Pemerintah Spanyol gunakan foto perempuan tanpa izin untuk kampanye body positivity

Memasuki musim panas, pemerintah Spanyol bermaksud mengadakan kampanye agar perempuan dapat menikmati keindahan pantai, tanpa mengkhawatirkan bagaimana tubuh mereka terlihat ketika mengenakan pakaian renang. Namun sayang, kampanye ini tidak berjalan mulus.

Melansir VOA News, ketiga perempuan mengungkapkan bahwa mereka percaya fotonya digunakan tanpa izin dalam foto kampanye body positivity tersebut, bahkan diedit tanpa izin mereka. 

Sian Garen-Lord, salah satu perempuan dalam foto itu yang kaki palsunya dihilangkan mengungkapkan, “Menggunakan foto saya tanpa izin adalah satu hal, tetapi mengedit tubuh saya, mengedit kaki palsu saya adalah hal yang lain. Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa, tetapi itu sangat salah.” 

Tak hanya itu, ada Juliet FitzPatrick yang adalah seorang penyintas kanker, menjelaskan bahwa foto wajahnya telah diedit dan digabungkan dengan badan seorang perempuan yang mengalami mastektomi.

Pasalnya, perempuan dalam foto tersebut telah menjalani mastektomi sebanyak satu kali, sedangkan aslinya FitzPatrick telah menjalani proses itu sebanyak dua kali.

“Tampaknya sangat bertentangan,” terang FitzPatrick. “Bagi saya, ini tentang bagaimana tubuh saya telah digunakan dan diwakili tanpa izin saya,” tambahnya.

Pendapat FitzPatrick tersebut diperkuat dengan keterangan dari Ami Barwell, seorang fotografer yang mengaku mengambil foto FitzPatrick bersama dengan perempuan lain kala itu. Menurut sang fotografer, “Saya pikir orang yang membuat foto ini telah melihat galeri saya dan menyatukannya.”

Perempuan lainnya, Nyome Nicholas-Williams yang digambarkan menggunakan bikini turut menjelaskan bahwa representasi dirinya dalam foto tersebut diambil dari unggahan akun Instagramnya tanpa izin.

Selain menggunakan foto tanpa izin, seniman di balik pembuatan karya “The summer is also ours”, Arte Mapache juga disebutkan telah menggunakan tipografi tanpa izin. Ia mengira tipografi tersebut gratis.

Melansir CNN, menanggapi kasus ini, sang kreator di balik foto kampanye tersebut telah meminta maaf terkait kelalaiannya dalam memperoleh izin penggunaan foto dan tipografi tersebut.

“Mengingat dan dibenarkan kontroversi atas hak gambar dalam ilustrasi, saya memutuskan cara terbaik untuk menebus kerusakan yang mungkin dihasilkan dari tindakan saya adalah membagikan uang yang saya terima atas pekerjaan itu dan memberi bagian sama kepada orang di poster itu,” ucap Mapache.

Selaras dengan hal itu, Mapache mengaku ia dibayar sebanyak $4,600 untuk mengerjakan kampanye ini.

“Saya tak pernah bermaksud menyalahgunakan foto mereka, melainkan mentransfer ke ilustrasi saya inspirasi bahwa perempuan seperti Nyome Nicholas, Raissa Galvo adalah bagi saya. Karya dan citra mereka harus dihormati. Terima kasih atas kerja Anda, termasuk dalam kasus ini,” pungkas Mapache.