6 daftar pemenang utama kompetisi SisBerdaya dari DANA dan Ant Group

Belum lama ini, DANA bersama Ant Group baru saja mengumumkan pemenang kompetisi dari program SisBerdaya. Program ini khusus dibuat untuk menggandeng para perempuan pemilik usaha mikro dan ultra mikro di Indonesia.

Hadir sebagai wadah bagi pengusaha perempuan, SisBerdaya memberikan bimbingan langsung kepada pengusaha perempuan untuk mengelola dan mengembangkan bisnisnya. Menariknya, ada lebih dari 2.400 pendaftar hingga terpilih 180 pengusaha perempuan untuk mengikuti program ini.

Dari 180 peserta, DANA kembali memilih dan mengumumkan 30 peserta dengan karya terbaik dari tiap kategori untuk mengikuti kompetisi lanjutan yang telah mereka persiapkan.

Menurut keterangan resmi DANA dan Ant Group, kompetisi ini diikuti oleh berbagai jenis usaha, mulai dari tekstil, kriya, hingga makanan kemasan.

Setelah mengikuti bimbingan dan keterampilan selama bulan Mei 2023, malam final pun dilangsungkan selama tiga hari dari Senin (29/5) sampai Rabu (31/5). Di sini, para peserta berkesempatan untuk mempresentasikan ide bisnis mereka kepada juri, untuk mendapatkan modal tambahan dengan total ratusan juta.

Setelah mempresentasikan rencana bisnisnya, terpilihlah 6 pemenang terbaik dari 30 peserta. Pemenang tersebut dibagi berdasarkan tiga area berbeda, yakni: Area 1 (Kalimantan dan Sumatra), Area 2 (Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, dan Bali), Area 3 (DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Tiga pemenang usaha ultra-mikro meraih hadiah senilai Rp20 juta, sedangkan Rp35 juta untuk pemenang usaha mikro. Siapa saja keenam pemenang itu?

Baca juga: SisBerdaya, program pelatihan pengusaha perempuan dari DANA dan Ant Group, selesai digelar

6 pemenang kompetisi SisBerdaya kategori ultra-mikro dan mikro

Berikut daftar pemenang utama kompetisi SisBerdaya dari DANA dan Ant Group!

Kategori usaha ultra-mikro

1. Efariany, Rumah Bawang Kadedika (Area 1)

Efariany merupakan perintis bawang hitam (black garlic) pertama di Riau. Bisnisnya dimulai ketika dirinya mengalami gangguan kesehatan, dan merasa jauh lebih baik setelah mencoba pengobatan menggunakan bawang hitam.

Namun sayangnya, bawang hitam sangat sulit diperoleh di Pekanbaru, hingga akhirnya terbesit ide untuk memproduksi bawang hitam sendiri. Melewati serangkaian riset dan belajar dari berbagai sumber, Efariany kemudian menjadi perintis usaha black garlic pertama di Riau dengan berdirinya Rumah Bawang Kadedika pada 2018.

SisBerdaya membangkitkan mimpi Efariany agar Rumah Bawang Kadedika menjadi usaha yang mendunia. Sebab, ia berharap orang lain bisa merasakan khasiat black garlic untuk kesehatan seperti yang ia rasakan sebelumnya.

2. Musridawanti, Whantie Collection (Area 2)

Berasal dari Kota Makassar, Whantie Collection mempromosikan berbagai produk seperti pakaian dan kerajinan tangan yang diolah dari limbah plastik. Ia mengaku telah memiliki kecintaan di bidang fesyen sejak lama, dan sering melihat orang-orang di sekelilingnya menjahit hingga membuka usaha jahit.

Sejak itu, Musridawanti mengumpulkan dana untuk membeli mesin jahit sendiri. Setelah belajar teknik menjahit dari penjahit senior, Musridawanti mulai menerima pesanan jahitan dari teman-teman dan tetangga terdekatnya.

Tapi sayang, pandemi membuat bisnisnya mengalami penurunan, hingga ia bertekad untuk mengembangkan usahanya menjadi go-digital dan membuatnya tertarik mengikuti program SisBerdaya.

Kini, Whantie Collection memiliki mimpi untuk membuka serangkaian cabang di berbagai wilayah di Indonesia. Menariknya lagi, Whantie Collection juga telah memberdayakan Ibu Rumah Tangga (IRT) dan pemulung di sekitar rumah produksinya.

3. Romauli Sri Astuti, UliMus (Area 3)

UliMus Bawang Goreng Crispy pertama kali didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan cita rasa bawang goreng, agar dapat disukai oleh setiap orang. Apalagi mengingat bahwa bawang goreng dapat menjadi pelengkap makanan yang mampu meningkatkan cita rasanya.

