Perluas audiens, IFI gelar Festival Sinema Prancis 2022 secara hybrid

Lembaga kebudayaan Institut Français Indonésie (IFI) kembali menggelar Festival Sinema Prancis (FSP) yang ke-24 dengan mengusung tema generasi pada 6-21 Oktober 2022 mendatang.

Pasalnya, Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis Charlotte Ensou yang mengepalai proyek FSP ungkap, sepanjang perjalanan beragam transformasi dilalui festival yang digagas sejak 1996 ini.

Salah satunya adalah selama pandemi, di mana FSP 2021 terpaksa digelar sepenuhnya secara daring (online) dan ternyata malah berhasil menggaet audiens terbanyak mencapai 25 ribu penonton.

Hingga akhirnya tahun ini, untuk pertama kalinya FSP memutuskan untuk hadir dengan format hybrid yakni secara luring dan daring, demi memperluas audiens sinema Prancis di tanah air. 

Nantinya, 19 film di antara film kurasi FSP akan diputar di 21 lokasi yang tersebar di 13 kota, mulai 6 hingga 14 Oktober. Beberapa di antaranya di Jakarta, Bandung, Pontianak, Kendari, hingga Ambon.

Sedangkan, lima film pilihan lainnya dapat dinikmati melalui platform video on demand MOLA, pada 14-21 Oktober. Baik luring atau daring, penonton dapat menikmatinya tanpa dipungut biaya sepeser pun. 

Menurut Ensou dalam jumpa pers (26/9), FSP yang digagas IFI dan Kedutaan Prancis ini dirancang untuk dapat diakses dengan mudah demi mengenalkan film Prancis kepada masyarakat Indonesia.

“Akses dalam budaya di Prancis sangat penting. Tujuan kami adalah (agar) film Perancis dapat dinikmati publik seluas-luasnya,” tutur Ensou.

Pasalnya, menurut Ensou, ternyata film Prancis berjumlah 0,2% dari seluruh film yang ditayangkan di Indonesia. Maka, festival ini menjadi penting untuk membangun kepekaan terhadap film terbaik pilihan.

Di sisi lain, tema generasi yang dipilih FSP tahun ini, ternyata memiliki misi untuk membangun harapan positif bagi generasi muda dalam menghadapi beragam krisis, seperti perubahan iklim. “Demi membawa pesan harapan,” ujar Charlotte Ensou.

Ensou menambahkan, tema generasilah yang membangun keragaman genre dalam FSP 2022. Mulai dari fiksi, serial, pendek, hingga animasi dapat kita jumpai selama pemutaran. Seperti film  “Petite Fille” (2020) karya Sébastien Lifshitz, “À l’abordage” (2020) dari Guillaume Brac, hingga “Nine Meuf/Nine Women” (2021) karya Emma de Caunes. 

Meski begitu, dalam kesempatan yang sama, penanggung jawab FSP 2022 Anindhita Ayodya mengungkapkan bahwa dokumenter menjadi titik fokus utama FSP 2022. 

“Fokus tahun ini kepada industri (film) dokumenter, makanya ada diskusi tentang dokumenter dan eksperimental, (untuk membahas) peluang dan tantangan industri dokumenter,” tutur Anindhita.

Maka film dokumenter “ANIMAL” (2021) karya Cyril Dion dipilih menjadi gambar gerak pembuka FSP 2022 pada 6 Oktober mendatang. Film pilihan Cannes Film Festival 2021 itu menceritakan perjalanan dua remaja yang mencari jawaban atas krisis iklim yang melanda generasi hari ini dan masa depan. 

Fokus terhadap dokumenter turut dituangkan melalui dua diskusi tentang tata cara dan tantangan dalam industri film dokumenter, pada 15 Oktober. Sedangkan empat diskusi lain berkisar pada tema perempuan dalam dunia film dan peran musik dalam gambar gerak, yang akan berlangsung pada 11 dan 14 Oktober.