Teater Pandora & Museum MACAN gelar pertunjukan teater imersif

Teater Pandora bersama Museum MACAN mempersembahkan sebuah pertunjukan teater yang diadaptasi dari naskah karya dramawan Inggris Nick Payne berjudul “Constellations” pada 13-15 Desember di Museum MACAN, Jakarta.

“Constellations” merupakan produksi ke-30 Teater Pandora dan bagian dari kampanye #MempermainkanRuang yang membawa seni pertunjukan ke ruang-ruang publik untuk menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan aksesibel.

Selain itu, pementasan yang disutradarai oleh Yoga Mohamad ini juga merupakan bagian dari program Departemen Edukasi dan Program Publik Museum MACAN.

Dalam adaptasi ini, naskah “Constellations” hadir dengan pendekatan artistik khas kampanye Teater Pandora, sehingga cocok dimainkan di ruang publik seperti museum.

“Kolaborasi Teater Pandora dan Museum MACAN berangkat dari visi bersama untuk menjadikan seni lebih mudah diakses dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang seni. Kami berupaya menciptakan harmoni antara seni teater dan seni visual untuk membentuk pengalaman imersif,” ujar Yoga yang juga merupakan co-founder Teater Pandora, dikutip dari siaran pers, Kamis (12/12).

Melalui pertunjukan teater ini, Museum MACAN berupaya menghubungkan berbagai komunitas dan menciptakan pengalaman yang melampaui fungsi museum sebagai ruang publik.

“Kolaborasi dengan Teater Pandora dalam ‘Constellations’ adalah wujud dari upaya tersebut, di mana kami berbagi visi tentang pemanfaatan ruang publik, peran artistik sebuah ruang dalam penceritaan naskah, serta membangun koneksi yang lebih dekat dengan audiens,” terang Curatorial Manager dan Head of Education Museum MACAN Nin Djani.

Baca juga: Jakarta Doodle Fest 2024 persembahkan teater musikal adaptasi ilustrasi Varsam Kurnia

Lebih inklusif dan dekat dengan audiens Indonesia

Menariknya, adaptasi “Constellations” oleh Teater Pandora berusaha menerjemahkan naskah orisinal ke dalam konteks yang lebih dekat dengan audiens Indonesia, sehingga hadir dengan pendekatan baru dari sisi penyutradaraan dan keaktoran.

Sebagai informasi, “Constellations” perdana dipentaskan pada 2012 di Royal Court Theatre, London, Inggris.

Pertunjukan ini mengangkat tema yang menggabungkan kisah cinta, eksistensialisme, serta ide mengenai multiverse; sehingga tak heran jika naskahnya langsung menarik perhatian publik dan kritikus pada pertunjukan perdananya.

“Constellations” juga sudah dipentaskan di Broadway, di mana Ruth Wilson yang membintangi Marianne memperoleh nominasi Best Performance by an Actress in a Leading role in a Play dalam Tony Awards 2015.

Sejak itulah “Constellations” mulai diproduksi di berbagai negara dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia yang akan dipersembahkan dengan lisensi resmi oleh Teater Pandora dan Museum MACAN.

“Berbeda dengan format aslinya yang menampilkan dua aktor, kami bereksperimen dengan memilih enam aktor untuk memerankan berbagai versi Marianne dan Roland,” pungkas Yoga.

Ia kemudian melanjutkan, “Hal ini kami lakukan untuk merepresentasikan sifat transenden dari multiverse, di mana bentuk fisik seseorang mungkin berbeda, tetapi esensi diri dan pengalaman cinta tetap universal.”

Dalam pementasan yang akan digelar pada 14 Desember mendatang, Museum MACAN akan menghadirkan juru bahasa isyarat untuk melengkapi pementasan “Constellations”, sehingga pertunjukan ini aksesibel untuk audiens lebih luas.

Adapun pemeran Marianne ialah Margareta Marisa, Cindy Nirmala, dan Maharani Megananda. Sementara itu, Roland akan diperankan oleh Elmo Muller, Ravi, serta Faisal Ashraf.

Jika tertarik untuk menyaksikan teater ini, kamu bisa mengakses informasi lebih lanjut mengenai “Constellations” melalui laman teaterpandora.id/shows atau akun Instagram @teaterpandora dan @museummacan.