Keluar penjara, pendiri Fyre Festival jadi konsultan pemasaran

Billy McFarland, penipu terpidana dan pengusaha yang mendirikan Fyre Festival pada 2017 silam, kini mencoba jalur karier baru sebagai konsultan pemasaran (marketing consultant).

Melansir NEW YORK POST (30/1), McFarland membanderol jasanya seharga US$1.800 per jam untuk setiap sesi konsultasi bagi para pengusaha teknologi tersebut.

Jasa tersebut ternyata menjadi salah satu layanan dari startup terbaru buatannya yang bernama PYRT (dibaca ‘pirate’).

Jalur karier terbaru McFarland ini diambil setelah ia bebas dari penjara selama empat tahun dan sebagai tahanan rumah yang berakhir pada September 2022.

Pasalnya, McFarland dibui atas kasus penipuan mencapai US$26 juta terhadap investor acara Fyre Festival yang berujung kacau balau. Tak hanya itu, ia juga terlibat skema penipuan lainnya dan membuat pernyataan palsu kepada pihak berwenang.

Baca juga: Anna Sorokin akan bikin reality show “Delvey’s Dinner Club” di rumah tahanannya

McFarland berjanji bahwa bisnisnya ini akan menebus segala kesalahannya

Kabar penggodokan bisnis terbaru McFarland ini ditulis dirinya lewat media sosialnya, dimana ia mengaku telah memanfaatkan waktu di balik jeruji besi dengan sebaik mungkin.

“Saya tahu saya salah, melanggar hukum, dan menghabiskan empat tahun di penjara,” tulis McFarland dalam cuitan Twitternya. (30/1)

Ia lanjut menyinggung soal pengalaman 10 bulan ditahan dalam sel sendirian, lantaran menggunakan telepon penjara untuk mengikuti sebuah podcast

Namun, “saya telah merencanakan cara untuk menebus segala kesalahan bagi semua orang,” imbuhnya. 

Penipu dan pengusaha asal Amerika Serikat itu mengklaim bahwa meskipun ia telah dipidana, Ia memiliki kemampuan dalam mengeksekusi “salah satu kampanye media sosial paling viral sepanjang masa.”

Strategi pemasaran Fyre Festival yang ‘sukses’

Lewat cuitan Twitternya tersebut, McFarland merujuk pada pemasaran acara Fyre Festival yang berhasil menggaet antusiasme publik luas. Walaupun, acara itu berujung gagal dan menuai kekecewaan.

Acara musik 2017 silam tersebut berlokasi di Kepulauan Bahama dan dibanderol seharga US$12.000. Fyre Festival menjanjikan vila-vila mewah, penampilan musisi kelas atas, dan makanan mewah.

Namun, ketika acara berlangsung, pengunjung tidak mendapat mendapatkan apa pun dari yang dijanjikan. Tidak ada pertunjukkan, yang ada hanya karyawan yang tak dibayar dan tenda yang porak poranda. 

Dalam kampanye Fyre Festival, mereka mempromosikan tempat acara sebagai pulau yang dulunya dimiliki pemimpin kartel narkoba Pablo Escobar dan menggunakan supermodel serta influencer teratas dalam konten pemasarannya. 

Alhasil, branding pemasaran yang menunjukkan kemewahan itu berhasil membuat 95% tiket yang dijualnya ludes dalam 48 jam pertama penjualan. 

Billy McFarland: Mau belajar metode saya?

Selanjutnya, dalam cuitan yang sama di akhir Januari tersebut, McFarland mengujar, “mau belajar metode saya?,” dan lanjut menjelaskan filosofi pemasarannya.

Menurutnya, untuk membuat pemasaran yang viral, seseorang harus menghadirkan, “akses kepada hal yang tidak bisa dimilikinya.” Lebih lanjut Ia bercerita soal perjalanannya mempelajari taktik bisnis miliknya.

Mengapa McFarland melakukan ini? Berdasarkan klaimnya, McFarland mendapat, “ribuan permintaan,” untuk dirinya membagikan strategi marketing startup

Startup PYRT milik McFarland yang tetap menjual perjalanan ke pulau tropis eksotis

Lebih lanjut soal jasa konsultasi pemasaran dari pria berusia 31 tahun tersebut, layanan akan tersedia melalui proyek PYRT miliknya. 

Selain konsultasi, PYRT disinyalir akan memiliki layanan realitas virtual di mana pengguna dijanjikan pengalaman berkunjung ke pulau tropis dari kenyamanan rumah mereka, dengan kemampuan mengontrol apa yang terjadi di sana. 

Promosi atas PYRT pun telah dilakukan McFarland lewat media sosial termasuk TikTok. Namun nampaknya, ia masih memiliki PR (pekerjaan rumah) untuk menarik kepercayaan publik.

Betapa tidak, video TikToknya tersebut dibanjiri komentar skeptis dan sindiran sarkas dari para netizen. 

“Pasti ini tidak akan berakhir buruk, Billy,” tulis sebuah akun. “Tidak sabar menunggu dokumenter Netflix selanjutnya,” komentar akun lainnya, yang menyindir soal dua dokumenter Fyre Festival yang menangkap kekacauan acara tersebut.