Life of Gatot the Good Guy, pameran tunggal Godmatter

Melalui tokoh fiktif bernama Gatot The Good Guy dari kota fiktif Karaat, Godmatter membagikan ceritanya. “Karaat adalah amalgamasi dari Kota Jakarta dan Bandung”, ujar seniman visual yang kerap menyuarakan suara masyarakat ini dalam pameran tunggalnya di The Hallway Space.

Godmatter yang sering mengangkat isu sosial, politik dan budaya secara menyeluruh ini menyajikan refleksi atas isu dan kejadian yang terjadi di antara kedua kota tersebut. Kita dapat menjumpai Gatot dalam beberapa sudut area publik Kota Bandung. Visual yang menggunakan garis tegas dan warna kontras diadopsi dari gaya komik-komik klasik Eropa, menjadi ciri khas Godmatter dalam menyampaikan pesan yang “menyentil” dengan nada bahasa yang sarkastis dan komikal.

"Menurut saya karakter jester badut bisa menyampaikan "sentilan-sentilun" dengan pendekatan komedi dan sarkas yang ‘menyenangkan’, sesuai dengan kritik-kritik yg dilayangkan badut-badut kerajaan pada masa lalu," jelas Godmatter tentang pemilihan figur badut sebagai karakter buatannya.

Pameran “Life of Gatot the Good Guy” pada 11-18 Juni tersebut menghadirkan karya-karya Godmatter yang mencerminkan potret fenomena sosial. Medium berkarya yang digunakan Gatot beragam, mulai dari gambar manual, print digital, hingga karya tiga-dimensional berupa action figure

Karya-karya Godmatter yang biasanya ditemukan di ruang publik dan lini instagram diubah format menjadi karya dalam ruang pameran. “Ketika di ruang pamer, Gatot dan Godmatter bisa lebih mengembangkan praktik artistiknya, baik secara visual maupun gagasan. Karena sepertinya berbeda dengan ruang publik di mana ruangnya dimiliki oleh audiens. Dalam ruang pameran, Godmatter membangun ruang dan kenyataan baru di dalamnya,” jelas Godmatter.

Sejumlah agenda lainnya diinisiasi Godmatter untuk melengkapi pameran, seperti “Gotta Catch ‘Em All!” di mana Godmatter memasang visual Gatot di berbagai tempat sekitar Pasar Kosambi Bandung untuk meningkatkan kepekaan terhadap tokoh Gatot dan rentetan pameran. Dalam kampanye tersebut, Godmatter mengajak audiens untuk “menangkap” visual Gatot dengan kamera gawainya.

Selama pameran berlangsung, Godmatter mengumpulan donasi mainan dan akan disalurkan melalui komunitas pekerja Badut yang telah dikenalnya sejak lama. Komunitas tersebut pun tidakl hanya menjadi perkumpulan berbasis profesi. Secara berkala mereka kerap melakukan program sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, seperti korban bencana. Dalam agenda-agenda program sosial selanjutnya, mainan yang terkumpul dari pameran Godmatter akan disalurkan bersamanya.