Instalasi “Symbiotic Sanctuary” OSTUDIO refleksikan hubungan manusia dan alam

Studio rancang spasial, OSTUDIO, tahun ini ikut berpartisipasi di Bintaro Design District (BDD 2023) dengan menghadirkan karya instalasi seni yang bertajuk “Symbiotic Sanctuary”.

Sekadar informasi, BDD 2023 yang berlangsung di wilayah Bintaro pada tanggal 8-18 November 2023 menjadi wadah kreatif bagi para pelaku seni, arsitek, desainer interior, dan berbagai komunitas.

Hadirkan puluhan karya menarik, BDD kali ini mengusung tema “Envisioning Nature” yakni dialog eco-critical antara manusia dengan alam dan lingkungan binaan.

Salah satu yang menonjol adalah instalasi “Symbiotic Sanctuary” yang bermula dari refleksi terhadap hubungan antara manusia dan alam yang selama ini cenderung tidak seimbang. 

Pasalnya, manusia sering memanfaatkan alam, mengambil sumber daya alam tanpa mempertimbangkan dampaknya, terutama dari tanah yang sebelumnya ditumbuhi pepohonan dan kehijauan.

“Urban population continues to grow rapidly. Spaces are getting limited, what used to be green is slowly decreasing” jadi paragraf awal yang memandu alur instalasi ini. 

Meskipun kalimat ini sederhana, tetapi bisa langsung mengundang kesadaran bahwa ruang hijau di dunia ini semakin terbatas karena pesatnya perkembangan perkotaan.

Bukan sekadar instalasi seni dan ruang refleksi

Dari luar pengunjung bisa melihat sebuah kotak putih dengan narasi agar menengok ke dalamnya. 

Rangkaian tanaman dan bebungaan diletakkan di tengah ruang kotak, disinari dengan lampu sorot yang membentuk bayangan siluet seolah merefleksikan keindahan dan kedamaian hutan rimbun nan sejuk.

Projection mapping dilengkapi audio dari speaker hadir untuk membawa kehidupan ke dalam ruang ini, melalui ilustrasi burung-burung dan kupu-kupu yang beterbangan, berkicau dengan damai.

Melalui pendekatan desain partisipatif, pengunjung memiliki kesempatan untuk 'menyisipkan' elemen-elemen Gobos yang secara implisit dapat merubah kondisi alam. 

Elemen-elemen tersebut merupakan hasil dari jawaban pertanyaan yang diajukan mengenai bagaimana kita manusia telah berpartisipasi dalam mengurangi jejak karbon di alam. 

Dengan begitu, para pengunjung akan diajak untuk menyaksikan langsung konsekuensi dari intervensi manusia yang 'memasuki' ke dalam alam.  

Baca juga: Antara media dan medium seni rupa, ini penjelasan dan berbagai contohnya!

Alhasil, instalasi seni “Symbiotic Sanctuary” tidak hanya menjadi ruang refleksi, tetapi juga panggung bagi kolaborasi aktif antara manusia dan lingkungan.

Selain itu, pengunjung diingatkan bahwa keberadaan manusia berdampak mutlak terhadap alam. Hal ini tercermin melalui respons terhadap sensor yang terpasang di dalam instalasi.

Pasalnya, ketika terdeteksi gerakan manusia terjadi, proyeksi mapping akan menampilkan ilustrasi  burung-burung beterbangan sebagai bentuk respons mereka terhadap intervensi manusia. 

Transformasi proyeksi ini dapat dianggap sebagai 'element of surprise' yang tidak hanya memberikan kejutan kepada pengunjung yang memasuki ruangan, tetapi juga memberikan kebahagiaan bagi banyak dari mereka yang menikmati pengalaman ruang yang melampaui ekspektasi. 

Keunikan dari perubahan proyeksi menciptakan momen yang tak terduga, memancing reaksi positif dari pengunjung yang menikmati sensasi saat suasana jauh lebih dari apa yang mereka harapkan.

Mengenal lebih dekat OSTUDIO

OSTUDIO ialah studio yang didirikan pada 2020 oleh enam perempuan lulusan Arsitektur ITB, yaitu Inas Raras, Aviannisa, Tiffani Rossa, Asmita Puspasari, Arum Larasati, dan Nadia Ayu. 

Dengan berfokus di ranah rancangan arsitektur, interior, grafis, dan multimedia, mereka memiliki spirit untuk mempromosikan prinsip keberlanjutan dan circular design pada tiap proyeknya. 

Tema tersebutlah yang menginspirasi terciptanya instalasi “Symbiotic Sanctuary”, yang bukan diciptakan untuk menjadi sekedar karya, melainkan suatu perjalanan interaktif.

Di mana instalasi tersebut dapat mengajak para pengunjung BDD 2023 untuk merenung tentang bagaimana sebenarnya hubungan manusia dengan alam. 

Selaras dengan pesan yang ingin disampaikan, Dalam penciptaan instalasi ini, OSTUDIO berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperbesar jangkauan dampak positif. 

Salah satunya KREASAE, tim dekorator yang mengusung prinsip sustainability dan menggunakan bunga artificial yang terbuat dari kulit jagung (corn husk) serta kayu sola (sola wood) untuk instalasi ini. 

Ada pula MIZU Landscape, konsultan dan kontraktor lanskap yang menyediakan tanaman-tanaman hidup sebagai bagian dari poin utama dalam instalasi. 

OSTUDIO juga bekerja sama dengan LindungiHutan dalam menyediakan platform donasi pohon sebagai “aksi” untuk membayarkan jejak karbon yang telah dikeluarkan oleh masing-masing individu. 

Selain untuk membawa senyum kepada pengunjung yang datang, OSTUDIO memiliki harapan untuk bisa menggerakan hati pengunjung untuk aktif berkontribusi pada upaya pelestarian alam dan penciptaan lingkungan yang lebih berkelanjutan melalui instalasi seni “Symbiotic Sanctuary” ini.