Perjalanan Emma menuju poster Disney “Turning Red” dan pengaruhnya bagi program studi DKV ITB

Belakangan ini, berita tentang mahasiswi ITB yang ilustrasinya dijadikan salah satu poster kolaborasi dari film animasi Disney Pixar “Turning Red” menjadi sorotan Publik. Ia adalah Emma, Emmanuelle Elizabeth (l. 2002), ilustrator muda asal Bandung yang masih menjalani tahun keduanya di program studi Desain Komunikasi Visual ITB. 

Emma menuangkan cerita lewat gambar dalam balutan ekspresi garis dan warna, dengan gaya ilustrasi yang khas nan ceria. Sejak kecil, animasi dan ilustrasi Disney telah menjadi salah satu sumber inspirasi dalam gaya ilustrasinya. Ketekunan Emma dalam ilustrasi membuahkan hasil manis. Tim Disney memintanya untuk membuat salah satu poster film terbaru Pixar, “Turning Red”. 

Perjalanan artistik Emma

Dalam wawancara dengan TFR, Emma menceritakan bahwa menggambar adalah hobinya sejak dini. Pengalaman mengamati salah satu pamannya yang merupakan seorang pelukis menjadi pemantik utama ketertarikan Emma dalam dunia seni. 

Emma memulai studinya di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada 2020. Kurikulum FSRD ITB mendorong Emma untuk mempelajari kemampuan-kemampuan dasar seni selama satu tahun pertama, sebelum memasuki program studi atau jurusan yang menjadi fokus praktiknya. Hal tersebut memberi rentang waktu yang tepat bagi Emma untuk melakukan eksplorasi dalam karyanya.

Pandemi yang melanda di tahun yang sama ketika Emma mulai memasuki bangku kuliah mendorongnya untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut dalam menemukan karakter ilustrasinya. Semenjak awal 2021, Emma mulai menekuni karakter ilustrasi digitalnya. Karakter ilustrasi Emma yang meriah, ceria, dan penuh warna serta detail mulai terbentuk sejak saat itu.

Pada tahun yang sama, Emma mengikuti kelas daring yang diselenggarakan oleh ilustra.see. Bimbingan dari Alnurul Gheulia dalam kelas turut berperan dalam pematangan gaya Emma. Tak diduga, pertemuan Emma dengan Alnurul di kelas membawanya pada kesempatan untuk mengilustrasikan buku anak dengan cerita dari Dwi Sasetyaningyas. 

Alnurul Gheulia, Emma, Turning Red

Foto: Salah satu tugas Emma dalam kelas bersama Alnurul Gheulia

Garapan ilustrasi buku anak pertama Emma, “Buku Petualangan Rima dan Rimba: Ramuan Ajaib Penyelamat Negeri”, lahir beberapa bulan setelahnya. Buku ini tak hanya menjadi kesempatan bagi Emma untuk mengilustrasikan buku anak. Dalam unggahan Instagramnya, buku ini tidak hanya berisi cerita petualangan, tetapi juga menyampaikan nilai kepedulian terhadap lingkungan. Hal tersebut menjadikan Emma tertarik kepada isu lingkungan.

Emma, illustrator Turning Red poster, first storybook, ramuan ajaib penyelamat negeri, ITB

Foto: Ilustrasi Emma untuk “Buku Petualangan Rima dan Rimba: Ramuan Ajaib Penyelamat Negeri

Emma senang berpetualang untuk mendapatkan pengalaman baru yang berhubungan dengan seni, budaya, dan alam. Ia berharap melalui ilustrasi-ilustrasi yang dibuatnya, suatu hari ia dapat memberikan pengaruh dan manfaat bagi publik. Harapan ini disalurkan melalui Ilustrasi yang memanjakan mata dan kaya akan pesan dan cerita.

Kita dapat melihat perkembangan karakter ilustrasi Emma dalam karya-karya selanjutnya. Salah satunya adalah ilustrasi berjudul “Nursing Home”, proyek kolaborasi untuk kalender tahun 2022 yang dikeluarkan Ayo Dongeng Indonesia. Kolaborasi tersebut meyakinkan Emma akan ketertarikannya untuk menggambar karakter anak-anak.

