TFR

View Original

FBI luncurkan aplikasi pelacak karya seni yang dicuri

Lembaga penyelidikan Amerika Serikat, Federal Bureau of Investigation (FBI), luncurkan aplikasi pelacak karya seni yang dicuri.

Melansir CNN (12/4), aplikasi ini bisa digunakan oleh lembaga kesenian, bahkan masyarakat luas, untuk mengawasi perguliran karya seni yang dicuri lewat gawai mereka.

Peluncuran aplikasi dari FBI ini berlangsung pada Senin (10/4) kemarin dan disinyalir menjadi versi aplikasi dari pusat data National Stolen Art File (NSAF) yang merangkum seluruh karya seni dan artefak budaya penting lainnya yang telah dicuri.

Sebagai informasi, aplikasi NSAF ini dapat diunduh secara gratis.

Baca juga: Karya kaligrafi senilai Rp4 triliun dicuri dan dijual seharga Rp360 ribu

Aplikasi bisa digunakan oleh masyarakat umum

Meski awalnya aplikasi NSAF dirancang untuk mempermudah penyelidikan pihak berwenang dan pelaku kesenian dalam kasus-kasus terkait, kini layanan bisa diakses oleh masyarakat luas.

Rupanya, hal tersebut dilakukan agar siapa pun dapat melakukan verifikasi keabsahan suatu artefak seni dan budaya, serta status hukumnya, hanya dalam sentuhan di atas layar gawai.

“Salah satu evolusi terbesar NSAF adalah membuatnya tersedia untuk publik,” ujar Colleen Childers, perwakilan dari program kriminal kesenian FBI dalam keterangan resminya.

“Kini, dengan pembaruan layanan untuk seluler yang telah kami lakukan, kami berharap untuk membuat layanan semakin ramah bagi pengguna,” imbuh Childers.

Layanan menjadi wadah pertukaran pengetahuan

Tak hanya sebagai pelacak pergerakan karya yang hilang, aplikasi NSAF dari FBI juga menjadi wadah pertukaran pengetahuan bagi publik dan juga untuk FBI.

Pasalnya, aplikasi ini dilengkapi kategorisasi karya berdasarkan penjelasan, lokasi, hingga alirannya. 

Selain itu, aplikasi NSAF juga menampung penjelasan tentang karya dan saran dari pengguna yang akan dikirim langsung kepada FBI.

Walau menjadi langkah terbaru dari FBI, ternyata ini bukan inisiasi pertama dari sebuah lembaga penyelidikan. Pasalnya, pada 2014, tim penyelidikan kasus kriminal kesenian Italia, Carabinieri merilis aplikasi yang serupa dengan NSAF FBI ini.

Pada 2021, International Criminal Police Organization (Interpol) bahkan meluncurkan aplikasi ID-Art yang membuat siapa pun bisa mengakses data karya tercuri dari organisasi tersebut, sembari melaporkan kasus serupa lainnya.