TFR

View Original

Spotify hapus puluhan ribu lagu buatan AI

Spotify telah menghapus puluhan ribu lagu yang dibuat dengan generator kecerdasan buatan (AI) bernama Boomy, perdana dilaporkan oleh Financial Times (9/5).

Penghapusan ini dilakukan Spotify atas kecurigaan penipuan jumlah pendengar dari lagu-lagu Boomy.

Meski jumlah lagu yang dieliminasi cukup besar, rupanya angka tersebut baru menyentuh 7% dari lagu yang diunggah perusahaan tersebut di Spotify.

Kepada INSIDER, Spotify menyebut manipulasi jumlah pemutaran tersebut sebagai, “masalah besar bagi berbagai industri.”

Streaming buatan (artificial) merupakan isu berkepanjangan dari seluruh industri, dan Spotify tengah berupaya memberantas hal itu dari seluruh layanan kami,” jelas perwakilan Spotify kepada INSIDER. 

“Ketika kami menyadari masalah potensial dari manipulasi streaming, kami berusaha mengurangi dampaknya dengan mengambil tindakan yang mungkin mencakup penghapusan lagu dan pemotongan royalti,” lanjutnya.

Sebagai informasi, pada April lalu, CEO Spotify Daniel Ek sempat menyampaikan kekhawatirannya atas lagu buatan AI, dan menegaskan rencananya di Spotify untuk, “mengambil posisi,” untuk melindungi para kreator, dengan tetap mendukung inovasi di platformnya.

Baca juga: Seniman hingga jurnalis buat petisi untuk lawan penggunaan AI dalam karya seni dan tulis

Boomy, generator lagu oleh AI yang telah produksi jutaan lagu

Boomy sendiri merupakan layanan berbasis AI yang bisa membuat alunan lagu mulai dari rap hingga lo-fi, yang kemudian dirilis ke streaming platform termasuk Spotify. Dari setiap lagu buatannya yang diputar, Boomy disinyalir mendapat bayaran royalti musiknya.

Menurut situs resminya, Boomy yang baru diluncurkan pada 2021 tersebut, telah menggenerasi 14,5 juta lagu. Bila klaim itu benar, lantas lagu buatan AI dari Boomy menempati 14% dari seluruh musik rekaman yang ada di dunia.

Merespons tindakan Spotify, Alex Mitchell, pendiri dan CEO Boomy, menepis tudingan manipulasi pemutaran. 

“Dukungan bagi musisi dan kreator lainnya yang menggunakan Boomy adalah prioritas utama kami,” jelas Mitchell kepada INSIDER.

Ia lanjut mengatakan, “Boomy sangat tegas menentang praktik manipulasi atau pemutaran palsu, dan kami tengah bekerja sama dengan mitra di industri untuk mengurus tudingan itu.”

Kecurigaan aktivitas Boomy turut disoroti Universal Music

Lebih lanjut, menurut INSIDER (9/5), sebelumnya, perusahaan musik global Universal Music telah memberi peringatan kepada layanan streaming musik atas aktivitas mencurigakan lagu-lagu Boomy.

Mereka mengklaim Boomy menggunakan bot untuk meningkatkan data statistik pendengar musiknya. 

Financial Times juga sempat mengabarkan bahwa Universal Music meminta layanan AI untuk tidak melatih perangkatnya menggunakan lagu-lagu milik Universal. 

“(Kepada layanan AI) kamu bisa bilang: “buat lagu yang liriknya seperti Taylor Swift, tapi suaranya menyerupai Bruno Mars, dengan tema Harry Styles”,” ujar sumber terkait kepada Financial Times, menyindir soal AI yang kini bisa membuat lagu dari prompt yang diberikan penggunanya.

“Hal itu membuktikan AI telah dilatih mempelajari kekayaan intelektual para musisi tersebut,” pungkasnya.