TFR

View Original

Eksklusif buku “UNDESIGNED!”: Ketika desain mendobrak batasan berbagai bidang seni

Diana Nazir dan Stephanie Mamonto berkolaborasi menggagas serta meluncurkan buku bertajuk “UNDESIGNED!” pada Rabu (24/1) lalu.

Buku yang dibuat bersama Studio Woork dan didesain oleh Sonya Putri ini bertujuan melampaui paradigma desain tradisional dengan mengeksplorasi pola pikir multidisiplin dan proses kreatif yang menentang ide-ide konvensional melalui paradigma tanpa rancangan, seperti tertera pada judul.

Namun menariknya, “UNDESIGNED!” juga dilengkapi dengan rangkuman gagasan dari para seniman dan pekerja kreatif tanah air. 

Total ada kutipan dari 12 tokoh profesional yang membuktikan bahwa pendekatan undesigned ini dapat mendobrak batasan sekaligus tetap menemukan solusi alternatif untuk diterapkan di berbagai bidang seni.

Sejumlah sosok yang membagikan pandangannya termasuk Adi Panuntun, Danton Sihombing, Dewi Lestari, Dolorosa Sinaga, Garin Nugroho, Giulio Cappellini, dan Hilmar Farid.

Adapun kutipan dari Io Woo, Raul Renanda, Ria Lirungan, Rinaldy A. Yunardi, dan Sandiaga Uno, serta komentar dari Irawan Karseno, Rosan P. Roeslani, dan Triawan Munaf.

TFR berkesempatan untuk membahas lebih dalam terkait seluk-beluk diluncurkannya buku “UNDESIGNED!”. Kira-kira seperti apa proses di baliknya? Mari simak selengkapnya hasil wawancara eksklusif di bawah ini!

Baca juga: Pameran ICAD 13: “Feel-Good Lab” hadirkan karya 54 kreator multidisipliner

Siapa yang pertama kali menggagas buku ini? Seperti apa proses kreatif di baliknya?

“Konsep besar buku ini digagas oleh Ibu Diana Nazir dan pada awalnya mengajak Creative Director Studio Woork, Io Woo dan saya untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai arahan kreatif, baik dari sisi penulisan maupun desainnya,” ujar Stephanie Mamonto dalam wawancara tertulis kepada TFR, Kamis (1/2).

Ia mengatakan bahwa judul ‘provokatif’ pada buku ini dipilih untuk mengungkapkan pikiran dan proses kreatif yang bersifat multidisiplin.

“Kami (saya sebagai penulis, tim Studio Woork, dan juga fotografer Kafin Noe'man) sama-sama melakukan eksplorasi dan menerapkan pendekatan yang jauh berbeda dari praktik kreatif yang kami masing-masing biasa lakukan. Di buku ini, Ibu Diana Nazir berperan sebagai storyteller yang mengenalkan/menyampaikan kembali berbagai perspektif dari para tokoh yang diwawancara kepada audiens.”

Adapun proses penulisan buku “UNDESIGNED!” menggunakan pendekatan berbeda dengan tulisan-tulisan yang pernah Stephanie garap sebelumnya, yakni intuitive writing yang berarti menulis dengan hati dan membiarkan para tokoh berbagi pengetahuannya.

Alhasil, ia dan Diana dapat mengeksplorasi dan menemukan banyak hal baru melalui kisah yang disampaikan para tokoh yang digandeng.

Sementara itu, Diana mengatakan bahwa gagasan yang diusung melalui buku ini merefleksikan pengalamannya selama tiga dekade berkecimpung di dunia desain interior. Pasalnya, kolaborasi antar disiplin ilmu dapat melahirkan sesuatu baru yang tak kalah menarik.

