Jamu akan jadi warisan budaya UNESCO

Budaya sehat jamu pada Kamis (7 April) diajukan dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)  UNESCO. 

Erwin J. Skripsiadi, peneliti yang mewakili Ketua Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu, menjelaskan bahwa pengajuan nominasi budaya sehat jamu telah dilakukan sesuai dengan standar dan kaidah yang ditetapkan oleh UNESCO.

Untuk memenuhi persyaratan yang ada, Erwin mengatakan pihaknya telah melakukan riset budaya, salah satunya melalui pembacaan artefak yang menunjukkan budaya meracik jamu, seperti pada relief candi Borobudur, prasasti Madhawapura, dan prasasti Bendosari.

Tim kerja juga meneliti berbagai serat, seperti Jampi Jawi yang berisi ribuan resep tentang aneka jenis jamu dan serat Centhini yang memuat ensiklopedia jamu.

"Proses riset dilakukan oleh Tim Riset Jamupedia, sebuah lembaga riset dan pengarsipan budaya sehat jamu, di bawah bimbingan konsultan ahli Gaura Mancacaritadipura, sejak Juni 2021," kata Erwin dilansir dari Antara.

Proses riset tersebut melibatkan ratusan pelaku langsung budaya sehat jamu, mulai dari pengrajin jamu dan penjual jamu gendong hingga konsumen jamu yang ada di DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

"Budaya sehat jamu adalah suatu praktik menjaga kesehatan yang bersifat preventif sekaligus promotif. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara," kata Erwin.

Menurut Erwin, jamu adalah warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya; terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi.

"Pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia ke UNESCO akan membuat budaya sehat jamu semakin dikenal di ranah internasional. Ini saatnya jamu menjamu dunia," kata Gaura.