Foto: Ilustrasi Emma untuk kalender Ayo Dongeng Indonesia Tahun 2022

Perjalanan mencapai “Turning Red

Kesempatan yang tak diduga ini datang pada awal 2022. Kala itu, Scopio Images menghubungi Emma melalui pesan pribadi Instagram untuk memberikan tawaran kerja sama dalam penggarapan poster film “Turning Red”.

Scopio Images, yang merupakan wadah penjualan NFT dengan fokus fotografi, telah bekerjasama dengan Disney untuk membangun kolaborasi bersama ilustrator-ilustrator untuk membuat poster film tersebut. Tawaran ini tentunya disambut baik oleh Emma. 

Scopio Images menyampaikan pada Emma bahwa mereka menemukan karyanya melalui Instagram. Ilustrasi-ilustrasi yang telah diunggah Emma dinilai memiliki kecocokan dengan apa yang dicari oleh tim Disney.

Mengutip dalam unggahan akun resmi FSRD ITB di Instagram, Emma mengaku merasa sangat terhubung dengan tokoh utama film “Turning Red”. 

“Sebagai Chinese Asian, aku sangat menyukai film ini karena Pixar ‘Turning Red’ mengangkat cerita yang sangat relatable berhubungan dengan penerimaan diri, persahabatan, dan hal-hal yang kita semua alami saat menginjak usia remaja,” ujar Emma.

Beberapa tahapan dilalui Emma dalam proses pembuatannya. Salah satu di antaranya adalah pendalaman cerita yang berusaha disampaikan oleh film animasi tersebut. Proses tersebut menghasilkan gambar yang menampilkan tiap karakter-karakter penting dalam film “Turning Red”. Mei, sang tokoh utama, menjadi fokus dalam poster ini. Emma menonjolkan budaya oriental yang kental diceritakan pada film dengan baik.

Emma menyatakan kekagumannya terhadap tim Disney yang kooperatif selama proses pembuatan poster. Tenggat waktu yang pas dan tahap tinjauan yang sistematis membuat Emma menikmati setiap proses pengerjaannya.

Pengaruh capaian Emma terhadap DKV ITB

TFR mendapat kesempatan untuk mewawancarai Banung Grahita, Kepala Program Studi DKV ITB, mengenai capaian Emma. Banung mengekspresikan rasa bangga terhadap mahasiswinya tersebut. Terlebih lagi, hal tersebut mencerminkan apresiasi dan pengakuan dari industri kreatif internasional terhadap karya Emma.

Banung mengakui bahwa prestasi yang diraih Emma menjadi pengingat untuk memperkuat kurikulum yang telah dibangun oleh DKV ITB. Pasalnya, skema kurikulum yang berjalan selama ini membayangkan bahwa kesiapan mahasiswa/i untuk mencicipi pekerjaan dalam industri kreatif baru akan tercapai ketika memasuki tingkat tiga masa kuliah.

Namun, beberapa tahun terakhir ini, terutama setelah pandemi melanda, keterampilan para mahasiswa DKV ITB, terutama dalam ilustrasi digital, kian hari kian meningkat.

“Ini jadi masukan juga sebenarnya untuk Prodi, menu kuliah dalam kurikulum yang dibangun membayangkan bahwa yang mampu untuk magang di tingkat tiga. Tapi ternyata di tingkat dua, sudah mampu untuk mencapai tingkat ini. Mungkin ke depan menjadi peluang untuk bisa memperkaya materi di tingkat dasar sehingga eksplorasi mahasiswa bisa lebih jauh,” ungkap Banung. 

Ia menambahkan, selama ini ITB telah memberi dukungan bagi mahasiswanya untuk mengembangkan prestasi non-akademik. Hal ini turut didukung oleh program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang memberikan kesempatan bagi prestasi non-akademik untuk dapat dikonversi ke bentuk nilai.

Perjalanan masih panjang

Bagi Emma, kesempatan yang didapatkannya menandakan awal dari perjalanan panjang menuju impian dan tujuannya; salah satunya adalah untuk dapat bekerja di Disney.

Ke depan, Emma akan terus mendedikasikan diri untuk mengembangkan ilustrasinya. Ia pun mengakui bahwa setiap pelajaran yang ia dapatkan di kampus membantunya untuk membangun pemahaman terhadap praktik yang Ia lakukan. Emma merasa semangat untuk menyambut kesempatan-kesempatan lain yang menunggunya di masa depan.