Diikuti ratusan penulis, Sayembara Sastra DKJ umumkan juaranya

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar Sayembara Sastra tahun ini. Setelah penuh penantian, Sayembara Novel dan Manuskrip Puisi 2023 pun telah selesai dilaksanakan.

Melalui Komite Sastra-nya, DKJ berharap acara sayembara yang berhasil mengumpulkan ratusan karya novel dan puisi ini dapat menjadi wadah penciptaan karya-karya berkualitas.

Pasalnya, setelah membuka untuk publik sejak 14 Februari hingga 20 April 2023, Sayembara Novel dan Manuskrip Puisi DKJ telah menetapkan masing-masing tiga pemenang terpilih.

Tidak hanya dinanti, Ketua Komite Sastra DKJ, Hasan Aspahani, mengungkapkan bahwa program unggulan Komite Sastra ini dipenuhi antusiasme yang luar biasa.

“Jumlah peserta yang banyak, artinya minat dan energi para penulis kita ini masih tinggi. Secara tema juga beragam, ini juga menggembirakan,” ungkap Hasan dalam rilis yang TFR terima.

Hasan pun menjelaskan, “Kita memang ingin melihat bagaimana penulis kita menggarap tema-tema yang variatif, dengan pendekatan dan penggarapan yang segar.” 

Diikuti penulis dari dalam hingga luar negeri

Menariknya lagi, antusiasme ini tidak hanya datang dari masyarakat lokal, beberapa naskah dan karya ternyata dikirim dari luar negeri, seperti Jerman hingga Italia.

Secara keseluruhan, panitia Sayembara Novel menerima 366 naskah dari berbagai wilayah di Indonesia dan dari luar negeri (Jerman, Kamboja, Amerika, dan Turki). 

Bahkan, dengan jumlah tersebut, gelaran tahun ini tercatat sebagai gelaran dengan penerimaan naskah novel terbanyak dari tiga penyelenggaraan sebelumnya. 

Di samping itu, Sayembara Manuskrip Puisi pun diikuti 431 naskah manuskrip puisi dari seluruh wilayah di Indonesia dan luar negeri (Amerika, Jerman, Italia, dan Rusia).

Demi menjaga kualitas jebolan Sayembara Sastra, Komite Sastra DKJ mempercayakan hasilnya kepada tiga orang juri yang berpengalaman di masing-masing kategori.

Untuk Sayembara Novel, diseleksi oleh Dhianita Kusuma Pertiwi, Azhari Aiyub, dan Zaky Yamani. Sedangkan, Sayembara Manuskrip Puisi diseleksi oleh Inggit Putria Marga, Kiki Sulistyo, dan Royyan Julian. 

Baca juga: Seni rupa minim inklusi bagi difabel, Open Arms gelar program gaet aktivis dan ruang seni

Hadiah hingga puluhan juta rupiah!

Para juri tersebut pun telah memilih tiga pemenang dan lima naskah yang menarik perhatian yang diumumkan dalam Malam Anugerah Sayembara Novel dan Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023.

Malam penganugerah itu digelar pada Sabtu, 22 Juli 2023 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki dan dimeriahkan dengan penampilan musisi kawakan tanah air, Mondo Gascaro dan Oscar Lolang.

Terkait para juara, untuk Sayembara Manuskrip Puisi dimenangkan Muhaimin Nurrizqy dengan “Selamat Malam, Kawan!”, lalu Heru Joni Putra dengan “Suatu Hari di Batas Ilmu Pengetahun”, dan Amos Ursia dengan “Gentayangan Puitika”.

Sedangkan, juara pertama Sayembara Novel diduduki Yoga Zen dengan “Tersesat Setelah Terlahir Kembali”, lalu Hasbunallah Haris dengan “Leiden (2020 – 1920)”, dan Ida Fitri dengan “Tukang Intip”.

Mereka pun berhak atas hadiah sebesar Rp25.000.000 untuk pemenang I, Rp15.000.000 untuk pemenang II, dan Rp10.000.000 untuk pemenang III. 

Tidak hanya itu, sekalipun tidak menjadi pemenang tiga besar, para penulis yang karyanya terpilih sebagai naskah menarik perhatian dewan juri berhak atas hadiah masing-masing Rp3.000.000.

Banyak kebaruan setiap tahun

Hasan pun menjelaskan bahwa sepanjang perjalanan Sayembara Sastra DKJ di setiap tahunnya menjanjikan banyak tawaran kebaruan gaya kepenulisan, genre, dan tema.

Pasalnya, Sayembara Sastra juga bentuk kehadiran DKJ dalam peta ekosistem kesenian Indonesia.

“Dalam sejarahnya, sayembara DKJ sempat berganti konsep dari naskah ke penghargaan buku, sempat juga vakum lama karena dianggap tak ada naskah yang memenuhi standar mutu,” ujar Hasan.

“Sejak 1997 hingga 2023 sayembara terselenggara rutin tiap dua tahun dan semakin banyak tawaran kebaruan dari karya-karya yang terpilih,” tambahnya.

Sedikit bernostalgia, Hasan pun mengungkapkan bahwa Sayembara Sastra ini seakan jadi momen untuk mengenang alasan pembentukan DKJ pada 1968, yaitu menjembatani seni-hiburan dan seni-kreatif.