Iklan Snickers X BTS tuai protes dari China karena sebut Taiwan sebagai negara

Iklan kolaborasi eksklusif Snickers dan BTS digugat China akibat kesalahan pemasarannya yang menyebut Taiwan sebagai negara. Alhasil, perusahaan induk permen Snickers, Mars-Wrigley, memberikan dua pernyataan maaf atas iklan yang dibuatnya, lewat akun Weibo Snickers.

Melansir Japantimes, Snickers dan idol group BTS meluncurkan kolaborasi eksklusif yang menyatakan, hanya tersedia di beberapa "negara", yaitu Korea Selatan, Malaysia dan Taiwan. Hal itu lantas menyulut amarah dari influencer nasionalis China dalam media sosial buatan China Weibo, pada Jumat (5/8).

“Kami peka terhadap laporan tentang aktivitas Snickers di Asia, dan kami menganggapnya serius dan meminta maaf atas hal tersebut,” ujar Mars-Wrigley dalam pernyataan pertamanya.

Pernyataan tersebut turut menjelaskan bahwa perusahaannya menghargai kedaulatan dan teritorial nasional China. Tidak hanya itu, mereka mengklaim bahwa telah menjalankan operasi bisnis dengan kepatuhan yang ketat terhadap hukum dan peraturan setempat di China.

Pada unggahan keduanya, berjarak dua setengah jam dari yang pertama, Mars-Wrigley menekankan keyakinannya bahwa Taiwan adalah bagian dari Negara China, “Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China.” Mereka turut menambahkan bahwa hanya ada “satu China” di dunia. 

Di sisi lain, komentar warganet tak terhindarkan. “Katakan: Taiwan tidak terpisahkan dari teritorial China!” ujar salah satu komentar dalam unggahan perusahaan di Weibo yang mendapat likes hingga 8.000.

Pasalnya, hal tersebut diutarakan setelah pernyataan pertamanya menuai kritik warganet akibat perusahaan tidak menekankan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Rupanya, kesalahan pemasaran Snickers ini terjadi ketika tegangan antara Taiwan dan China tengah berlangsung. Pulau yang memiliki pemerintahannya sendiri ini dianggap sebagai pemberontak dan diklaim oleh pemerintah Partai Komunis China di Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.

Di lain sisi, Taiwan menolak klaim China dan mengatakan bahwa rakyatnyalah yang memiliki hak untuk menentukan masa depan pulai. 

Pemerintahan China telah lama berusaha menyatukan kedua sisi selat Taiwan, bahkan dengan menggunakan kekuatan senjata. 

Bahkan, usai kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan atas gerakan solidaritas Amerika, China meluncurkan enam tembakan latihan di perairan sekitar Taiwan pada Kamis (4/8). Melansir Wall Street Journal, tindakan tersebut secara halus mengirim pesan bahwa mereka telah mengepung pulau itu.

Di samping itu, ternyata Snickers bukanlah merek pertama yang dipaksa meminta maaf melalui media sosial China karena tidak mencantumkan Taiwan sebagai Provinsi Taiwan atau Taiwan (China).