TFR

View Original

Kontes melinting ganja diadakan di Phuket, Thailand

Phuket Cannabis Cup baru saja digelar pada Sabtu (25/3) lalu di Pamookkoo Hotel di Pantai Kata, Phuket, Thailand.

Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ganja Phuket itu menghadirkan kontes adu cepat melinting ganja, lomba lari, hingga diskusi panel.

Kompetisi itu dimenangkan oleh seorang laki-laki berusia 30 tahun bernama Ativat Janmuangthai yang berhasil melinting satu gram ganja hanya dalam waktu 43 detik.

Ia sukses mencetak rekor sebagai pelinting ganja tercepat di acara yang baru pertama kali digelar itu. Selain mendapatkan gelar tersebut, Ativat juga memperoleh hadiah sebesar 5.000 baht atau sekitar Rp2,2 juta dan sebuah piala.

Selain kecepatan, para juri internasional juga menilai  tampilan ganja, kadar Tetrahydrocannabinol (THC), terpene, rasa, sampai profil genetik ganja tersebut.

Baca juga: Narator film “The Texas Chainsaw Massacre” benarkan rumor dirinya dibayar dengan ganja

Phuket Cannabis Cup digelar untuk mengangkat isu seputar ganja 

Melansir Wionews, rupanya acara tersebut digelar menjelang pemilu Thailand pada 7 Mei mendatang, di mana ganja menjadi salah satu isu besar dalam pemilu di sana.

Lebih dari 1.000 apotik ganja berlisensi beroperasi di Phuket, Thailand, sebuah pulau yang dikelilingi oleh banyak pantai indah dan kerap menjadi tujuan para wisatawan.

Namun, hubungan Thailand dengan ganja terus dipertanyakan. Pasalnya, negara tersebut tidak memiliki undang-undang yang cukup komprehensif untuk meregulasi penggunaan ganja di sana.

Inilah yang kemudian membuat para advokat ganja di Phuket menginisiasi Phuket Cannabis Cup agar suaranya dapat didengar.

Presiden Asosiasi Ganja Phuket, Poonwarit Wangpatravanich, mengantisipasi bahwa setelah pemilu nanti, undang-undang yang mengatur penggunaan ganja akan segera disahkan.

“Bayangkan apa yang akan terjadi apabila orang-orang datang ke Thailand hanya karena ganja. Kita akan mengalami peningkatan GDP dari pariwisata di seluruh Thailand. Pemerintah akan sangat senang!” ujarnya, dilaporkan oleh Reuters, diterjemahkan dan dikutip melalui Wionews, Selasa (28/3).

Di sisi lain, ganja timbulkan kekhawatiran

Sementara itu, oposisi Thailand telah mengungkapkan kekhawatirannya bagaimana penggunaan rekreasi ganja dapat mengancam masyarakat dan anak-anak muda.

Secara umum, ganja digunakan untuk tujuan medis atau rekreasi. Namun, ganja dapat menimbulkan efek samping negatif apabila seorang individu telah kecanduan menggunakannya.

Tanaman ini telah dinyatakan ilegal oleh hukum federal di banyak negara, meskipun beberapa wilayah mengizinkan penggunaannya apabila untuk tujuan medis.

Thailand menjadi negara Asia pertama yang mengizinkan penggunaan ganja dalam dunia medis pada Juni 2022, membuat ganja hilang dari daftar obat yang dilarang digunakan atau dijual.

Lebih jauh, pemerintah Thailand mengizinkan penggunaan tanaman ini untuk tujuan kuliner. Di bawah regulasi saat ini, pasien dengan kondisi kesehatan tertentu dapat mengakses ganja untuk perawatannya. 

Kendati begitu, penggunaan secara umum masih dilarang dan dapat menimbulkan penalti bagi pemakainya.