“Serial Musikal: Payung Fantasi” adaptasi kisah maestro dan pahlawan Ismail Marzuki

Setelah sukses meluncurkan “Serial Musikal Nurbaya” pada 2021 silam, Indonesia Kaya bersama Garin Nugroho dan BOOW Live luncurkan web series terbaru yang tayang di kanal YouTube-nya.

Kali ini serial itu terinspirasi dari karya dan kisah hidup maestro musik Indonesia, Ismail Marzuki. Bertajuk “Payung Fantasi”, serial musikal ini akan ditayangkan mulai 26 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB.

Pasalnya, seperti yang kita ketahui, mendiang Ismail Marzuki atau yang akrab dipanggil Bang Ma’ing, menjadi sosok di balik ratusan lagu berisi semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain menjadi sosok komponis penting tanah air, pada 2004 ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional Indonesia.

“Ismail Marzuki merupakan sosok seniman, komposer, dan pahlawan nasional yang sangat memberi pengaruh dalam dunia seni musik Tanah Air,” ujar eksekutif produser serial musikal Garin Nugroho .

Tidak hanya itu, saat ditemui TFR, Garin mengatakan, “Banyak lagu gubahan beliau yang hingga kini masih terus diputar dan didengarkan, baik dalam wujud asli maupun berbagai gubahan baru.”

Kisah hidup sang komponis yang belajar secara otodidak itu, lantas dituangkan dalam film drama musikal arahan sutradara teater Pasha Prakasa dan sutradara film Naya Anindita dengan pemeran utama Gusty Pratama sebagai Ismail Marzuki dan Mariska Setiawan sebagai Eulis Andjung, sosok istri sang maestro.  

Nuansa perkampungan betawi era 1920-50an, terasa sangat kental dalam enam episode “Serial Musikal: Payung Fantasi” itu. 

Ternyata dalam menggarapnya, Indonesia Kaya mengadaptasi buku “Seabad Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman” Ninok Leksono, yang diterjemahkan ke dalam naskah musikal oleh Chriskevin Adefrid dan Teguh Yasa Abratama untuk serial tersebut.

Selain visual dan alur cerita yang menggugah, “Serial Musikal: Payung Fantasi” menyajikan aransemen baru dari lantunan karya Ismail Marzuki. 

Setidaknya, lebih dari 25 karya maestro itu dimainkan, mulai dari "Jauh di Mata", "Payung Fantasi", "Juwita Malam", "Dari Mana Datangnya Asmara", "Gagah Perwira", "Indonesia Pusaka", hingga "Halo-halo Bandung".

Tak lupa, lagu “O, Sarinah” yang terinspirasi dari kondisi masyarakat Indonesia yang tertindas penjajah sekaligus penghargaan bagi warga yang sederhana, turut dimainkan dalam episode awal serial itu.

Setidaknya, produksi serial musikal terbaru ini memakan waktu selama sembilan bulan sejak awal tahun. 

Dimulai dari proses penjaringan cast lewat audisi daring "Mentjari Bang Maing dan Djoewita" yang diikuti oleh 250 pendaftar dari seluruh Indonesia. Hingga akhirnya, produksi final “Serial Musikal: Payung Fantasi” menampilkan 29 pemain terpilih yang mewarnai panggung musikal itu.

Program Director Indonesia Kaya Renitasari Adrian pun berharap bahwa drama musikal tersebut dapat menginspirasi generasi muda dan memperluas wawasan serta literasi musik Indonesia.

“Semoga sajian ini dapat diterima dengan baik dan memperoleh apresiasi yang tinggi dari para penikmat seni dari berbagai wilayah di Indonesia,” pungkas Renitasari.