“Saya menganggap setiap proyek sebagai suatu masalah atau tantangan yang membutuhkan penciptaan solusi yang relevan dan membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik. Selain melakukan praktik desain dan memiliki kerangka kerja pemecahan masalah sebagai pemikiran di baliknya, saya pribadi percaya dalam pekerjaan lintas disiplin,” jelas Diana dalam kesempatan yang sama.

Berapa lama proses pembuatannya hingga akhirnya dirilis pada Januari lalu?

Stephanie mengatakan, “Proses pembuatan buku ini kurang lebih memakan waktu 1.5 tahun, dimulai dari ideation di awal bulan Juni 2022. Proses interview dan penulisan buku selesai di akhir tahun 2022 dan di awal tahun 2023 kami melakukan proses desain dan juga foto masing-masing tokoh, serta pengumpulan foto karya atau foto saat para tokoh sedang berkarya.”

Maka, tak heran apabila dalam prosesnya, salah satu tantangan terbesar yang dialami tim “UNDESIGNED!” ialah menemukan kecocokan jadwal dengan ke-12 tokoh tersebut.

Bagaimana proses kurasi tokoh-tokoh yang digandeng untuk melengkapi isi buku ini?

“Proses kurasi tokoh dilakukan dengan memilih para tokoh yang mumpuni di bidangnya, mewakili pentahelix (sebuah model inovatif pengembangan dari model QuadrupleHelix) yang menghubungkan para pelaku/praktisi/bisnis, komunitas, akademisi, pemerintah, dan media untuk menciptakan ekosistem berbasis kreativitas dan pengetahuan,” pungkas Diana.

Ia kemudian melanjutkan, “Saya merasa tertantang untuk menemukan orang-orang yang sepemikiran dengan saya, yang telah menjalani berbagai proses kreatif dalam berkarya yang pastinya seru dan menarik untuk dibagikan.”

Sebelumnya, Stephanie lebih dulu mengajukan sederet nama untuk mengungkap pemikirannya yang selaras dengan konsep besar “UNDESIGNED!”.

Untuk siapa buku ini sebenarnya ditujukan? Pesan apa yang ingin disampaikan ke pembaca?

Diana mengaku ingin dapat menjangkau lebih banyak kalangan, khususnya generasi muda, untuk berbagi beragam perspektif, “Mulai dari pelaku industri, seperti desainer, seniman, akademisi, media, asosiasi, wirausaha, sampai pemangku kebijakan mengenai proses dan praktik kreatif mereka yang sangat luar biasa dan menantang gagasan konvensional.”

Melalui percakapan dengan para ahli di bidangnya, Diana berharap para pembaca bisa terinspirasi dengan paradigma undesigned atau tanpa rancangan versi mereka sendiri.

“Harapannya para UNDESIGNED! People ini dapat menginspirasi bahwa proses berkarya seharusnya bisa terus mengesampingkan batasan, meski tetap berpegang teguh pada kerangka berpikir struktural.”

“Buku ini ditujukan untuk berbagai kalangan, terutama generasi muda yang ingin tahu bagaimana proses kreatif dan cara mengaplikasikan pola pikir multidisiplin di berbagai bidang yang mereka jalani,” tambah Stephanie.

Apakah ada rencana untuk meluncurkan buku lainnya?

“Kami berencana meluncurkan buku selanjutnya dengan konsep besar dan paradigma yang sama (undesigned), hanya saja akan lebih spesifik untuk ilmu atau bidang kreatif tertentu. Rencananya, dalam setahun kami dapat menerbitkan satu sampai dua buku,” tutup Diana.

Sebagai informasi tambahan, buku “UNDESIGNED!” dapat dibeli secara langsung di Art & Science ASHTA District 8, SCBD LOT 8, Ground Floor atau secara online dalam jumlah terbatas dengan harga Rp490.000.

Bagi pelajar dan mahasiswa, kamu berkesempatan untuk memperoleh buku ini dengan harga spesial dengan melakukan pembelian melalui WhatsApp ke nomor +62 812-1033-625 (Sumi), ya!