Meta terpaksa jual Giphy ke Shutterstock senilai $53 juta, rugi ratusan juta dolar

Meta akhirnya menemukan pihak yang bersedia untuk membeli Giphy, mesin pencari animasi GIF, yang diakuisisinya senilai $400 juta atau sekitar Rp5,9 triliun tiga tahun lalu.

Shutterstock mengumumkan pada Selasa (23/5) bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Meta untuk membeli Giphy, dengan transaksi senilai $53 juta atau sekitar Rp789,8 miliar.

Melansir TechCrunch (23/5), transaksi tersebut artinya perusahaan induk Facebook tersebut hanya memperoleh sekitar 13% dari biaya yang dikeluarkan di awal ketika mengakuisisi Giphy.

Shutterstock memprediksi kesepakatan itu akan selesai bulan depan, dengan Meta menandatangani kesepakatan komersial untuk terus mengakses konten Giphy di seluruh rangkaian produknya.

Baca juga: Pengguna harian capai dua miliar, Facebook catat pertumbuhan positif di Indonesia

Kronologi Meta menjual Giphy

Pengumuman ini muncul tujuh bulan setelah otoritas antitrust Inggris mengeluarkan perintah terakhir kepada Meta untuk menjual Giphy, dengan alasan merger tersebut telah mengurangi persaingan dinamis.

Otoritas Persaingan dan Pasar (The Competition and Markets Authority/CMA) awalnya telah memerintah penjualan tersebut pada November 2021, tetapi proses banding sempat menahannya.

Pada Oktober 2022 lalu, Meta mengonfirmasi untuk membatalkan banding lebih lanjut dan dengan enggan menyatakan setuju untuk melepas Giphy. Namun, proses divestasinya tidak segera dimulai.

Alhasil, CMA pun mengeluarkan peringatan terakhir pada Januari 2023, berisikan kesempatan dalam jangka waktu tertentu bagi Meta untuk menjual salah satu asetnya itu.

Hal ini juga berarti Meta harus menjual Giphy sebagai entitas keseluruhan, bukan sebagian. 

Lebih jauh, perusahaan induk Instagram hingga WhatsApp milik Mark Zuckerberg itu harus menemukan pembeli sah yang bersedia menampung serta mempertahankan Giphy.

Dalam hal ini, CMA juga memiliki keputusan akhir terkait kepada siapa Meta dapat menjual mesin pencari GIF tersebut.

Meta akuisisi Giphy sebelum dapat persetujuan CMA

Menurut eks Direktur Hukum CMA Tom Smith, yang saat ini bekerja untuk firma hukum Geradin Partners di London, Inggris, sebenarnya kesulitan yang dialami Meta saat ini sepenuhnya disebabkan ulahnya sendiri.

“Itu adalah keputusan Facebook untuk menyelesaikan merger sebelum mendapatkan izin CMA,” ujarnya, masih dikutip dari TechCrunch, Rabu (24/5).

Walaupun Inggris memiliki aturan di mana perusahaan dapat menutup merger tanpa izin terlebih dahulu, tetapi bila pihak berwenang memutuskan untuk melihat lebih rinci kesepakatan tersebut, maka masalah bisa saja muncul.

“Anda dapat menyelesaikan merger, tapi masalahnya adalah, ketika merger selesai, Anda mengambil risiko bahwa CMA akan mulai melakukan investigasi,” terang Smith.

“Dan Anda akan merasa kesulitan karena harus mengelola dua perusahaan terpisah, dan pada akhirnya, harus menjual perusahaan yang baru saja dibeli,” lanjutnya.

Shutterstock akan perluas jenis kontennya

Shutterstock sendiri telah menyatakan bahwa akuisisi Giphy memainkan peran penting dalam peta tujuan jangka pendeknya, yakni untuk memperluas jenis kontennya.

Seperti banyak diwartakan sebelumnya, Shutterstock telah bergerak untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan konten fotonya.

Lewat kesepakatan akuisisi ini, Shutterstock akan memperluas perpustakaan kontennya untuk menyertakan GIF dan stiker untuk para pengiklan dan jenama.

Di samping itu semua, kesepakatan tersebut membantu perusahaan untuk meningkatkan strategi AI dan metadata yang tengah berkembang.

“Melalui akuisisi Giphy, kami memperluas jangkauan audiens kami, tak hanya sebatas penggunaan pengiklanan dan pemasaran profesional, tetapi juga percakapan kasual,” ucap CEO Shutterstock Paul Hennessy.

Hennessy pun mengatakan, Giphy memungkinkan pengguna Shutterstock untuk mengekspresikan dirinya dengan cara berbeda.

“Kami berencana untuk memanfaatkan kemampuan unik Shutterstock dalam monetisasi konten dan metadata, AI, produksi studio, dan otomasi kreatif untuk memungkinkan komersialisasi perpustakaan GIF kami,” jelas Hennessy.