TikTok akan atur batas penggunaan 60 menit untuk pengguna di bawah 18 tahun
TikTok mengumumkan pada Rabu (1/3) bahwa akun setiap pengguna di bawah usia 18 tahun akan secara default mendapatkan batasan screen time selama satu jam setiap harinya.
Ini merupakan salah satu langkah paling agresif yang diambil oleh perusahaan media sosial itu untuk mencegah para remaja dan anak-anak melakukan scrolling tanpa henti.
Namun, mengiutip dari CNN Business Kamis (2/3), pengguna TikTok remaja akan dapat menonaktifkan fitur default yang akan segera diluncurkan beberapa minggu lagi tersebut.
Perubahan fitur ini diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan digital pengguna muda yang mengharuskan mereka untuk memilih keluar dari media sosial dengan batasan screen time yang ketat.
Jika batas 60 menit itu diluncurkan, pengguna akan diminta untuk memasukan kode sandi yang diatur oleh orang tua atau sosok lebih dewasa yang mengawasi saat memainkan TikTok.
Konsep tersebut bakal mengharuskan mereka menentukan keputusan untuk memperpanjang waktu yang dihabiskan untuk menonton video di aplikasi TikTok.
Baca juga: TikTok TV resmi tersedia di Indonesia
Dirancang untuk meningkatkan kesadaran terkait screen time
Langkah ini muncul usai TikTok dan platform media sosial lain menghadapi pengawasan selama bertahun-tahun atas dampaknya terhadap pengguna muda, termasuk mengarahkan remaja ke hal-hal berbahaya.
Di samping itu, TikTok juga menghadapi tekanan dari Washington atas masalah keamanan dari hubungannya dengan Tiongkok melalui perusahaan induk Bytedance, termasuk diskusi mengenai kemungkinan larangan aplikasi video pendek oleh Amerika Serikat (AS).
Kepala keamanan TikTok Cormac Keenan mengatakan, perusahaannya telah berkonsultasi dengan peneliti dan para ahli dari Digital Wellness Lab di Rumah Sakit Anak Boston ketika menentukan jumlah batasan waktu bagi pengguna remaja.
“Meskipun tidak ada ukuran pasti tentang seberapa lama screen time yang “terlalu lama” atau bahkan dampaknya secara lebih luas, kami menyadari, bahwa remaja biasanya membutuhkan dukungan ekstra saat mereka mulai menjelajahi dunia daring secara mandiri,” ujar Keenan dalam keterangannya.
Keenan juga menambahkan, jika pengguna remaja memutuskan untuk mematikan fitur baru ini dan menghabiskan lebih dari 100 menit di TikTok setiap harinya, mereka akan diminta untuk menentukan sendiri batasan screen time yang sesuai dengan keinginan.
“Di bulan pertama percobaan, pendekatan ini meningkatkan penggunaan alat pengelolaan screen time hingga 234%,” tulis Keenan.
TikTok juga umumkan sejumlah pembaruan
Selain menghadirkan fitur baru, ada beberapa pembaruan pada fitur Family Pairing di aplikasi tersebut.
Pasalnya, sederet pembaruan tersebut memungkinkan orang tua atau pengasuh untuk menghubungkan akun TikTok anak remaja mereka dan mengontrolnya.
Melansir The Verge (1/3), para orang tua akan mendapatkan akses untuk melihat data yang menampilkan berapa lama anak menghabiskan waktu di dalam aplikasi.
Orang tua juga akan dapat menyaring video dengan kata atau tagar yang tidak ingin muncul di feed anak remaja mereka.
Adapun fitur ini memungkinkan orang tua untuk menentukan sendiri batas screen time harian anak serta membuat jadwal untuk mematikan notifikasi TikTok di ponsel anaknya.
Untuk merancang fitur ini, TikTok mengatakan pihaknya bekerja sama dengan organisasi anak muda, sipil, dan pengasuh anak.