Direktur documenta mundur di tengah kontroversi antisemitisme yang tak kunjung padam

Sabine Schormann memutuskan turun dari posisinya sebagai Direktur documenta, perhelatan seni terbesar dan bersejarah di Jerman, pada Sabtu (16/7). Pengunduran diri Schormann sehubungan dengan kontroversi isu antisemitisme (anti-Yahudi) yang diberikan kepada acara lima tahun sekali tersebut.

Organisasi documenta menjelaskan bahwa para pemegang saham dan dewan pengawasnya telah menghentikan kontrak Schormann melalui pemberitahuan dadakan, sebagaimana dilansir dari DW. Pasalnya, kecaman terhadap documenta fifteen juga diberikan oleh para tokoh Yahudi dan kedutaan Israel di Jerman yang menuntut penurunan Schormann dari posisi sebagai direktur.

Tidak hanya itu, dewan pengawas documenta pada Sabtu lalu juga menyebutkan "kekecewaannya yang mendalam” tentang konten yang dianggap "jelas berisi antisemitisme" dan dikatakan tengah "melanggar batas yang jelas". Namun, hingga hari ini, pengganti Schormann belum diumumkan.

Menteri kebudayaan Jerman Claudia Roth menyambut keputusan pemberhentian Schormann, dilaporkan dalam Frankfurter Rundschau. Pasalnya, bulan lalu Roth memberikan penekanan bahwa documenta akan berada di bawah kendali Pemerintah Jerman sehubungan dengan pertikaian antisemitisme.

Penurunan Schormann disinyalir adalah respon atas eskalasi isu tuduhan antisemitisme terhadap karya "People's Justice" (Keadilan Rakyat) dari kolektif seni Yogyakarta, Taring Padi, sejak dibukanya pada 18 Juni silam. Rupanya, Schormann dianggap membela karya "Keadilan Rakyat" lewat perdebatannya bahwa direktur artistik pameran bebas untuk mengelola pertunjukan sesuai dengan keinginan mereka. 

Kontroversi antisemitisme ini sebenarnya bergulir sejak Januari lalu. Mengutip pernyataan documenta fifteen, hal tersebut memunculkan ketakutan akan censorship, baik bagi direktur artistiknya serta 1.500 seniman dan kolektif yang berpartisipasi dalam salah satu perhelatan seni bersejarah di dunia tersebut.

Dalam laman documenta fifteen pun terungkap tuduhan antisemitisme ini awalnya hadir sejak politisi Jerman mulai menyoroti isu pro-Palestina dan pro-boikot. Setelah itu, dilanjutkan dengan penurunan karya dalam perhelatan seni yang dikurasi oleh kolektif asal Jakarta, Indonesia, ruangrupa.

Beberapa hari sebelum penghentian kontrak Schormann, documenta mengklaim bahwa organisasi nirlaba tersebut tengah melakukan peninjauan terhadap tuduhan dan mengambil tindakan yang tepat. 

Organisasi Jerman ini mengakui adanya kemungkinan kesalahan penilaian terhadap konten yang dipajang dalam perhelatan di Kassel. Pasalnya, documenta mengklaim telah menyediakan ruang terutama bagi Ade Darmawan (ruangrupa) untuk menjelaskan konsep kuratorialnya kepada Komite Kebudayaan Budestag Jerman, yang didukung dengan metode dan prosedur bersama ahli lainnya. 

Di sisi lain, berkaitan dengan karya "People's Justice" dari Taring Padi pun telah ditinjau dengan bantuan sejarawan seni dan tim arsip documenta. Bahkan, pengusutan telah dilakukan dan menurut “kehati-hatian hukum”, diambil kesimpulan bahwa tidak ada tanggung jawab pidana yang harus dijalankan. 

Setelahnya, perdebatan tentang karya boleh jadi bergulir, tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut yang perlu dilakukan selain mediasi. Bahkan, pada 29 Juni lalu, diskusi panel tentang antisemitisme dalam seni telah dilangsungkan dan dilanjutkan oleh diskusi publik lainnya. Pertemuan lain pun terus disiapkan.

Sekadar informasi, sebelum Schormann naik, seorang sejarawan seni Jerman Annette Kulenkampff mengundurkan diri dari jabatan direktur akibat skandal defisit keuangan besar-besaran dari documenta. Schormann pun diangkat sebagai direktur dan pindah ke Kassel pada tahun yang sama, yakni 2018.