Christian Louboutin menang atas China terkait merek dagang sol merahnya

Rumah mode Louboutin akhirnya diputuskan memenangkan pertarungan melawan merek China Wanlima atas perebutan merek dagang (trademark) terkait dengan sol merah ikonik pada sepatu heelsnya. Persidangan itu berlangsung di Pengadilan Kekayaan Intelektual Beijing, pada Jumat (9/9) lalu.

Jenama sepatu mewah Prancis Louboutin mulanya menuntut merek Wanlima yang memproduksi produk sepatu heels dengan sol merah, yang diklaim sebagai peniruan. Rupanya, produk-produk mereka Wanlima itu dipasarkan di beragam gerai online dan fisik seperti Tmall di China. 

Louboutin menyasar Wanlima atas penyalahan aturan Hukum Anti Persaingan Tidak Sehat. Melansir CHINA IP Law Update (9/9), penggunaan dasar hukum tersebut disebabkan oleh ketiadaan perlindungan hukum China terhadap merek dagang untuk dapat menyokong gugatan Louboutin.

"Perusahaan Louboutin mengajukan bukti yang relevan untuk menunjukkan bahwa mereka sebenarnya telah menjual produk alas kaki di China sejak 2011, dengan volume penjualan lebih dari 900 juta RMB," jelas Pengadilan Kekayaan Intelektual Beijing. (9/9)

Pengadilan pun akhirnya menetapkan Louboutin telah mengajukan cukup bukti untuk "membuktikan bahwa 'sepatu sol merah' (Louboutin) dan hiasan sol merah memiliki reputasi pasar yang tinggi." 

Pasalnya hal tersebut pun memengaruhi publik hingga bisa dengan mudah mengaitkan sol merah kepada produk Louboutin, yang dianggap menjadi ciri khas pembeda dengan produk lainnya. 

“Perilakunya (Wanlima) melanggar ketentuan Pasal 6(1) UU Anti Persaingan Tidak Sehat, yang merupakan persaingan tidak sehat,” pungkas putusan Pengadilan Kekayaan Intelektual Beijing.

Atas keputusan pengadilan, Wanlima diperintahkan untuk segera menghentikan penjualan sepatu sol merahnya selamanya. Tak hanya itu, Louboutin yang telah berdiri sejak 1992 ini pun mengantongi ganti rugi sebesar 5 juta RMB (Rp10,7 miliar) serta biaya hukum sebesar 445 ribu RMB (Rp952 juta).