Kisah Senikanji diangkat jadi buku oleh Binatang Press!

Penerbit Binatang Press! segera merilis buku terbarunya, kali in mengangkat kisah bapak dan anak, Supomo dan Yulius Iskandar, yang merupakan dua sosok di balik Senikanji.

Berdasarkan keterangan resmi Binatang Press! dan Senikanji yang diterima TFR, buku yang ditulis oleh Felix Dass ini menelusuri perjalanan dibangunnya Senikanji, produk seni asal Bandung yang telah berevolusi menjadi jenama populer di kalangan masyarakat.

Rupanya, kisah Senikanji dimulai dari hobi menggambar sang ayah, Supomo, yang kemudian disebarluaskan oleh sang anak, Yulius.

Sebagai proyek berbasis visual yang juga dikenal atas teks penuh humornya, Senikanji berhasil menyentuh banyak orang. Terlebih lagi, guratan tangan Supomo begitu khas dalam tiap karya Senikanji.

Senikanji “memadukan ilustrasi tangan Supomo dengan kata-kata yang seringkali bisa bikin penggemarnya tersenyum atau malah berpikir panjang. (Hal itu) Kerap terlihat dalam bentuk art print atau merchandise kaos,” tulis keterangan resmi Binatang Press!.

Nah, buku ini sendiri akan dirilis pada Jumat (30/6) dengan acara peluncuran pada hari yang sama di Gggrammars, Bandung. 

Tak hanya peluncuran buku, acara juga turut dimeriahkan dengan screening video tentang Senikanji, diskusi, serta pertunjukan musik.

Baca juga: Penerbit buku Balai Pustaka pindah haluan, rilis film perdana “Kutukan Peti Mati”

Tidak ada kata terlambat untuk mengejar impian berkesenian

Lebih lanjut, rangkaian tulisan Felix Dass dalam buku ini bersumber pada wawancaranya dengan Yulius dan mendiang Supomo yang tutup usia di 2021 silam.

Supomo sendiri merupakan pria kelahiran Indramayu yang putus sekolah saat kelas dua SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Selanjutnya, ia menjalani kehidupan sebagai kelas pekerja di Bandung, dan memulai Senikanji di usia senja.

Yulius pun menempati posisi yang cukup penting dalam Senikanji. Sosok di balik layar band Bottlesmoker itu kemudian menghidupkan Senikanji dari segi pemasaran.

“Buku ini merekam kisah bapak dan anak, Supomo dan Yulius Iskandar. Keduanya punya hubungan yang tidak mudah untuk dijalani. Di akhir cerita, mereka menunjukkan pada dunia bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mengejar impian dalam berkesenian,” tulis Binatang Press!.

Sebagai informasi, buku Senikanji dicetak menggunakan mesin risograph di atas kertas munken pure 120 gsm dengan ilustrasi yang seluruhnya digarap oleh Supomo.