Selain tutup semua gerai, Toko Buku Gunung Agung dikabarkan PHK ratusan karyawan

Toko Buku Gunung Agung atau PT Gunung Agung (GA) Tiga Belas akan segera menutup seluruh gerainya yang tersisa tahun ini.

Keputusan ini diambil lantaran perusahaan terus mengalami kerugian operasional, sehingga tidak dapat bertahan.

“Dalam pelaksanaan penutupan toko/outlet, yang mana terjadi dalam kurun waktu 2020 sampai dengan 2023, kami melakukannya secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,” jelas manajemen perusahaan dalam keterangan tertulis, dikutip dari Kompas.com, Senin (22/5).

Sebelumnya pada masa pandemi COVID-19 di tahun 2020, Toko Buku Gunung Agung telah melakukan efisiensi dengan menutup beberapa toko, termasuk di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

Selain karena terdampak pandemi, penutupan juga dilakukan demi menjaga kelangsungan usaha yang terus mengalami kerugian akibat peningkatan biaya operasional.

“Dan tidak sebanding dengan pencapaian penjualan usaha setiap tahunnya, yang mana semakin berat dengan terjadinya pandemi Covid-19 di awal tahun 2020,” tuturnya.

Pihak manajemen Toko Buku Gunung Agung kemudian mengatakan, “Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar.”

Baca juga: Penerbit Elex Media Komputindo dapatkan lisensi manga “Sakamoto Days”

Toko Buku Gunung Agung PHK ratusan karyawannya

Sebelum kabar mengenai penutupan gerai tersisa Toko Buku Gunung Agung beredar, rupanya toko buku ini disebut-sebut telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak terhadap 350 pekerjanya.

Menurut Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) Mirah Sumirat, pihaknya memperoleh laporan pengaduan permohonan advokasi. Toko buku ini dituding melakukan PHK secara massal dan semena-sema.

Tidak seperti yang diungkapkan oleh pihak manajemen, melansir CNN Indonesia, Toko Buku Gunung Agung disebut tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, baik secara proses maupun hak normatif yang seharusnya didapat karyawan.

Diperkirakan terdapat sebanyak 220 pekerja toko buku tersebut yang di-PHK secara sepihak sepanjang tahun 2020-2022.

PHK massal dan sepihak itu kabarnya masih berlanjut dan diperkirakan akan dialami sebanyak 350 pekerja.

Namun, berdasarkan keterangan terbaru dari PT GA Tiga Belas yang dirilis pada Sabtu (20/5), pihak perusahaan membantah bahwa ada ratusan karyawan yang terkena PHK.

Tak hanya itu, perusahaan mengaku telah menerima surat dari ASPEK dan memberikan balasan sebagaimana kondisi balasan, tetapi tidak mendapatkan respons lagi.

Pasalnya, pihak PT GA Tiga Belas menyebut bahwa 16 orang eks pekerja yang mengajukan tuntutan melalui ASPEK tersebut rupanya telah habis kontrak pada 2022 lalu.

“Oleh karena itu, informasi dan pemberitaan yang berkembang dengan membuat seolah-olah Toko Buku Gunung Agung telah melakukan PHK sebanyak 350 orang adalah tidak benar dan cenderung menyesatkan,” bantah direksi perusahaan, masih dikutip dari CNN Indonesia, Senin (22/5).

Toko Buku Gunung Agung kemudian menegaskan bahwa pihak perusahaan selalu mengikuti pelaksanaan proses efisiensi dan efektivitas usaha yang sesuai dengan koridor hukum berlaku.

Sekilas tentang Toko Buku Gunung Agung

Sebagai informasi, Gunung Agung merupakan salah satu toko buku lawas di Jakarta yang telah berdiri sejak tahun 1953 silam.

Berawal sebagai kios kecil, toko buku ini didirikan oleh Tjio Wie Tay yang lebih dikenal sebagai Haji Masagung di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

Hingga sebelum mengalami kerugian, Toko Buku Gunung Agung dikenal oleh banyak masyarakat dan telah tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Tak hanya menjual buku, toko ini juga menjual beragam peralatan kantor. Toko Buku Gunung Agung bahkan disinyalir merupakan pusat penjualan buku terbesar kedua setelah Toko Buku Gramedia.