Pendiri Patagonia donasikan perusahaannya demi lawan krisis iklim
Perusahaan perlengkapan outdoor kelas dunia, Patagonia, pada Rabu (14/9) kemarin baru saja mengumumkan langkah terbesarnya yang diambil langsung oleh sang pendiri, Yvon Chouinard.
Pasalnya, miliarder ini mengungkap bahwa dirinya mendonasikan perusahaannya kepada organisasi nirlaba untuk melawan krisis iklim. Menandakan awal baru Patagonia sebagai organisasi filantropi iklim.
Usai berhasil membangun Patagonia selama setengah abad, Chouinard telah mengantongi kekayaan bersih (nett worth) US$1,2 miliar (Rp17,9 triliun) hingga dirinya pun masuk dalam daftar miliarder Forbes. Pasalnya, keuntungan Patagonia diperkirakan mencapai US$100 juta (Rp1,5 triliun) per tahun.
Melansir New York Times (15/9), dalam wawancara eksklusifnya, Chouinard mengaku kenyataan itu justru membuatnya dirinya tidak nyaman. “Saya tidak tahu harus berbuat apa dengan perusahaan karena saya tidak pernah menginginkan perusahaan. Saya tidak ingin menjadi pengusaha,” ujarnya.
Alih-alih menjual jerih payahnya itu atau membuatnya menjadi milik publik, Chouinard dan keluarganya sebagai pemilik jenama outdoor berbasis di California tersebut, memutuskan untuk mendonasikan perusahaannya kepada lembaga nirlaba demi melawan krisis lingkungan akibat perubahan iklim.
Tidak hanya itu, tertanda mulai September ini, seluruh saham berhak suara (voting stock) Patagonia pun telah diserahkan kepada organisasi Patagonia Purpose Trust, yang baru dibuat untuk tujuan serupa.
Di mana Chouinard, istri, dan kedua anaknya menjadi dewan pengawas lembaga, untuk memastikan bahwa bisnis tersebut terus berjalan dengan tujuan sosial dan tidak mengutamakan keuntungan. Di sisi lain, jumlah saham berhak suara Patagonia tersebut mencapai 2% dari nilai perusahaan.
Sedangkan, 98% saham lainnya akan diserahkan kepada organisasi nirlaba Holdfast Collective. Ke depannya, mereka menjadi penerima seluruh keuntungan penjualan produk Patagonia.
Holdfast Collective yang masuk dalam jenis organisasi 501(c)(4) tersebut ternyata berkomitmen untuk mendanai aktivis akar rumput dan kampanye politik yang berjuang melawan krisis iklim.
Dengan begitu, Chouinards tidak akan lagi mengantongi pendapatan dari Patagonia. Atas donasi perusahaan pun, Chouinard turut membayar pajak sebanyak US$17,7 juta (Rp264 miliar).
“Semoga ini akan memengaruhi bentuk kapitalisme baru yang tidak berakhir dengan segelintir orang kaya dan sekelompok orang miskin. Kami akan memberikan jumlah uang maksimum kepada orang-orang yang secara aktif bekerja untuk menyelamatkan planet ini,” ujar Chouinard yang berusia usia 83 tahun.
Di samping itu selama ini Patagonia telah melakukan sejumlah usaha untuk mendukung pergerakan yang memperjuangkan dan menyelamatkan bumi. Sang pendiri pun mengungkapkan ini lewat suratnya.
Tahun ini saja, Patagonia telah mendonasikan sebanyak US$50 juta (Rp746 miliar) untuk Holdfast Collective. Langkah mendonasikan perusahaan pun jadi tanda, Patagonia akan menjadi organisasi filantropi iklim yang setidaknya menyumbang US$100 juta (Rp1,5 triliun) setiap tahunnya.
Tidak hanya itu, perusahaan yang didirikan Yvon dan Malinda Chouinard sejak 1973 ini, telah memberi 1% dari penjualannya kepada aktivis akar rumput sejak 1985 dan terus dilakukan di masa depan.
“Sudah hampir 50 tahun sejak kami memulai eksperimen kami dalam bisnis yang bertanggung jawab, dan kami baru saja memulai. Ini adalah cara lain yang kami temukan untuk melakukan bagian kami,” tutur Chouinard dalam surat yang bertajuk “Bumi sekarang adalah satu-satunya pemegang saham kami”.
Dalam surat yang dibaca melalui laman resmi Patagonia itu, Chouinard pun mengatakan, “Terlepas dari skalanya, sumber daya alam sangat tidak terbatas, dan jelas kita telah melampaui batasnya. Tapi Ia juga tangguh. Kita bisa menyelamatkan planet kita jika kita berkomitmen untuk melakukannya.”