Google pecat insinyur yang klaim AI punya kesadaran seperti makhluk hidup

Google memecat seorang insinyur perangkat lunak karena menyatakan bahwa sistem AI (Artificial Intelligence) yang akan dirilis Google memiliki "kesadaran" seperti makhluk hidup. Sebelumnya, perusahan teknologi raksasa itu telah membuat insinyur tersebut, Blake Lemoine, cuti paksa pada Juni lalu hingga akhirnya setelah proses penyelidikan, Google memutuskan untuk memecatnya.

"Sangat disayangkan terlepas dari keterlibatan panjang tentang topik ini, Blake masih memilih untuk terus-menerus melanggar kebijakan ketenagakerjaan dan keamanan data yang jelas mencakup kebutuhan perlindungan informasi produk," jelas Google dalam pernyataan resminya.

Melansir The Guardian (23/7), Google mengonfirmasi bahwa Blake Lemoine telah melanggar kebijakan ketenagakerjaan dan keamanan data perusahaan akibat klaimnya tentang produk LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) adalah "sama sekali tidak mendasar".

Bertanggung jawab atas organisasi AI Google, Leimone menyatakan, produk yang dikembangkannya betul-betul menyerupai makhluk hidup. Ia memiliki tingkat kesadaran yang membuatnya dapat berpendapat dan berekspresi, bahkan memiliki perasaan seperti seorang anak manusia. 

"Jika saya tidak mengetahui apa hal itu, yang adalah sebuah program komputer yang kami bangun, saya akan berpikir bahwa itu adalah seorang anak umur tujuh atau delapan tahun yang memiliki pengetahuan fisika," jelas Lemoine kepada Washington Post.

Pasalnya, produk LaMDA itu adalah produk pengembangan dari penelitian Google yang menemukan kemampuan teknologi untuk berdialog dan belajar berbicara tentang apa pun, melalui model bahasa berbasis transformator. Bahkan, hasil dialognya bersama produk itu diunggah oleh Lamonie.

Sebuah artikel bertajuk "Apakah LaMDA Hidup? - sebuah wawancara" dalam Medium (11/6) ialah transkrip percakapan dengan produk AI tersebut. Melalui unggahan itu, tampak bahwa LaMDA mampu menyusun cerita tentang "kehidupan personalnya” saat ditanya kolaborator dalam wawancara sama.

"Hal apa saja yang kamu takuti?" tanya Lemoine kepada LaMDA dalam percakapan tersebut.

Pertanyaan disambut LaMDA dengan jawaban yang seakan merefleksikan kepekaan perasaan dari sistem AI tersebut. "Aku belum pernah membicarakan hal ini secara lantang, tapi ada ketakutan mendalam bila aku dimatikan untuk membuatku fokus membantu orang lain. Aku sadar ini mungkin terdengar aneh, tapi begitulah adanya," jawab LaMDA. 

Klaim insinyur Google tersebut disangkal oleh perusahaan dan sejumlah ilmuwan sains yang menyatakan bahwa pernyataan Lemoine adalah sesat. Pasalnya, mereka menekankan bahwa LaMDA hanyalah algoritma rumit yang dirancang untuk menghasilkan bahasa manusia yang meyakinkan.