TFR

View Original

Kerap dibayar tak sepadan, seniman VFX perkuat serikat pekerjanya di 2023

Seniman efek visual (visual effect/ VFX) dalam industri hiburan dari berbagai belahan dunia dikabarkan segera memperkuat serikatnya, VFX Union, sepanjang tahun 2023. 

Kabar berdirinya VFX Union sebenarnya telah beredar sejak pertengahan tahun lalu, namun semangat mereka untuk mendapat keadilan upah dan perbaikan kondisi kerja dalam jangka panjang, kian meningkat lantaran meningkatnya penggunaan VFX dalam layar lebar dan juga tontonan streaming

Kenyataan memilukan atas kondisi kerja seniman VFX itu terbukti pada survei IATSE (International Alliance of Theatrical Stage Employees) yang membawahi VFX Union, dilaporkan VULTURE (13/1)

IATSE sendiri merupakan aliansi dengan fokus terhadap advokasi hak pekerja dalam skala produksi industri hiburan. Akan tetapi, sebelumnya mereka tidak memiliki serikat seniman VFX. 

Merespon survei IATSE,  pengurus dari Animation Guild yang mengadvokasi serikat pekerja VFX, Ben Speight, mengatakan, “Memilukan… dengan strategi tepat yang disusun oleh pekerja VFX sendiri, di tahun depan (2023), akan ada kesempatan untuk kemajuan, kesuksesan, dan meluncurkan serikat pertama mereka.”

Baca juga: Sekelompok seniman VFX kecam Marvel terkait buruknya sistem kerja dan gaji rendah

Kerja seniman VFX dalam industri

Melansir CBR (15/1), diperkirakan bahwa jumlah pekerja VFX dari seluruh dunia mencapai 31.000-117.000 orang dari 32 rumah produksi berbeda di seluruh dunia.

Nama-nama rumah produksi tersebut mencakup Digital Domain, Framestore, dan Weta Digital yang dikenal atas garapan ciamiknya dalam sejumlah judul seperti, “Titanic”, “Gravity”, dan “The Lord of the Rings”.

Beberapa lainnya yang tidak terikat dalam rumah produksi, menjadi seniman VFX in-house di beberapa perusahaan seperti DreamWorks, Netflix, dan Nickelodeon.

Akibat maraknya penggunaan VFX dalam produk industri hiburan, para seniman VFX dilaporkan bekerja 18 jam per hari, tujuh hari dalam seminggu, dengan upah yang tak sepadan. 

Diperkirakan bahwa para seniman VFX di Amerika Serikat menghasilkan sebesar US$1.300 (sekitar Rp19,5 juta) per minggu, dengan upah paling kecil sebesar US$18,57 (sekitar Rp270.000) per jam.

Harapan serikat seniman VFX 

Melansir Guardian (9/9/2022), meski telah berserikat dan posisinya setara dengan anggota IATSE lainnya, serikat VFX belum berhasil mendapatkan perlindungan, kompensasi, dan keuntungan sepadan atas kerja mereka di bawah kontrak pekerja.

Lantas, peluncuran survei IATSE VFX diharapkan membawa VFX Union ke dalam kesepakatan bersama Aliansi Motion Pictures dan Produser Televisi demi mencapai tujuan mereka.

“Apakah ini tahun kita berserikat? Telah nampak peningkatan kepedulian dari para pekerja VFX (atas hak-hak mereka) di negara ini (Amerika Serikat) serta yang lainnya,” pungkas Ben Speight.