UNESCO dan Kemdikbudristek sediakan buku cerita dalam 26 bahasa daerah

Menyusul keberhasilan kampanye “Translate a Story” tahap pertama, UNESCO dan Global Digital Library (GDL) bekerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk menyelenggarakan workshop penerjemahan di Jakarta.

Di bawah bimbingan para pelatih dari UNESCO dan GDL, kelompok yang terdiri dari 43 penerjemah yang terpilih oleh Kemdikbudristek akan menerjemahkan sekitar 250 buku cerita anak ke dalam bahasa Indonesia.

Buku-buku terjemahan tersebut menjalani proses penjaminan mutu dan akan diterbitkan di Global Digital Library. Tak hanya itu, buku akan tersedia untuk dicetak dan diimpor pada platform digital Badan Bahasa.

Selain buku cerita, penerjemah dari pusat matematika regional berbasis di Jakarta, SEAQiM, juga ikut serta dalam menerjemahkan 29 permainan matematika.

“Program ini mendukung upaya kami di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memajukan bahasa dan sastra daerah, memperkuat keterampilan literasi dan meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional,” ujar Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam sambutannya.

Baca juga: Anak 12 tahun menang kompetisi Google Doodle dan raih beasiswa Rp450 juta

Menyesuaikan konten dengan konteks lokal

Sebagai upaya untuk menyediakan lebih banyak sumber daya dalam bahasa lokal, workshop terjemahan yang dilakukan secara online tersebut berencana untuk menambahkan 26 bahasa daerah, termasuk bahasa minoritas dan terancam punah seperti bahasa Aceh, Batak, atau Bugis.

Di akhir workshop, para penerjemah diberikan sertifikat partisipasi oleh kantor UNESCO di Jakarta. Berkaca dari kegiatan tersebut, seorang penerjemah dari SEAQiM, Ummy Salmah, mengatakan bahwa workshop ini sangat menarik.

“Proses penerjemahan perlu dilokalkan agar mudah dipahami oleh siswa. Tantangannya adalah ketika ceritanya tentang situasi barat, termasuk nama atau praktik sehari-hari yang tidak diketahui oleh beberapa siswa, kita perlu menyesuaikan informasi itu dengan menggunakan konteks lokal kita,” tambah penerjemah permainan matematika tersebut.

Ari Sulistyo, seorang guru yang ikut dalam workshop tersebut juga mengatakan, “Sebagai seorang guru, workshop ini sangat baik bagi saya ketika menerjemahkan berbagai cerita dengan latar yang berbeda, memberikan saya referensi tambahan di kelas ketika mengajar. Saya berharap akan ada kegiatan seperti ini di masa depan.”

Global Digital Library untuk memudahkan akses belajar

Diluncurkan selama sekolah mengalami perbatasan akibat pandemi Covid-19, kampanye ini bertujuan untuk membuat konten pembelajaran digital dalam bahasa asli yang dapat diakses dengan mudah dan bebas oleh anak-anak.

Materi pendidikan disimpan di Global Digital Library, sebuah platform tempat buku bacaan berkualitas dapat diakses untuk dibaca di perangkat digital maupun untuk dicetak.

Dibangun di bawah kemitraan Norad dan UNESCO, Global Digital Library telah diluncurkan bersama dengan UNESCO, dalam acara peluncuran nasional di Ethiopia, Kamboja, dan peluncuran regional untuk Asia di Kathmandu, Nepal.

Sebelumnya, Norad dan UNESCO telah bergabung untuk menerjemahkan buku cerita dan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan di Bangladesh, Kamboja, Kyrgyzstan, Palestina, Qatar, Uzbekistan, dan Ghana.

Ini dilakukan untuk memobilisasi sukarelawan dan menerjemahkan berbagai buku ke dalam bahasa lokal negara tersebut.

Kini, UNESCO telah mendukung penerjemahan lebih dari 1.500 buku ke dalam 12 bahasa sejak dimulainya kampanye pada April 2020. Mereka pun berencana untuk melakukan lebih banyak terjemahan tahun ini.