Dengan niat memperkenalkan bahwa bawang goreng merupakan salah satu pelengkap makanan tradisional khas Indonesia, bawang goreng crispy milik UliMus pun ‘disulap’ menjadi camilan enak dengan berbagai rasa yang cocok untuk dinikmati oleh semua orang.

Setelah mengikuti Sisberdaya, Romauli Sri Astuti bertekad untuk mengembangkan jangkauan pemasaran UliMus Bawang Goreng Crispy secara nasional bahkan internasional. Untuk itu, ia mulai menjual produknya melalui secara digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas sebagai langkah awal mewujudkan impiannya.

Kategori mikro

1. Siti Aswinda, Bakso Makiji (Area 1)

Setelah resign dari pekerjaannya sebagai pegawai swasta, Siti Aswida memutuskan untuk memulai usaha sebagai penjual bakso dengan modal Rp300 ribu dan ambisi yang kuat. Awalnya, ia mengambil pesanan dari teman-teman terdekatnya.

Mendapatkan respon positif membuat tekadnya semakin bulat untuk serius menekuni bisnis ini. Kini, Bakso Makiji  yang berlokasi di Medan semakin berkembang dengan menawarkan 14 variasi bakso yang menggugah selera.

Dengan tagar #BaksoBikinBahagia, Siti hendak menjadikan Bakso Makiji sebagai jawaban dari kesulitan para ibu yang bekerja dan tidak memiliki banyak waktu untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi di rumah.

Melalui program SisBerdaya, ia berharap mampu memiliki lebih dari 150 agen dan reseller yang tersebar di seluruh Indonesia. 

2. Eka Shandy, diTUTA (Area 2)

Limbah ternyata bisa diolah menjadi produk menarik dan menjual, seperti diTUTA milik Eka Shandy, salah satu pemenang kompetisi SisBerdaya. diTUTA berfokus untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang, untuk kemudian diolah menjadi serangkaian kerajinan menarik.

Eka sudah menjajaki dunia kerajinan ini sejak 2016. Awalnya, ia hanya berpartisipasi dalam pameran lokal untuk memamerkan karyanya. Seiring berjalannya waktu, Eka mulai memberikan workshop tenun dan membentuk sejumlah kelompok tenun di beberapa desa di Makassar.

Ide untuk memanfaatkan pelepah pisang membuatnya berhasil menghasilkan berbagai jenis barang seperti keranjang, kipas tradisional, kotak tisu, dan tas. Mengalami transformasi yang signifikan setelah mengikuti program SisBerdaya, Eka memiliki mimpi dan misi untuk menjalankan bisnis ini, agar menjadi sentra anyaman terbesar di area Indonesia Timur.

Untuk itu, dengan ilmu yang didapatkan selama mengikuti program SisBerdaya, ia tak hanya ingin mengembangkan produk dan pemasarannya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja baru.

3. Inne Viryani, Coklat dan Sambal Kurma Riasafood (Area 3)

Kehadiran Coklat dan Sambal Kurma berangkat dari kesadaran Inne Viryani akan pentingnya camilan manis yang sehat, serbaguna, rendah gula, dan cocok untuk dinikmati oleh berbagai kalangan. Ide uniknya ini menghadirkan Riasafood yang menawarkan sambal dan coklat olahan buah kurma.

Inne sendiri telah menjadi reseller coklat keliling sejak masih remaja. Sembari berjualan, perempuan tersebut mulai mengumpulkan modal dan membangun Riasafood. Selanjutnya, berbekal ilmu dan wawasan manajemen bisnis yang didapatkan setelah mengikuti program SisBerdaya, Inne semakin percaya diri dalam menyampaikan ide-idenya dan memperkenalkan bisnisnya kepada publik.

Lebih lanjut, Inne berencana mengembangkan bisnisnya dan memasok produk uniknya ke beragam toko di Indonesia. Tak hanya itu, Riasafood berambisi segera meningkatkan jumlah reseller hingga mencapai 100 orang dan melakukan ekspansi bisnis dengan membuka hingga 30 toko di seluruh Indonesia.

Di samping itu, pemilik bisnis camilan berbahan dasar kurma ini juga berharap dapat mendorong para pengusaha perempuan di luar sana untuk mewujudkan impian kewirausahaan mereka. Inne berpesan, dengan tekad yang kuat, serta konsistensi dalam bekerja, kesuksesan bisnis dapat diraih.