CIA beri pendanaan kepada perusahaan yang ingin hidupkan kembali mammoth

Perusahaan modal ventura nirlaba yang didanai CIA, In-Q-Tel, baru saja bergabung dengan Peter Thiel dan Winklevoss Capital untuk mendanai Colossal Biosciences, sebuah perusahaan yang berkomitmen untuk mengkloning Woolly Mammoths dan Thylacine (harimau Tasmania).

Dalam portofolio publiknya, In-Q-Tel telah menambahkan Colossal Biosciences. Pasalnya, perusahaan tersebut sempat menghebohkan publik tahun lalu karena diketahui ingin menghidupkan kembali mammoth, binatang yang telah punah 4.000 tahun yang lalu dalam jangka waktu 5 tahun. 

In-Q-Tel sebenarnya adalah sebuah perusahaan teknologi yang berinvestasi untuk meningkatkan keamanan nasional Amerika Serikat yang telah berusia 20 tahun lebih. Namun, baru sekarang uang pembayaran pajaknya diarahkan pada kebangkitan hewan punah yang direkayasa secara genetik. 

Menurut unggahan blog In-Q-Tel, berinvestasi dalam proyek ini akan membantu pemerintah Amerika menetapkan standar etis serta teknologi untuk teknologi rekayasa genetika.

Tidak hanya itu, proyek ini pun bisa menjaga Amerika selangkah lebih maju dari negara-negara pesaing yang mungkin juga tertarik untuk membaca, menulis, dan mengubah kode genetik.

Melansir Live Science (14/10) dijelaskan bahwa peneliti akan menggunakan alat pengeditan DNA (CRISPR), di mana merek dapat memasukkan karakteristik tahan dingin ke dalam urutan DNA gajah modern, membuatnya secara genetik mirip dengan mammoth berbulu. 

Makhluk yang dihasilkan tidak akan menjadi mammoth, tetapi sebaliknya, itu akan menjadi hewan proxy yang lebih seperti gajah dengan karakteristik seperti mammoth.

Di sisi lain, melansir Gizmodo (29/9), Colossal berpendapat bahwa dengan melakukan "rewilding" makhluk punah seperti itu, maka akan mendukung ekonomi lokal dan membantu menangkis efek perubahan iklim dengan memiliki efek positif bersih pada penyeimbangan karbon.

Meski tak dimungkiri, kritik terhadap hal ini menimbulkan beberapa masalah, seperti pandangan bahwa habitat asli sebagian besar hewan yang punah tidak ada lagi dan bahwa pendanaan yang digunakan untuk de-extinction akan lebih baik diinvestasikan dalam melindungi spesies yang masih ada.