“Art in ruins”: Bagaimana perang Ukraina-Rusia memengaruhi bidang seni budaya

Rumah lelang besar membatalkan penjualan seni Rusia

Sebagai respon terhadap invasi Rusia atas Ukraina, sejumlah rumah lelang besar di London seperti Christie’s, Sotheby’s, dan Bonhams akan membatalkan penjualan seni Rusia. Periode penjualan ini seharusnya diselenggarakan pada Juni dan November seiring dengan berjalannya pekan seni Rusia yang biasanya menargetkan para kolektor kaya Rusia.

Christie's mengatakan bahwa pembatalan penjualan seni Rusia ini disebabkan oleh faktor ketidakpastian karena adanya perang dan persyaratan logistik dan hukum yang rumit. 

Menurut penjual dan penasihat seni, sanksi ini tidak akan berdampak pada pasar seni internasional secara keseluruhan karena jumlah pembeli Rusia telah turun sejak terjadinya krisis keuangan pada 2008. Karya seni Rusia juga hanya mewakili sebagian kecil dari persentase pasar. Pada 2021, Sotheby’s dan Christie’s mencatat penjualan karya seni Rusia hanya menghasilkan £37,7 juta (atau Rp710 miliar), kurang dari 1% dari omset mereka. 

Museum Korea Selatan menolak pengembalian pinjaman karya seni ke museum Rusia

Akibat ketegangan dari invasi Rusia atas Ukraina yang juga telah memengaruhi bidang kesenian, Yekaterinburg Museum of Fine Arts di Rusia meminta salah satu museum di Korea Selatan untuk segera mengembalikan karya seni yang telah dipinjamkan

Karya seni ini termasuk dalam proyek pameran seni keliling dunia berjudul “Kandinsky, Malevich & Russian Avant-Garde”. Pameran tersebut sedang berada di pemberhentian terakhirnya di Korea Selatan yang diselenggarakan di Pusat Seni Pertunjukan Sejong. 

Pameran ini seharusnya diselenggarakan berdasarkan jadwal dari Desember 2021 hingga 17 April 2022, namun pihak museum Rusia meminta museum Korea Selatan untuk mengembalikannya lebih cepat daripada waktu yang telah ditentukan. Namun, permintaan ini ditolak oleh pihak museum Korea Selatan.

Situasi yang sama juga terjadi di Eropa seperti di Milan, di mana 20 karya seni Rusia tidak dikembalikan sebagai bentuk protes. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap invasi Rusia atas Ukraina dan merupakan contoh bagaimana invasi Rusia juga memengaruhi pertukaran budaya.

Kuindzhi Art Museum di Ukraina hancur akibat serangan udara Rusia

Kuindzhi Art Museum yang berada di kota Mariupol, Ukraina, hancur dalam serangan udara yang dilakukan Rusia pada 20 Maret. Berita ini dikonfirmasi oleh situs budaya Ukraina, Local History. 

Museum tersebut dibangun sebagai bentuk dedikasi terhadap seniman realis lokal Arkhip Kuindzhi. 

Melansir ArtForum, Kuindzhi dikenal sebagai seniman berpengaruh di Ukraina dan Rusia. Pada awalnya, ia merupakan anggota the Wanderers, sebuah kelompok seniman realis Rusia abad ke-19, sebelum memutuskan hubungan dengan mereka dan membangun gayanya sendiri. 

Ia juga dikenal atas kemampuannya dalam menggambarkan cahaya dan dalam penggunaan warna. Hal ini ia tunjukkan dalam karya “Red Sunset on the Dnieper”. 

Kepala serikat seniman Ukraina Konstantin Chernyavsky menyebutkan tiga lukisan karya Kuindzhi, yaitu “Red Sunset on the Dnieper”, “Elbrus”, dan “Autumn” telah dipindahkan dari museum itu sebelum pengeboman. Lokasi lukisan-lukisan tersebut saat ini tidak diketahui.

Selain karya milik Kuindzhi, museum yang dibuka pada 2010 ini juga memiliki lebih dari 600 lukisan abad ke-20 karya seniman-seniman Ukraina lainnya.