5 lukisan termahal di dunia, ada yang sampai Rp6,6 triliun!

Bagi sebagian besar kalangan, harga ratusan hingga miliaran juta rupiah untuk sebuah lukisan bisa membuat kepala pusing tujuh keliling. Namun, untuk sejumlah kolektor seni, ‘the sky’s the limit’ dalam hal jumlah uang yang berani dikeluarkan untuk memiliki sebuah lukisan!

Lukisan-lukisan tersebut kebanyakan merupakan lukisan bersejarah yang dibuat oleh para maestro dari masa lampau dan harganya menjulang begitu tinggi ketika dijual oleh balai lelang atau galeri privat.

Namun, bukan berarti berbagai lukisan termahal hanyalah yang usianya sudah ratusan tahun, seperti karya Leonardo da Vinci maupun Rembrandt. Beberapa di antara lukisan termahal yang kini ada, justru berasal dari seniman abad ke-20 seperti Jackson Pollock.

Simak 5 lukisan dengan harga termahal beserta kisah dibaliknya dalam penjelasan di bawah ini!

Baca juga: Simak 3 contoh karya seni rupa modern dan kisah di baliknya

1. Leonardo da Vinci, “Salvator Mundi” 

Foto: Leonardo da Vinci berjudul “Salvator Mundi” (1500) | Wikimedia Commons

Lukisan karya Leonardo da Vinci berjudul “Salvator Mundi” dinobatkan sebagai lukisan yang pernah dijual dengan harga paling mahal oleh sejumlah sumber. Pasalnya, pada 2017 silam, karya ini berhasil terjual di lelang Christie’s dengan harga mencapai $450 juta dolar (sekitar Rp6,6 triliun).

Pembelinya pun tidak memberikan identitasnya, alias anonim. Akan tetapi, New York Times melaporkan bahwa sang pembeli merupakan perwakilan dari pangeran Arab Saudi, Bader bin Abdullah bin Mohammed bin Farhan al-Saud. Alhasil, kini “Salvator Mundi” menjadi milik dari kementerian kebudayaan Arab Saudi. 

Lantas, apa yang membuat “Salvator Mundi” begitu berharga hingga terjual dengan harga yang fantastis? Rupanya, lukisan yang judulnya memiliki arti “Penyelamat Dunia” itu disebut sebagai lukisan paling kontroversial yang pernah ada. Banyak peneliti yang berdebat tentang siapa pelukis di balik lukisan itu, lantaran diduga bukan hanya da Vinci yang menyapukan kuasnya di atas bidang lukisan. Pada 2018, pembacaan dari Louvre menyebut bahwa lukisan dibuat dengan durasi yang sangat panjang, dan bagian lengan serta tangannya menjadi komponen terakhir yang dilukis da Vinci.

2. Willem de Kooning, “Interchange” 

Foto: Lukisan di tengah, “Interchange” (1904-1997) dari Willem de Kooning | Art Institute of Chicago

Kedua, lukisan karya seniman Belanda-Amerika Willem de Kooning bertajuk “Interchange” disebut menjadi lukisan termahal kedua yang pernah terjual. Pada September 2015 silam, lukisan berbahan dasar cat minyak itu dibeli oleh Kenneth C. Griffin dari David Geffen Foundation. Griffin dikabarkan membayar lukisan abstrak tersebut sebesar US$300 juta (Sekitar Rp4,4 triliun).

“Interchange” sendiri merupakan lukisan yang menangkap perubahan gaya berkarya de Kooning menuju abstrak ekspresionisme. Dalam karya ini, sapuan gestural de Kooning membangun komposisi abstrak yang terinspirasi dari figur, pemandangan, dan still life atau benda asli. Menurut sejumlah pembacaan, warna merah jambu di tengah kanvas merepresentasikan sosok perempuan.

Baca juga: Aliran seni rupa modern, berikut 5 contoh dan senimannya!

3. Paul Cézanne, “The Card Players”

Foto: Paul Cézzane, “The Card Players” (1894-1895) | Wikimedia Commons

Melansir VERANDA, pada 1890, pelukis Paul Cézanne membuat serangkai lukisan yang menangkap permainan kartu antara para buruh pekerja masa itu. Serial lukisan berjudul “The Card Players” tersebut menandakan perpindahan gaya berkarya Cézanne yang sebelumnya lebih dramatis dan berwarna-warni.

Meski kebanyakan dari lukisan dalam rangkaian “The Card Players” telah menjadi koleksi museum di berbagai belahan dunia, lukisan dengan dua sosok laki-laki yang mengenakan coat dan topi ini dibeli oleh keluarga kerajaan Qatar pada 2011 seharga US$250 juta (Sekitar Rp3,6 triliun).

4. Paul Gauguin, “Nafea Faa Ipoipo?” 

Foto: Paul Gauguin, “Nafea Faa Ipoipo?” (1892) | Wikimedia Commons

Lukisan berjudul “Nafea Faa Ipoipo?” yang memiliki arti “Kapan kamu akan menikahi aku?”, menjadi salah satu lukisan awal yang dibuat Paul Gauguin ketika mendatangi Tahiti pada 1891 silam. 

Karya Gauguin yang satu ini, berpusat pada seorang perempuan asli Tahiti yang memakai bunga di atas telinganya. Dalam kebudayaan Tahiti sendiri, bunga menggambarkan kesiapan seseorang untuk menikah. Adapun sosok perempuan lainnya di belakang, disinyalir adalah ibu dari sosok yang siap menikah tersebut.

“Nafea Faa Ipoipo” dikabarkan pertama kali dijual oleh seorang pengusaha asal Swiss, Rudolf Staechelin, kepada pembeli asal Qatar dengan harga sebesar US$300 juta (Sekitar Rp4,4 triliun). Akan tetapi, sebuah gugatan hukum pada 2017 mengungkap bahwa lukisan ini dijual seharga US$210 juta (Sekitar Rp3 triliun).

Baca juga: Seni rupa modern dari barat, simak 5 fakta penting dan sejarahnya!

5. Jackson Pollock, “Number 17A” 

Foto: Jackson Pollock, “Number 17A” | Wikimedia Commons

Jackson Pollock yang dikenal dengan teknik “tetesan”-nya, kerap menuangkan emosinya ke dalam lukisan melalui gerakan. Salah satunya dalam lukisan berjudul “Number 17A” yang terjual seharga US$200 juta (Sekitar Rp2,9 triliun) kepada miliarder Kenneth C. Griffin dari David Geffen Foundation pada 2015 lalu. 

Adapun lukisan tersebut, merupakan karya abstrak yang diisi oleh berbagai warna di atas bidang kanvas dan menjadi salah satu lukisan pertama Pollock ketika mengembangkan teknik “drip” yang khas darinya. 

Nah, selain lima karya yang telah disebutkan, karya-karya seperti “The Standard-Bearer” dari Rembrandt, “Shot Sage Blue Marilyn” buatan Andy Warhol, “No.6 (Violet, Green and Red)” dari Mark Rothko, dan “Portraits of Maerten Soolmans and Oopjen Coppit” Rembrandt van Rijn, serta “Water Serpents II” oleh Gustav Klimt, turut masuk dalam deretan sepuluh teratas karya seni berbentuk lukisan termahal.