Diela Maharanie, ilustrator di balik Google Doodle HUT RI ke-78

Google Doodle kembali menggandeng ilustrator lokal untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78 pada Kamis (17/8) lalu.

Adalah Diela Maharanie, seorang seniman yang berbasis di Jawa Barat, yang telah dipilih Google untuk membuat ilustrasi yang menampilkan kemeriahan Hari Kemerdekaan.

Seperti diketahui, Google kerap menampilkan doodle besutan berbagai ilustrator lokal pada halaman mesin pencarinya untuk memperingati hari-hari besar atau penting.

Kali ini, Google bersama Diela Maharanie menampilkan doodle yang mencerminkan semangat gotong royong masyarakat Indonesia, selaras dengan tema HUT RI ke-18, yakni “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. 

“Google Doodle kali ini juga menampilkan olahraga khas Indonesia, mengambil kekayaan alam Indonesia, dan lomba-lomba khas 17 Agustus yang inklusif dan digambarkan dengan komunitas disabilitas. Ini menunjukkan keragaman yang ada di Indonesia,” ujar Consumer Product Communications Google Indonesia, Felicia Wienathan, dalam wawancara bersama TFR, Rabu (16/8).

Selain menyorot keberagaman tanah air, Google Doodle turut memamerkan ciri khas dari karya ilustrator yang membuatnya. Pasalnya, keunikan karya Diela Maharanie yang identik dengan warna-warna cerah tercermin dengan sempurna pada doodle tersebut.

Baca juga: Anak 12 tahun menang kompetisi Google Doodle dan raih beasiswa Rp450 juta

Cerita di balik Google Doodle HUT RI ke-78

Diela Maharanie bercerita bahwa proses untuk membuat doodle peringatan HUT RI ke-78 membutuhkan waktu yang tidak sebentar. 

Betapa tidak, Diela mengaku telah dihubungi pada akhir Juni, namun finalisasi untuk karya tersebut baru dilakukan pada awal bulan Agustus lalu.

Inspirasi untuk doodle tersebut pun datang dari selebrasi kemenangan cabang olahraga sepak bola Indonesia di SEA Games beberapa waktu lalu.

“Saat itu aku diminta untuk membuat tiga sketsa dengan berbagai konsep. Akhirnya dipilih olahraga karena di Indonesia itu olahraga tidak cuma atletnya yang antusias, tapi semuanya sangat antusias menyambutnya. Di situ terlihat bahwa ada kebersamaan (di Indonesia),” cerita Diela kepada TFR, dalam kesempatan yang sama.

Kenalan dengan Diela Maharanie!

Sebagai informasi, Diela Maharanie memulai kariernya sebagai ilustrator usai memutuskan untuk banting setir dari pekerjaan pertamanya sebagai akuntan.

Kendati memang sudah menyukai dunia kreatif sejak kecil, Diela menempuh pendidikan formal bangku kuliah di jurusan Akuntansi. Berkat dorongan dari teman-temannya, Diela akhirnya memutuskan untuk mengejar passion-nya yang telah diminati sejak dini.

“Sempat jadi akuntan selama satu sampai dua tahun, terus ternyata passion-nya tidak ada di situ. Akhirnya ketemu sama teman-teman yang kuliahnya DKV dan seni rupa, akhirnya mereka mengajak untuk coba apply di kerjaan lain dan buat gambar. Akhirnya keterima kerja di retail company sebagai ilustrator,” kenang perempuan yang kini bekerja sebagai ilustrator lepas itu.

Perjalanannya pun saat itu tak langsung mulus, sebab Diela butuh waktu yang tak sebentar untuk membangun personal branding dan membuat agar karyanya dapat dilirik orang. Kala itu, ia memanfaatkan media sosial dan internet seperti DeviantArt untuk mengunggah gambarnya.

Dari situs itulah Diela turut memperoleh berbagai referensi serta banyak pelajaran dari seniman dan ilustrator lainnya.

“Jadi pada waktu itu aku benar-benar mengandalkan sosial media dan internet. Aku taruh gambar-gambar aku di online gallery di mana aku akhirnya ketemu banyak ilustrator lain dari luar negeri. Di situ aku jadi banyak dapat referensi dan benar-benar mengulik sendiri cara-caranya. Jadi memang otodidak banget,” ujarnya.

Diela kemudian melanjutkan, “Kalau dulu bisa setiap hari gambar. Itu usaha aku untuk bisa masuk ke dalam dunia ilustrasi dan dilihat karyanya. Jadi memang ada effort. Kalau orang lihat mungkin terlihat instan, padahal di balik itu ada proses panjang.”

Dalam berkarya, Diela Maharanie banyak dipengaruhi oleh band favoritnya, yakni The Beatles. Makanya, kreasi besutannya banyak menampilkan visual ala tahun 1970-1980-an, dengan warna cerah dan penuh motif.

Ia juga banyak memperoleh inspirasi dari buku-buku karya Philip Pullman, salah satunya adalah “His Dark Materials” yang menjadi kesukaannya.

Tips untuk pemula yang ingin jadi ilustrator

Lebih jauh, Diela Maharanie membagikan sejumlah tips bagi kamu yang ingin mengejar passion di bidang ini dan bermimpi untuk menjadi ilustrator sepertinya. Diela menekankan pentingnya kejujuran dan konsistensi dalam berkarya.

Being honest dalam berkarya dan konsistensi itu jadi benang merah dalam berkarya. Tapi tetap jangan membatasi diri biar terlihat konsisten, nanti malah tidak berkembang. Tetap harus mengulik, eksplor, karena seniman tidak bisa cuma di situ saja. Cara dia berkarya pastinya akan terus evolve seiring dengan perkembangan dirinya,” tegas Diela.

Beriringan dengan itu, ia menyarankan untuk aktif membuat proyek sendiri, seperti membuat mockup atau kolaborasi, demi membuka peluang kerja sama ke depannya.

Diela mengatakan, “Jangan diam saja. Namanya orang kreatif harus terus punya ide dan membuat gagasan.”

Terakhir, ilustrator pemula juga bisa bergabung dengan komunitas sebagai wadah untuk bertukar ide dan berkolaborasi dengan insan kreatif lain, seperti salah satunya adalah Jakarta Doodle Fest (JDF) besutan TFR yang akan digelar pada 27-29 Oktober 2023 mendatang di Mbloc Space.

Menariknya, di acara tersebut Diela Maharanie bergabung sebagai salah satu Board of Doodlers (BoD). Ia berkontribusi dalam memberikan insight hingga rekomendasi terkait acara.

“Karena kalau kita cuma sendirian saja, wawasan kita cuma sebatas itu saja. Jadi memang butuh wadah atau komunitas untuk bertukar ide, berkolaborasi, karena sebenarnya kreatif di Indonesia itu ada banyak dan di luar pun tidak dipandang sebelah mata,” pungkas Diela.