TFR

View Original

Pertama di dunia, hotel dengan konstruksi 3D-printed segera hadir di Texas

Teknologi cetakan tiga dimensi (3D-print) kian populer di kalangan desainer hingga proses produksi massal dalam beberapa tahun terakhir. Kali ini, kreasi proses 3D-print datang dari dunia arsitektur, dalam hotel rancangan arsitek Bjarke Ingels.

Berlokasi di Gurun Marfa, Texas, Amerika Serikat, Ingels berkolaborasi dengan startup bernama Icon untuk mencetak struktur 3D bagi bangunan hotel tersebut.

Dilaporkan oleh Architectural Digest (22/3), bangunan hotel 3D-print pertama di dunia ini mengambil tempat di lokasi hotel El Cosmico dengan total luas lebih dari 21 hektar. 

Hotel ini dilengkapi berbagai bangunan berkubah untuk tamu, kolam renang, pemandian dan dapur terbuka, hingga tempat aktivitas kesenian.

“Kolaborasi kami dengan El Cosmico dan Icon memberi kesempatan untuk menguji coba kemungkinan konstruksi terdepan 3D-printed dan melepas batasan konvensional lokasi atau klien,” ujar Ingels.

Sebagai informasi tambahan, melansir HYPEBEAST (22/3), penggunaan teknologi 3D-print telah digunakan dalam sejumlah karya arsitektur lainnya.

Seperti pada “Biohome 3D” oleh para ilmuwan University of Maine, hingga paviliun publik karya Hassell Studio yang terbuat dari plastik daur ulang.

Baca juga: Dubai rancang proyek jalan tol indoor berkelanjutan sepanjang 93 km

Cetakan 3D beri kesempatan arsitek mengeksplorasi desain dengan kompleksitas tinggi

Berbeda dengan proses konstruksi yang biasanya mempertimbangkan kesanggupan manusia dalam menerjemahkan rancangan ke bentuk nyata, cetakan 3D disinyalir dapat menerjemahkan segala bentuk rancangan arsitektur tanpa kesalahan, bahkan desain dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

“Cetakan 3D bisa menerjemahkan data tanpa kesalahan, tidak seperti yang biasanya terjadi dalam pembangunan oleh manusia,” ujar Ingels di SXSW yang digelar bulan ini, dikutip dari Architectural Digest.

Arsitek tersebut turut menyatakan bahwa metode pembangunan futuristik ini hanya mempertimbangkan dua hal utama, yakni, “durasi proses cetak dan jumlah material yang akan digunakan.”

Namun, bukan berarti arsitektur semacam itu sama sekali tidak membutuhkan kerja manusia. Pasalnya, kerja manusia masih dibutuhkan dalam proses perancangan dan pengawasan proses cetak.

Terlebih lagi, penyusunan konstruksi serta printilan listrik, saluran air, dan lain sebagainya, belum bisa dikerjakan oleh mesin.

Ragam keunggulan lainnya dari konstruksi hasil cetakan 3D

Menurut Icon, struktur bangunan 3D-printed memiliki beragam keunggulan dibanding metode pembangunan konvensional.

Betapa tidak, metode cetakan desain ke bentuk tiga dimensi itu membuat prosesnya menjadi lebih cepat, meminimalisir limbah pembangunan, serta menghasilkan material yang 350% lebih kokoh dari konstruksi tradisional.

Lebih lanjut, Icon mengklaim struktur 3D-printed juga lebih ramah lingkungan

Salah satunya, meminimalisir penggunaan pendingin atau pemanas ruangan, karena bahan seperti semen memiliki masa panas yang tinggi yang membuat suhu di dalam bangunannya harus disesuaikan untuk kenyamanan pengguna.

Akan tetapi, material 3D-printed tidak sepenuhnya sempurna. Mengingat proses cetaknya menghasilkan gas emisi yang begitu besar. Lantas, klaim ramah lingkungan masih harus diinvestigasi.