Serikat penulis Hollywood akan melakukan aksi demo terkait kompensasi penulis

Para penulis untuk televisi, film, dan acara streaming telah sepakat untuk melakukan aksi demo apabila tidak ada kesepakatan tenaga kerja dengan Alliance of Motion Picture and Television Producers (AMPTP) yang dapat dicapai sebelum 1 Mei mendatang.

AMPTP sendiri mewakili Amazon, Apple, CB, Disney, NBC Universal, Netflix, Paramount Global, Sony, dan Warner Bros. Discovery.

Berdasarkan pemungutan suara yang diumumkan pada Senin (17/4) siang waktu setempat, sebanyak 97,9% anggota serikat yang berpartisipasi telah memberikan suaranya dan menyetujui aksi tersebut.

Melansir CNN Business, apabila demo benar-benar terjadi, maka akan menjadi yang pertama kali terjadi di industri tersebut sejak 2007 silam dan dapat menghambat produksi banyak film serta acara.

Sebagai informasi, aksi yang sama dilakukan serikat penulis Hollywood di tahun 2007 terjadi selama 100 hari.

Writers Guild of America (WGA), serikat pekerja yang mewakili para penulis, mengatakan mereka perlu melakukan perubahan besar pada cara industri membayar para penulis, terlebih karena terdapat peralihan ke layanan streaming dari film tradisional, jaringan kabel, serta penyiaran.

“Ini bukanlah negosiasi biasa. Kami berjuang untuk kelangsungan ekonomi penulis dan stabilitas profesi kami,” ujar Danielle Sanchez-Witzel, anggota tim negosiasi serikat pekerja dalam sebuah pesan video.

Ia kemudian melanjutkan, “Kami kecewa, tetapi tidak terkejut. Perusahaan-perusahaan tidak pernah menangani masalah kami dengan serius tanpa ancaman atau perjuangan.”

Sementara itu, menurut anggota lainnya dalam tim yang sama, Eric Heisserer, mengatakan bagaimana sejauh ini belum ada perusahaan yang menanggapi mereka.

“Sejauh ini, perusahaan-perusahaan belum ada yang berkenan untuk terhubung dengan kami,” ungkapnya dalam rekaman video yang sama.

Baca juga: Bos Kapal Api Group PHK pegawai tanpa pesangon dan THR

Demonstrasi menjadi bagian dari rencana WGA

Adapun hasil dari pemungutan suara tersebut bukanlah hal baru. Pasalnya, serikat pekerja biasanya akan mengadakan pemungutan suara untuk menggelar aksi demo dalam masa negosiasi, yang mana biasanya selalu disetujui.

Namun, hal ini bukan berarti benar-benar akan ada demo, terlebih kesepakatan yang ingin dicapai biasanya disetujui mendekati batas waktu yang telah mereka tetapkan.

“Pemungutan suara otorisasi demo telah lama menjadi bagian dari rencana WGA, dan telah diumumkan sebelum kedua pihak bertukar proposal,” jelas sebuah keterangan dari AMPTP, yang melakukan negosiasi atas nama manajemen.

Beberapa perusahaan yang diwakili oleh AMPTP pun sebelumnya telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pemotongan biaya operasional lainnya dalam beberapa bulan terakhir. 

Negosiator dari AMPTP dan WGA pun rupanya telah bertemu untuk bernegosiasi pada Jumat (14/4) lalu. 

Pihak AMPTP telah memberikan WGA proposal baru untuk menanggapi beberapa permintaan kontrak dan saat ini tengah diulas oleh WGA untuk diberikan feedback pada Senin (24/4) mendatang, bersamaan dengan keputusan terkait demo.

“Tujuan kami adalah untuk mencapai kesepakatan yang adil dan wajar. Sebuah kesepakatan hanya mungkin terjadi apabila WGA berkomitmen untuk mengubah fokusnya ke proses negosiasi yang lebih serius melalui diskusi mengenai masalah tersebut,” ujar AMPTP.

Permintaan para penulis Hollywood

WGA menginginkan faktor seperti pertumbuhan streaming masuk ke dalam paket kompensasi untuk para anggotanya.

Selama bertahun-bertahun, banyak dari penulis tersebut yang memperoleh penghasilan dari residual fee atau biaya yang dibayarkan ketika film atau serial diputar ulang.

Apalagi, seiring dengan meningkatnya layanan streaming, banyak acara televisi atau streaming yang menghadirkan lebih sedikit episode daripada musim sebelumnya.

Misalnya saja acara yang diproduksi oleh Netflix, sering kali hanya terdiri dari 10 atau bahkan kurang dari itu untuk setiap musimnya.

Kemudian dengan adanya revolusi yang terjadi akibat kehadiran kecerdasan buatan (AI), WGA juga meminta studio untuk menciptakan standar mengenai penggunaan teknologi, seperti membuat regulasi mengenai penggunaan AI.