TFR

View Original

Seni rupa dua dimensi: Pengertian dan teknik cetak karya seni grafis

Seni grafis merupakan media seni rupa dua dimensi yang dibuat melalui teknik cetak, baik manual maupun digital. Teknik cetak ini memungkinkan pelipatgandaan karya lewat proses cetak dari lembaran plat.

Istilah grafis sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘graphein’, yang memiliki arti menulis atau menggambar. Sedangkan dalam bahasa Inggris, ‘graph’ atau ‘graphic’ memiliki arti image yang dibuat lewat torehan atau goresan. 

Media seni grafis sendiri biasanya dibuat di atas kertas, dengan gambar yang berasal dari torehan di atas permukaan plat dengan berbagai macam bahan, di antaranya adalah papan kayu, logam, lembaran linoleum, atau batu litografi. Selain kertas, melansir Britannica, karya seni grafis terkadang diterapkan bagi karya dengan medium kain, kertas roti, plastik, dan lainnya. 

Selanjutnya, kemungkinan pelipatgandaan tiap karya lewat seni grafis membuatnya menjadi cukup berbeda dengan media seni rupa lainnya. Pasalnya, biasanya orisinalitas seniman dalam karyanya dijaga lewat karya yang hanya ada satu di dunia. Namun dalam seni grafis, seniman bisa membuat banyak hasil cetak dari tiap plat yang dibuatnya.

Akan tetapi, menurut Britannica, hal itu tidak mengurangi keunikan dan kekhasan masing-masing seniman. Lantaran, tiap seniman memilih plat dan mediumnya dengan begitu hati-hati, sesuai dengan bentuk ekspresi yang ingin disampaikan. 

Di sisi lain, seniman grafis juga biasanya membubuhkan nomor edisi dalam karyanya. Semisal seorang seniman mencetak 100 edisi, dalam tiap edisinya akan dituliskan nomor cetakannya, seperti ‘1/100’ hingga ‘100/100’.

Foto: Karya litografi “Sieben Gegenden aus Salzburg und Berchtesgaden Geordnet nach den sieben Tagen der Woche, verbunden durch zwey allegorische Blätter” (Seven Places in Salzburg and Berchtesgaden, Arranged According to the Seven Days of the Week) 1823 | THE MET

Baca juga: “The Theater of Me”, mengenal peran seni rupa melalui 30 tahun kekaryaan Agus Suwage

Mengenal perbedaan istilah cetakan orisinal dan reproduksi

Melansir Britannica, awalnya di era 1700-an, cetak grafis tidak dilihat sebagai karya seni yang berharga, sehingga harganya di pasaran cenderung rendah. Namun, sejak abad ke-19 para seniman mulai memberi tanda tangan untuk menunjukkan orisinalitas karyanya. Sejak itu, cetakan grafis mulai dihargai dunia seni rupa sebagai bentuk karya seni.

Pada 1960, sebuah konferensi bernama International Congress of Plastic Arts memperjelas definisi perbedaan cetakan grafis orisinal dan reproduksi. Pasalnya, kedua jenis itu memiliki arti yang sangat berbeda.

Di satu sisi, cetakan orisinal dibuat dengan plat asli yang digarap oleh senimannya sendiri, dengan menorehkan gambar di atas balok kayu, batu, atau bahan lainnya. Sedangkan, jika plat tidak digarap oleh seniman itu sendiri, maka karyanya disebut sebagai ‘reproduksi’.

Adanya perbedaan antara karya orisinal dan reproduksi ini dapat terlihat dalam hasil cetakan grafis Pablo Picasso. Seniman asal Spanyol itu memiliki dua jenis karya grafis. 

Pertama, cetakan menggunakan teknik etching yang dibuatnya sendiri, disebut sebagai karya orisinal dimana ia tidak memberi tanda tangan. Namun, ada pula karya hasil cetakan yang digarap dengan teknik fotomekanikal bertandatangan, yang disebut sebagai karya reproduksi. 

Foto: Hans Baldung, “The Witches” (1510) | THE MET

Baca juga: Lukisan terkenal Vermeer diklaim tak asli, undang perdebatan museum di dua negara

Ragam macam teknik utama dalam seni grafis

Dalam seni grafis, begitu banyak teknik cetak yang berbeda bagi setiap medium plat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Cukil kayu

Melansir THE MET, cukil kayu merupakan teknik cetak grafis tertua yang melingkupi proses mencukil dengan mata pisau untuk mengukir gambar di atas permukaan balok kayu. Permukaan yang tersisa di balok kayu akan diberi tinta lalu dicetak. Sedangkan area yang telah tercukil, tidak akan menyimpan tinta dan menjadi kosong pada bentuk akhir cetakan.

2. Engraving

Foto: Contoh hasil engraving di atas plat tembaga karya Liz Zanis, “Practice Cloud” (2018) | THE MET/Liz Zanis

Selanjutnya, engraving merupakan proses cetak grafis yang dilakukan dengan menorehkan garis yang membentuk gambar di atas permukaan plat tembaga atau seng. Engraving masuk ke dalam jenis cetak grafis intaglio (cetak dalam) di mana tinta akan masuk ke cerukan hasil torehan, dan tercetak di atas permukaan kertas. 

Baca juga: Tromarama bahas dampak dunia serba digital dalam pameran tunggal "PERSONALIA" 

3. Etsa

Seperti engraving, etsa masuk ke dalam jenis cetak dalam. Namun, tidak seperti engraving yang cerukan plat dibuat langsung oleh torehan mata logam, cerukan pada medium etsa dibuat dari gerusan asam. Etsa biasanya dibuat di atas plat dari besi, tembaga, atau seng.

4. Litografi

Selanjutnya, ada teknik cetak datar yang dikenal sebagai litografi. Litografi merupakan proses pembuatan cetakan grafis planografi, di mana desain digambar di atas batu datar yang kemudian direkatkan ke permukaan kertas lewat reaksi kimia. Selain batu datar, teknik ini juga bisa dilakukan menggunakan plat logam seperti seng atau alumunium.

5. Cetak saring (screen print)

Cetak saring merupakan teknik yang juga dikenal dengan istilah sablon. Teknik cetak saring meliputi proses di mana tinta ditekan keluar dari layar mesh ke permukaan seperti kertas hingga kain. Layar mesh tersebut dibagi menjadi area yang menghalangi tinta serta area terbuka yang menciptakan stensil. Sehingga, area yang terbuka akan menjadi garis dan bentuk akhir yang tercetak.