Sekitar 60.000 sepatu dari skema ponzi senilai $85 juta akan dijual

Sebulan yang lalu, jaksa federal menuduh pemilik Zadeh Kicks Michael Malekzadeh menjalankan modus penipuan skema ponzi bernilai jutaan dolar yang melibatkan puluhan ribu sepatu dari brand ternama.

Pasalnya, skema ponzi sendiri adalah skema penipuan yang paling sering terjadi, di mana individu akan membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka atau uang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi tersebut.

Melansir Bloomberg (25/8), dilaporkan bahwa 59.780 pasang sepatu di Zadeh Kicks yang bernilai $85 juta telah disita dan akan segera dijual agar dapat mengganti ribuan pelanggan yang tak pernah mendapat sepatunya. Ribuan sepatu itu terdiri dari 48.339 pasang Nike, 4.746 Yeezy, dan 4.626 Adidas. 

Saat ini, perwakilan perusahaan belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait penjualan tersebut.

Di samping itu, sekitar 1.100 sepatu baik yang bekas maupun tidak terpakai dari koleksi pribadi Malekzadeh akan dijual terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan untuk “menguji pasar”.

Pihak berwenang dan pemimpin industri pun memperingatkan bahwa terlepas dari upaya terbaik, jumlah uang yang akan diterima dari penjualan inventaris Zadeh Kicks tak akan mendekati jumlah utang kepada lebih dari 15.000 kreditur, termasuk individu swasta dan lembaga keuangan, seperti PayPal dan AMEX.

Selain itu, mereka yang bertanggung jawab atas proyek ini sedang memutuskan apakah akan menjual sepatu dalam jumlah besar atau melalui berbagai platform penjualan kembali. Pasalnya, diskusi dengan pembeli potensial pun telah dimulai. Akan tetapi, tanggal penjualan masih belum ditentukan.

Di sisi lain, Malekzadeh yang berusia 39 tahun masih terus mengaku bahwa ia tidak bersalah atas tuduhan pencucian uang, penipuan kawat, dan konspirasi untuk melakukan penipuan bank. 

Zadeh Kicks yang beroperasi selama sembilan tahun dan ditutup pada Mei lalu, diduga mengantongi lebih dari $70 juta dari pra-penjualan Air Jordan 11 “Cool Grey” saja. Lebih lanjut, perusahaan tersebut juga dituduh melakukan pemalsuan di aplikasi pinjaman uang sebesar lebih dari $15 juta.