Seniman khawatirkan pencurian karya di aplikasi LensaAI karena tanda tangan

Aplikasi penyunting foto LensaAI tengah menjadi sorotan lantaran dapat menciptakan Magic Avatar yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) dan 10-20 foto pengguna untuk menghasilkan potret AI dalam berbagai gaya.

Akan tetapi, kecurigaan yang muncul di kalangan seniman terkait penggunaan pembuat foto telah menimbulkan kekhawatiran ketika mereka melihat banyaknya tanda tangan yang ditemukan di bagian pojok potret AI yang beredar.

Beberapa seniman mengatakan hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa LensaAI mencuri berbagai karya yang telah disematkan watermark atau tanda tangan para seniman yang selama ini dipakai untuk mencegah tindak pencurian.

Melansir ARTnews, fenomena ini digegerkan oleh sebuah cuitan viral di Twitter yang dilontarkan oleh seorang ilustrator yang menyebut dirinya sebagai Lauryn Ipsum.

“Ini merupakan potret-potret dari LensaAI yang masih memiliki tanda tangan seniman. Ini adalah beberapa tanda tangan yang terlihat dari banyaknya seniman yang karyanya dicuri,” tulisnya.

Kendati sudah membuat khawatir, perusahaan yang menaungi LensaAI, Prisma Labs, mengatakan bahwa tanda tangan yang ditemukan pada hasil potret AI-nya itu tidak terlihat, sehingga tidak bisa dianggap sebagai pencurian.

Pasalnya, AI tersebut tidak mengacu pada dataset foto-foto, namun bekerja dengan cara mempelajari dan meniru gaya lukisan tertentu. 

Menurut Usoltsev, AI yang dipakai aplikasi LensaAI mempelajari bahwa kunci yang menjadi karakteristik sebuah lukisan ialah bagian tanda tangan. Inilah mengapa terdapat tanda tangan yang terlihat samar pada lukisan AI yang dihasilkannya.

“Dalam hal ini, AI meniru lukisan, foto yang secara umum hadir dengan tanda tangan. AI paham bahwa tanda tangan tersebut merupakan gaya fitur bawaan, sehingga ia menirunya,” tulis Usoltsev.

Ia kemudian menambahkan, “Detail tersebut tidak menggunakan bahasa yang sudah ada ataupun mewakilkan tanda tangan seniman tertentu”.

Masih berdasarkan keterangan Usoltsev, mimikri atau tiruan ini tidak termasuk ke dalam kategori pencurian, sebab tidak ada seniman tertentu yang tanda tangannya ditiru pada lukisan AI yang beredar.

Hanya saja, isu yang mungkin terjadi adalah bahwasanya banyak karya para seniman yang dipakai untuk melatih teknologi yang dapat mengancam pekerjaan para seniman.