Perselisihan antara Ryan Foundation dengan KAWS akhirnya temukan titik terang

Perselisihan antara The Ryan Foundation (TRF) yang berusaha menutup pameran seni KAWS yang berlangsung di tepi laut Singapura pada November 2021 lalu, akhirnya berakhir dengan permintaan maaf yang diberikan kepada studio kreatif AllRightsReserved (ARR), sebagaimana melansir ARTnews (27/9).

Informasi ini diberikan oleh ARR sendiri pada Senin, 26 September kemarin. Pihak ARR menyebutkan bahwa mereka telah memperoleh penyelesaian yang memuaskan setelah berselisih selama 10 bulan.

Kasus telah bermula sejak akhir tahun lalu, sekitar bulan November ketika organisasi nirlaba tersebut mengajukan perintah sementara untuk menghentikan pembukaan “KAWS: HOLIDAY Singapore” dengan alasan pelanggaran hak kekayaan intelektual dan penyalahgunaan informasi rahasia. 

Perintah tersebut untuk sementara memblokir pemasangan pertunjukan, yang menampilkan  patung Companion monumental  oleh seniman berbasis di Brooklyn, Brian Donnelly, juga dikenal sebagai KAWS. 

Tidak hanya itu, perintah larangan ini juga mencakup penghentian seluruh penjualan dan distribusi barang dagangan yang terkait dengan pameran, termasuk iklan yang beredar.

Namun, dua hari setelah mengeluarkan perintah, pengadilan Singapura membatalkan hal ini, menyusul argumen dari tim hukum ARR. Pameran akhirnya dibuka kembali pada 18 November dan TRF diperintahkan untuk membayar biaya hukum ARR. Keputusan ini memperpanas kedua belah pihak. 

TRF mengancam untuk melanjutkan ke pengadilan, sementara ARR menuntut direktur TRF atas pencemaran nama baik. Keduanya pun memutuskan untuk menyelesaikan perkara di luar pengadilan. 

Kesepakatan akhirnya terjalin setelah mediasi yang berlangsung pada 21 September. Lantas, sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, ARR setuju untuk membatalkan gugatan pencemaran nama baik terhadap TRF. Meski tidak jelas apakah yayasan masih harus membayar biaya hukum ARR.

TRF akhirnya meminta maaf atas rasa malu dan/atau kesusahan yang diderita ARR. Informasi ini diedarkan oleh SK Lam, selaku direktur kreatif dan kurator ARR dalam akun Instagramnya. Di sana tertulis bahwa Ryan Su dan Adrian Chan sebagai direktur TRF mengakui tuduhan mereka tidak benar.

“ARR berhak menyelenggarakan dan menyelenggarakan Pameran di Singapura,” bunyi pernyataan tersebut. “Kami mohon maaf atas segala rasa malu dan/atau kesusahan yang disebabkan oleh Tuduhan kepada ARR dan petugasnya.”

Dalam caption unggahan itu, Lam menuliskan “Meskipun pameran pernah terganggu, kami diliputi oleh curahan cinta dan dukungan kolosal untuk pameran dari warga Singapura yang paling penuh kasih & semua pendukung. Kami berharap dapat kembali ke kota dan segera bertemu dengan Anda semua.”