Eugene Museum in Bali akan dibuka pada 2026, dirancang oleh Andra Matin
Seniman kontemporer Eugene Kangawa akan membuka Eugene Museum in Bali di Tanah Lot, Bali pada 2026 mendatang.
Desain museum itu akan dirancang oleh arsitek ternama Indonesia, Andra Matin, sebagaimana diterangkan dalam video yang dibagikan oleh Eugene Museum.
Dalam video tersebut, Andra Matin membagikan detail konsep bangunan dan mengungkap sketsa museum, hingga wawasan terkait bahan yang digunakan.
Video itu juga menampilkan sang seniman yang membahas perjalanan konsep hingga realisasi museum yang akan berdiri secara permanen di Bali itu.
Bali dipilih sebagai lokasi permanen museum ini karena lingkungannya yang kaya akan alam dan dinamis secara internasional.
Gagasan untuk membuat museum permanen sendiri muncul usai pameran tunggal Eugene di Museum of Contemporary Art Tokyo pada 2021-2022, di mana ia berhasil menarik atensi masyarakat global yang percaya bahwa karyanya harus dipamerkan secara permanen agar dapat diakses oleh semua generasi.
Baca juga: Pameran survei tunggal Patricia Piccinini resmi dibuka di Museum MACAN!
Memadukan alam, seni, dan arsitektur
Nantinya, Eugene Museum in Bali akan menampilkan karya seni permanen Eugene yang akan dipadukan dengan alam, seni, arsitektur. Keharmonisan ini diharapkan dapat dilihat secara mendalam di situs museum seluas 1 ha itu.
Total akan ada lebih dari 10 ruangan yang memamerkan berbagai karya seni, seperti “Golden Rain”, “Infinite Ocean”, dan lukisan besar lainnya.
Adapun lukisan hingga instalasi berskala besar karya Eugene yang akan dipamerkan mengeksplorasi tema-tema seperti cinta dan peluang, cahaya dan bayangan, serta alam atau meta-alam.
Karya pengalaman Eugene di museum itu, yang memadukan alam, fisika, dan filsafat, turut akan selaras dengan keindahan alam yang kaya di kawasan tersebut.
Menariknya lagi, museum ini akan mencakup restoran, perpustakaan, sampai program menginap yang memungkinkan pengunjung membenamkan diri dalam karya-karya Eugene.
Menurut Andra Matin, fokus utama Eugene Museum in Bali adalah untuk menangkap tradisi, budaya, dan jiwa Bali; serta memadukannya secara organik dengan karya seni Eugene.
“Pendekatan arsitektur saya berakar kuat pada rasa hormat terhadap alam, dan saya merasakan ketertarikan yang kuat dengan karya-karya Eugene. Proyek ini dengan hati-hati memadukan seni, perilaku manusia, dan alam, menggabungkan unsur-unsur yang sangat penting bagi kosmologi,” ujar Andra Matin, dalam siaran pers yang diterima TFR.
Ia kemudian melanjutkan harapannya untuk museum ini, “Saya berharap museum ini dapat menjadi tujuan untuk melihat seni dan arsitektur kontemporer yang luar biasa di Indonesia. Tim arsitektur Indonesia dan seniman kontemporer Jepang bekerja sama untuk menciptakan ruang dan pengalaman mendalam melalui teknik yang sangat halus.”
Eugene Kangawa akan hadir di Art Jakarta!
Selain kabar gembira mengenai perkembangan Eugene Museum in Bali, ada kabar lain dari seniman kelahiran Amerika Serikat ini.
Pasalnya, Eugene juga akan berpartisipasi dalam gelaran Art Jakarta usai terpilih dalam seleksi khusus “SPOT”, yang menyorot 10 seniman terkemuka.
Dalam ajang tersebut, Eugene akan memamerkan karya-karya dari seri “White Painting” yang dimulai pada 2017 silam. Serial tersebut menampilkan kanvas yang diberi judul dengan nama-nama individu yang pernah menciumnya.
Seri ini terbagi ke dalam dua versi, yakni yang dilakukan di ruang publik di seluruh dunia seperti AS, Meksiko, Italia, hingga Tiongkok; serta yang difokuskan pada keluarga-keluarga tertentu.
Sampai saat ini, sudah ada lebih dari 600 individu yang telah berpartisipasi dalam seri tersebut, dengan ciuman dan percakapan yang didokumentasikan dengan cermat.
Adapun keikutsertaan Eugene di Jakarta ini menandai debut di Asia Tenggara. Rangkaian ini juga pernah dipresentasikan di AS, Meksiko, Spanyol, Italia, dan lokasi lain.