AI. 

Sedangkan, sejumlah aktor lainnya ternyata justru tidak mengetahui tentang klausa tersebut sampai mereka menandatangani kontrak.

AI voice generator tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran di kalangan aktor pengisi suara lantaran terancam akan kehilangan pekerjaannya untuk kemudian digantikan oleh artificial intelligence (AI).

Perizinan menjadi salah satu permasalahan utama

Fryda Wolff, pengisi suara yang dikenal lewat gim “Apex Legend”, mengatakan kepada Motherboard bagaimana AI-generated voice mengenai pengaruh penggunaan teknologi tersebut ke penghasilan mereka, khususnya aktor pengisi suara yang bekerja untuk pengembang gim dan studio animasi.

“Mereka memanfaatkan kinerja saya dan memberikan suara saya ke AI, kemudian tidak memberikan kompensasi apa pun setelah menggunakannya, bahkan untuk menginformasikan agensi saya,” ujarnya.

Senada dengan Wolff, Sungwon Cho hingga aktor pengisi suara lawas seperti Steve Blum, Kara Edwards, dan Stephanie Sheh bahkan meminta penggemar mereka melalui Twitter untuk menginformasikan para aktor apabila suara mereka digunakan di aplikasi suara AI.

“Saya paham teknologi AI sangat menyenangkan, tapi jika Anda melihat suara saya atau karakter yang saya suarakan ditawarkan di situs tersebut, tolong pahami bahwa saya tidak memberikan izin. Ini sangat tidak pantas,” tulis Blum.

Baca juga: Produk AI Art digugat atas pelanggaran hak kekayaan intelektual


Dalam hal seni dan suara AI, perizinan memang merupakan salah satu yang paling dikhawatirkan baik oleh para seniman maupun oleh aktor pengisi suara. 

Pasalnya, dalam kebanyakan kasus, mereka yang karya atau suaranya digunakan untuk AI tidak menyetujui untuk menjadi bagian dari teknologi tersebut. 

Penggemar atau situs tertentulah yang membuat keputusan tersebut untuk mereka.

Meski masih ada sederet permasalahan, tampaknya tak bisa dimungkiri bahwa AI bakal menjadi bagian dari industri hiburan. Apalagi melihat perusahaan dan studi yang aktif menggunakan teknologi ini.

Aktor pengisi suara terancam doxing

Motherboard turut melaporkan perihal doxing yang mengancam para pengisi suara, mulai dari membagikan alamat rumah hingga informasi pribadi lainnya di media sosial seperti Twitter.

“Saya melihat saya ditandai dalam sebuah unggahan, dan hal yang langsung saya lihat adalah alamat rumah saya, jadi saya sangat terkejut,” ujar Tom yang bekerja untuk Poppy Playtime, dikutip dari VICE (13/2).

Tom menyayangkan hal tersebut dan mengatakan hal paling mengkhawatirkan ialah bagaimana sistem dukungan Twitter untuk menghapus langsung cuitan yang berkaitan dengan informasi tersebut.

“Di samping pencurian identitas, informasi pribadi yang diunggah ke publik dan ejekan rasis, sistem dukungan Twitter membiarkan unggahan tersebut dan akunnya masih tetap ada,” kata Tom.

Dalam beberapa cuitan, pemilik akun yang mengunggah hal tersebut mengaku bahwa audio yang disebarkan diperoleh dari perusahaan suara AI bernama ElevenLabs.

Menanggapi hal tersebut, perusahaan teknologi AI itu mengatakan pihaknya tengah mengeksplorasi keamanan yang lebih ketat pada platformnya.

“Serangan doxing tersebut sangat mengerikan dan tidak seharusnya terjadi. Kami ingin memperjelas bahwa ini tidak dibuat menggunakan perangkat lunak kami atau berkaitan dengan perusahaan kami,” kata pihak perusahaan.