Saham Netflix anjlok 25% usai kehilangan 200 ribu pelanggan
Harga saham Netflix turun hingga 25% pada Rabu (20/4), yang menyebabkan kapitalisasi pasar perusahaan turun hingga $50 miliar atau sekitar Rp717,85 triliun.
Perusahaan tersebut mencatatkan penambahan 500 ribu pelanggan pada kuartal pertama. Namun, penghentian layanan perusahaan di Rusia akibat sanksi dan perang telah menyebabkan Netflix kehilangan 700 ribu pelanggan. Akibatnya, jumlah pelanggan Netflix secara keseluruhan tetap berkurang 200 ribu.
Selain itu, dilansir dari Reuters, penurunan jumlah pelanggan Netflix disebabkan oleh inflasi tinggi dan kasus COVID-19.
Faktor persaingan yang ketat antara penyedia layanan streaming juga memengaruhi penurunan jumlah pelanggan. Terkait hal tersebut, Netflix mengatakan bahwa perusahaan tengah mempertimbangkan layanan dengan iklan dan harga yang lebih murah untuk mendukung pertumbuhan, meskipun co-CEO Netflix Reed Hastings telah lama menentang penambahan iklan atau promosi lainnya ke platform.
"Mereka yang telah mengikuti Netflix tahu bahwa saya menentang kerumitan periklanan dan penggemar berat kesederhanaan berlangganan," kata Hastings.
“Tetapi sebanyak saya menggemari hal tersebut, saya adalah penggemar yang lebih besar untuk pilihan konsumen, dan memungkinkan konsumen yang ingin harga lebih rendah dan toleran terhadap iklan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan sangat masuk akal,” lanjutnya.
Namun, opsi tersebut tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Opsi iklan memiliki banyak potensi keuntungan karena dapat membuat beberapa konsumen yang mempertimbangkan harga untuk tetap berlangganan dan memberi Netflix jalan berbeda untuk meraih pendapatan.
“Cukup jelas bahwa ini (iklan) berfungsi untuk Hulu. Disney pun sedang melakukannya. HBO juga. Saya tidak merasa heran, hal tersebut pasti bekerja,” kata Hastings.
Selain itu, Netflix akan menegaskan larangan bagi pelanggan untuk berbagi kata sandi.