TFR

View Original

Bangunan bulat terbesar di dunia hingga robot debut jadi konduktor orkestra di Korsel

Mengakhiri Kamis (6/7) ini, TFR merangkum kompilasi berita menarik hari ini seputar industri kreatif, dari dunia desain, teknologi, hingga hiburan global.

Mulai dari venue hiburan berbentuk bola yang akan segera dibuka di Las Vegas sampai debut robot sebagai konduktor orkestra di Korea Selatan, jangan ketinggalan informasinya berikut ini!

Venue hiburan yang jadi bangunan bulat terbesar di dunia

Sebuah venue bernama MSG Sphere yang terletak di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) menjadi bangunan dengan struktur berbentuk bola terbesar di dunia. 

Melansir CNN, bangunan tersebut memiliki tinggi mencapai 111.557 meter dan lebar 157.277 meter. 

Tidak hanya itu, teater berbentuk mangkuk yang ada di dalamnya dilaporkan memiliki layar LED dengan tingkat resolusi tertinggi di dunia.

Adapun eksterior bangunan tersebut dilengkapi dengan 1,2 juta layar LED yang dapat diprogramkan menjadi flash citra dinamis, lagi-lagi disinyalir sebagai yang terbesar di dunia. 

MSG Sphere belum dibuka untuk publik hingga saat ini, tetapi pertama kali mencuri perhatian dengan tampilan LED besarnya pada Selasa (4/7) lalu untuk merayakan Hari Kemerdekaan AS.

Ke depannya, eksterior bangunan Sphere akan diramaikan dengan berbagai tampilan animasi dan foto pada siang dan malam hari. 

Sebagai informasi, pembangunan venue ini memakan biaya $2,3 miliar atau sekitar Rp34,6 triliun.

Sphere dapat menampung sebanyak 18.000 orang dan dijadwalkan untuk dibuka pada 29 September mendatang. Venue ini diperuntukkan bagi berbagai pertunjukan musik, seni, hingga film.

Baca juga: Adele larang fans lempar barang, sampai proyek film 45 mainan Mattel

“Peaky Blinders” tegur kampanye Gubernur Florida 

Cast dan kru di balik serial asal Inggris Peaky Blinders mengungkapkan ketidaksenangannya lantaran salah satu karakternya, Tommy Shelby, muncul dalam video kampanye politik Gubernur Florida AS Ron DeSantis.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter resminya pada Rabu (5/7), rekan “Peaky Blinders” yang terdiri dari Steven Knight, Cillian Murphy, Caryn Mandabach Prods., Tiger Aspect Prods, dan Banijay Rights, mengatakan mereka tidak memberi DeSantis izin untuk video kampanye itu.

“Kami mengonfirmasi bahwa footage karakter Tommy Shelby yang digunakan dalam video kampanye Ron DeSantis diambil tanpa izin ataupun lisensi resmi. Kami tidak mendukung narasi video tersebut dan menolak penggunaan konten untuk hal demikian,” demikian penjelasannya, dikutip dari Deadline,  Kamis (6/7).

Adapun video kampanye yang dimaksud digunakan DeSantis untuk menutup Pride month pada Juni lalu. Video itu menampilkan Donald Trump yang mengatakan ia mendukung dan melindungi para LGBTQ. 

Akan tetapi, DeSantis kemudian menyinggung hukum anti-transgender besutannya serta upayanya untuk menghentikan drag events.

Selain Tommy Shelby dari “Peaky Blinders”, video kampanye itu juga menampilkan foto sejumlah ikon budaya pop lainnya, seperti Christian Bale di “American Psycho”, Brad Pitt di “Troy”, hingga Leonardo DiCaprio dari “The Wolf of Wall Street”.

Sebuah robot debut sebagai konduktor orkestra di Korea Selatan

Sebuah robot android bernama EveR 6 mengambil alih podium dalam sebuah penampilan orkestra di Seoul, Korea Selatan pada Jumat (30/6) lalu. 

Ia memimpin penampilan orkestra nasional Korea Selatan sebagai konduktor. Dikutip dari CNN Style, ini merupakan kali pertama sebuah robot berperan sebagai konduktor orkestra di negara tersebut.

Robot dengan dua tangan rancangan Korea Institute of Industrial Technology itu debut di Teater Nasional Korea. 

Sebelum mulai memimpin orkestra, robot itu bahkan menunduk ke audiens dan mulai mengayunkan tangannya untuk mengontrol tempo pada acara yang berlangsung secara live itu.

“Gerakan konduktornya sangat detail. Robot tersebut mampu tampil dengan gerakan sangat rinci, jauh lebih baik dari apa yang saya bayangkan,” ujar Choi Soo-yeol yang memimpin penampilan orkestra tersebut.

Meskipun begitu, robot tersebut memiliki satu kelemahan, yaitu ia tidak dapat mendengar.

Salah seorang audiens yang mempelajari musik tradisional Korea juga mengatakan bahwa robot tersebut kurang dapat terhubung secara kolektif dengan tim orkestra.

Dalam debutnya itu, EveR 6 memimpin tiga dari lima penampilan orkestra. Choi mengatakan, kehadiran robot, termasuk dalam orkestra, dapat membantu dan melengkapi manusia.