Junji Ito konfirmasi rencana perilisan NFT “TOMIE”

Mangaka horror legendaris, Junji Ito, mengonfirmasi kabar bahwa dirinya akan merilis seri karya NFT. Karya berbasis kriptonya tersebut disinyalir akan mengadaptasi salah satu cerita hitnya, “TOMIE”.

“Dalam memperingati penayangan serial Netflix “Junji Ito: Maniac”, proyek seni NFT dari karya adaptasi “TOMIE” telah dimulai. NFT untuk menghormati Tomie ini akan diluncurkan dan dan dijual mulai November,” tulis penjelasan resmi manajemen Junji Ito pada Jumat (30/9) lewat Twitternya.

Di samping itu, melansir PRTIMES.jp (30/9), menurut rilis resminya, NFT Junji Ito yang akan dijual mencapai jumlah 2.222 dengan menggunakan token aset Ethereum. Visual karyanya akan menjadi campuran antara panel-panel komik asli “TOMIE” dengan artwork Junji Ito diluar komiknya.

Di samping itu, kabarnya platform ANIMETA yang akan menjadi rumah penjualan NFT Junji Ito. 

“Mangaka horror Junji Ito akan merilis seri NFT pertamanya “TOMIE by Junji Ito” pada November. ANIMETA, sebuah wadah trading aset berbasis NFT anime Jepang, tak sabar menanti kerja sama jangka panjang dengan lebih banyak lagi mangaka," tulis cuitan Twitter akun resmi ANIMETA (1/10).

Akan tetapi, tampaknya penggemar Junji Ito tak begitu setuju dengan langkah mangaka kesayangannya ini. Pasalnya, utas cuitan ANIMETA itu justru dibanjiri dengan ungkapan tak setuju para penggemar.

Bahkan, cuitan seorang warganet dengan akun @prideful_***** yang menyatakan ketidaksetujuannya akan ide ini didukung oleh ribuan orang. Betapa tidak, cuitannya dapat lima ribu likes per hari ini (4/10).

“Anda benar-benar tahu bahwa tim manajemennya diyakinkan ke dalam penipuan NFT. Tidak mungkin Junji Ito tahu apa sebenarnya NFT itu. Tim manajemennya mungkin yakin NFT akan menghasilkan banyak uang dengan cepat, bukan karena mereka membutuhkannya," tulis akun itu.

Selain perdebatan soal dampak produk intelektual mahakarya Junji Ito itu, sebagian mempermasalahkan dampak lingkungan dari NFT yang telah menjadi perbincangan sejak karya dalam rantai blockchain tersebut populer, akibat emisi karbon yang dihasilkannya.